Mohon tunggu...
Chaerol Riezal
Chaerol Riezal Mohon Tunggu... Sejarawan - Chaerol Riezal

Lulusan Program Studi Pendidikan Sejarah (S1) Universitas Syiah Kuala Banda Aceh, Program Studi Magister Pendidikan Sejarah (S2) Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan saat ini sedang menempuh Program Studi Doktor Pendidikan Sejarah (S3) Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang hobinya membaca, menulis, mempelajari berbagai sejarah, budaya, politik, sosial kemasyarakatan dan isu-isu terkini. Miliki blog pribadi; http://chaerolriezal.blogspot.co.id/. Bisa dihubungi lewat email: chaerolriezal@gmail.com atau sosial media.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Golongan Intelektual Muda Indonesia di Masa Belanda (Bagian Pertama)

18 Januari 2017   17:55 Diperbarui: 18 Januari 2017   18:57 9791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Awal abad ke-20 dalam sejarah Indonesia dikenal sebagai periode kebangkitan nasional. Pertumbuhan kesadaran yang menjiwai proses itu menurut bentuk manifestasinya telah melalui langkah-langkah yang wajar, yaitu mulai dari lahirnya ide emansipasi dan liberal dari status serba terbelakang, baik yang berakar pada tradisi maupun yang tercipta oleh situasi kolonial. Kemudian segera menyusul ide kemajuan beserta cita-cita untuk meningkatkan taraf kehidupan bangsa Indonesia. Ide-ide yang muncul tersebut akan melandasi pergerakan oragnisasi-organisasi yang tumbuh dan berkembang pada masa itu. Bahkan masing-masing organisasi memiliki dasar dan ideologi yang dapat memperkuat kedudukan maupun perjuangannya. Ideologi-ideologi yang muncul dan berkembang pada masa pergerakan nasional Indonesia antara lain, ideologi liberalisme, nasionalisme, komunisme, demokrasi, pan-islamisme, dan sebagainya.

Pada awal ke-20, pemimpin-pemimpin Indonesia sadar bahwa perlawanan bersenjata tidak akan berhasil. Apalagi jika perlawanan itu bersifat kedaerahan (bukan berarti hal ini menyampingkan peran daerah-daerah). Rasa persatuan dan kebangsaan mulai berkembang. Suku-suku bangsa Indonesia sama-sama menderita di bawah penjajahan. Penderitaan yang sama itu menimbulkan rasa persatuan. Merekapun sadar bahwa mereka adalah satu bangsa dan mempunyai satu tanah air. Penjajahan Belanda tidak lagi dilawan dengan kekuatan senjata, tetapi dengan kekuatan politik. Disamping itu, dilakukan juga usaha memajukan pendidikan, meningkatkan ekonomi rakyat, dan mempertahankan kebudayaan. Seluruh rakyat diikutkan dalam perjuangan. Mereka berhimpun dalam berbagai organisasi.

Pergerakan nasional lahir dari penderitaan rakyat. Bangsa Indonesia terbelakang disemua bidang. Mereka miskin, ekonominya dikuasai bangsa asing. Orang Indonesia pun hidup dengan biaya 2.5 sen setiap hari. Di bidang pendidikan pun Indonesia tertinggal. Sebagian rakyat masih buta huruf. Jumlah sekolah lebih sedikit dibandingkan jumlah penduduk. Lagi pula tidak semua orang bebas memasuki sekolah. Rakyat biasa hanya bisa memasuki memasuki sekolah rendah pribumi. Murid-murid diajar hanya sekedar membaca, menulis dan berhitung, setelah tamat mereka diangkat sebagai pegawai rendah dengan gaji yang kecil. Pendidikan yang memakai sistem barat hanya boleh diikuti oleh anak pegawai yang bergaji besar, anak bangsawan atau anak orang kaya. Rakyat tidak mempunyai tempat untuk mengadukan nasib. Penguasa-penguasa pribumi tidak berkuasa lagi. Raja-raja dan para bupati hanya memerintah sesuai dengan kehendak Belanda. Bahkan,banyak diantaranya dijadikan alat untuk menindas rakyat.

Dalam keadaan seperti itu, golongan pelajar tampil kemuka. Mereka adalah orang-orang Indonesia yang mendapat pendidikan Barat. Mereka mempelopori dan memimpin pergerakan nasional. Mereka berjuang di berbagai bidang. Ada yang berjuang di bidang politik, ekonomi, maupun di bidang pendidikan. Tujuan perjuangan itu satu, yakni mencapai kemerdekaan bangsa dan tanah air.

Peristiwa-peristiwa di dalam negeri berpengaruh pula terhadap Pergerakan Nasional. Peristiwa itu antara lain kemenangan Jepang dalam perang melawan Rusia pada tahun 1905, Jepang bangsa Asia sedangkan Rusia bangsa Eropa (Barat). Kemenangan Jepang itu membuktikan bahwa bangsa Asia bisa mengalahkan bangsa Eropa. Revolusi China dan gerakan nsional India dan Filipina, juga ikut mempengaruhi pergerakan nasional Indonesia. Revolsi China meletus pada tahun 1911. Golongan nasionalis China berhasil mengalahkan Dinasti Manchu yang sudah lama menguasai negeri China. Dinasti Manchu bukan orang China asli. Di India terjadi gerakan nasional menentang penjajahan Inggris. Pemimipin terkemuka India adalah Mahatma Gandhi sebagai pelopornya. Semantara di Filipina terjadi pula gerakan nasional yang menentang penjajahan Spanyol.

Dengan berkembangannya pergerakan nasional diberbagai daerah di Asia maupun di Afrika, tentu sangat berpengaruh sangat besar terhadap perjuangan rakyat Indonesia di dalam menentang kekuasaan kolonial Belanda. Gerakan-gerakan ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi modern yang didirikan oleh kalangan terpelajar. Tujuan akhir dari setiap organisasi pergerakan rakyat Indonesia adalah terlepas dari kekuasaan penjajahan koonial Belanda atau memerdekakan bangsa Indonesia. munculnya pergerakan rakyat Indonesia ditandai dengan berdirinya organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) yang mulai khawatir terhadap keberadaan pedagang asal China di Indonesia yang semakin marak. Kemudian organisasi Sarekat Dagang Islam (SDI) ini berubah menjadi organisasi Sarekat Islam (SI). Lalu berdiri Boedi Oetomo tanggal 20 Mei 1908, dan kemudian diikuti oleh berdirinya oragnisasi-organisasi pergerakan nasional yang terus bermunculan, termasuk berdirinya organisasi pergerakan atau sayap organisasi yang diperuntukkan khusus bagi perempuan. Berdirinya organisasi-organisasi tersebut, bak jamur yang tumbuh dimusim hujan, adalah suatu hal yang benar-benar baru yang terjadi di Indonesia diawal abad ke-20.

Maka dari itu, dalam tulisan ini, ketika membicarakan masalah sejarah pergerakan nasional Indonesia, penulis tidak akan membahas soal pro dan kontra terkait masalah Hari Kebangkitan Nasional yang diambil dari tanggal lahirnya organisasi pergerakan nasional Boedi Oetomo; 20 Mei 1908. Kita tentu bisa membicarakannya di lain waktu, atau saling mengirimkan sebuah tulisan baik melalui email maupun terbitan media massa lainnya.

***

Masa pergerakan merupakan sebuah fase yang lebih mementingkan strategi pemikiran dalam mencapai tujuan Indonesia merdeka. Masa pergerakan bisa dikatakan sebagai awal tumbuhnya kesadaran nasionalis yang ada dalam setiap jiwa masyarakat Indonesia, bahwa mereka (tokoh-tokoh daerah) tidak sendiri dalam menghadapi cengkraman kolonial Belanda. Pergerakan nasional merupakan titik puncak masyarakat Indonesia yang sudah cerdas dan tercerahkan serta telah mencapai kesempurnaan dalam pola pikir dimana mereka sadar bahwa untuk mencapai Indonesia merdeka tidak hanya dengan cara otot, tetapi juga dengan jalan organisasi masa.

Pergerakan nasional terdiri dari beberapa fase: yang pertama fase masa perkembangan. Fase ini merupakan awal terbentuknya organisasi-organisasi yang menjadi pelopor masuknya perjuangan bangsa Indonesia pada masa pergerakan. Meskipun secara umum tujuan organisasi pada masa ini masih tertuju pada kebudayaan dan pendidikan. Fase kedua adalah masa radikal, fase ini ditandai dengan munculnya organisasi-organisasi yang sudah jelas menginginkan Indonesia merdeka dan bertindak Non-Kooperasi terhadap pemerintah kolonial Belanda. Puncaknya pada tahun 1926 ketika terjadi pemberontakan Partai Komunis Indonesia. Fase yang terakhir adalah masa bertahan. Masa ini muncul karena kondisi ekonomi dunia kacau balau, karena terjadi peristiwa Malaise di Amerika Serikat pada tanggal 8 Oktober 1929. Fase ini merupakan fase yang lebih banyak mendirikan fraksi-fraksi nasional dan gabungan partai politik, serta beberapa tuntutan yang diajukan kepada pemerintah Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun