Mohon tunggu...
Chaerol Riezal
Chaerol Riezal Mohon Tunggu... Sejarawan - Chaerol Riezal

Lulusan Program Studi Pendidikan Sejarah (S1) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Program Studi Magister Pendidikan Sejarah (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan saat ini sedang menempuh Program Studi Doktor Pendidikan Sejarah (S3) Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang hobinya membaca, menulis, mempelajari berbagai sejarah, budaya, politik, sosial kemasyarakatan dan isu-isu terkini. Miliki blog pribadi; http://chaerolriezal.blogspot.co.id/. Bisa dihubungi lewat email: chaerolriezal@gmail.com atau sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menelusuri Akar Kebangkitan Harian Serambi Indonesia Pasca Mega Musibah Aceh

1 Januari 2018   14:58 Diperbarui: 2 Januari 2018   14:43 2783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Halaman Depan Kantor Pusat Harian Serambi Indonesia setelah dihantam Gempa dan Tsunami yang terletak di Desa Baet, Aceh Besar. Sumber: https://penaalfath.wordpress.com

Keesokan harinya sejarah itu berlanjut. Serambi Indonesia resmi diterbitkan kembali pada hari Sabtu tanggal 1 Januari 2005 dengan menggunakan mesin percetakan jarak jauh di Kota Lhokseumawe. Surat kabar itu dicetak dalam jumlah halaman yang terbatas dan dibagikan secara gratis hingga 7 Januari 2005. Serambi Indonesia pun mengunjungi pembacanya. Tepat pada pukul 10.00 WIB koran itu sampai ke markas sementara di Banda Aceh.

Cover depan Harian Serambi Indonesia terbitan 1 Januari 2005 setelah sebelumnya sempat tidak terbit selama lima hari akibat gempa dan tsunami. Sumber: menatapaceh.com
Cover depan Harian Serambi Indonesia terbitan 1 Januari 2005 setelah sebelumnya sempat tidak terbit selama lima hari akibat gempa dan tsunami. Sumber: menatapaceh.com
Dan jangan lupakan juga bahwa sebelum Serambi Indonesia mendapat kiriman bantuan dari KKG dan terbit kembali secara utuh pada tanggal 1 Januari 2005, Harian Kompas di Jakarta menyediakan "halaman cangkok" Serambi Indonesia pada edisi 28-31 Desember 2004.

Sebagai bukti romantisme sejarah, replikan koran Serambi Indonesia terbitan 1 Januari 2005 itu terpampang di tembok menuju ruang newsroom kantor pusat Serambi Indonesia di Desa Meunasah Manyang PA, Ingin Jaya, Aceh Besar. Koran itu memasang berita tentang Wabah Kolera Ancam Pengungsi, Awas Maling, SBY Kerja Keras Tangani Aceh, Tidak Ada Tanda Kehidupan di Mabes Serambi, Pengumuman Pimpinan Serambi, dan sebagainya.

Replika koran itu akan menajdi epos yang terus dikenang. Dan cukup dengan replika koran itu pula, awak redaksi dan manajemen Serambi Indonesia dapat menceritakan kepada anak cucu dan masyarakat luas dengan penuh emosional bagaimana kami menghidupkan kembali Harian Serambi Indonesia setelah dihantam mega musibah gempa dan tsunami Aceh.

***

Musibah itu memang menyisakan duka yang mendalam bagi Serambi Indonesia. Tapi dari situlah Serambi Indonesia belajar bagaimana melalui prahara yang sedang dihadapi. Serambi Indonesia pun berhasil bangkit untuk kesekian kalinya. Banyak yang memuji keberhasilan Serambi Indonesia dalam upaya menerbitkan kembali koran yang sempat hilang selama lima hari. Namun, tidak sedikit juga yang berpendapat bahwa keberhasilan Serambi Indonesia itu tidak terlepas dari bantuan Kompas yang mengirim tenaga kerja untuk menambah kekuatan Serambi Indonesia.

Namun mengatakan akar keberhasilan Serambi Indonesia hanya sebatas dari bantuan Kompas saja, khususnya di awal tahun 2005, ternyata tidak sepenuhnya benar. Dan bahkan kiriman bantuan Kompas itu bukanlah sebagai faktor utama atas keberhasilan Serambi Indonesia bangkit dari prahara tsunami Aceh. Karena sebenarnya, Serambi Indonesia sukses bangkit karena Serambi Indonesia mempunyai mesin percetakan jarak jauh di Lhokseumawe yang didirkan sebelum terjadinya gempa dan tsunami Aceh.

Ada peran penting Lhokseumawe dalam masa kebangkitan Serambi Indonesia pascatsunami. Serambi Indonesia juga berhasil menyelamatkan aset berharga di Desa Baet, memanfaatkan kekuatan yang tersisa dan tambahan tenaga dari KKG. Selain itu, kehadiran pimpinan Harian Serambi Indonesia seperti Sjamsul Kahar, Mawardi Ibrahim, Akmal Ibrahim dan sebagainya, juga dapat memacu etos kerja para wartawan dan manajemen Serambi Indonesia. Lebih jauh lagi, Sjamsul Kahar selaku Pemimpin Umum Serambi Indonesia memberi leluasa kepada para wartawan untuk membangkitkan kembali koran Serambi Indonesia di Lhokseumawe.

Singkatnya, Pimpinan Serambi Indonesia bersama para wartawannya dan KKG berhasil menerbitkan kembali surat kabar Harian Serambi Indonesia pada 1 Januari 2005, seperti yang di ucapakan oleh Pemimpin Umum Serambi Indonesia, "Meski kami kehilangan yang luar biasa, namun kami menguatkan hati untuk tetap menyambangi pembaca," kata Sjamsul Kahar, mengutip wawancaranya dengan berbagai media massa. Selanjutnya apa yang terjadi? Dan tercenganglah dunia.

Megahnya Kantor Pusat Harian Serambi Indonesia yang terbaru terletak di Desa Meunasah Manyang PA, Ingin Jaya, Aceh Besar. Sumber: deskgram.org/serambitv/
Megahnya Kantor Pusat Harian Serambi Indonesia yang terbaru terletak di Desa Meunasah Manyang PA, Ingin Jaya, Aceh Besar. Sumber: deskgram.org/serambitv/
Kini, sudah 13 tahun Serambi Indonesia berdiri tegak di Aceh semenjak terbit kembali pada 1 Januari 2005. Tentu saja Serambi takkan pernah melupakan tragedi yang menimpa Aceh di penghujung tahun 2004. Karenanya, untuk mengenang hari kebangkitan Serambi Indonesia dalam tragedi itu, dari tahun ke tahun Serambi Indonesia selalu membuat berita dan rubrik opini untuk mengenang mega musibah Aceh bernama gempa dan tsunami.

Segala macam cerita, kisah sedih dan kesaksian mengenai tragedi kemanusiaan Aceh itu terus ditransmisikan kepada generasi bangsa setiap momen peristiwa itu tiba, dan dengan cara seperti itulah masing-masing dari kita diingatkan ke dalam narasi utuh tentang gempa dan tsunami Aceh lewat Harian Serambi Indonesia. Semoga!

Solo, 1 Januari 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun