Mohon tunggu...
Chantika Radha
Chantika Radha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Jakarta, Angkatan 2021

nice to meet you!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Keberhasilan Pandawara Group sebagai Contoh Pemuda untuk Ikut Berperan dalam Melestarikan Lingkungan di Indonesia

14 Desember 2023   21:08 Diperbarui: 14 Desember 2023   21:29 597
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Pandawara Group terbentuk karena  keresahan mengenai tempat tinggal mereka yang seringkali terdampak bencana banjir, sehingga  mereka mencari tahu penyebab terjadinya banjir dan menemukan akar permasalahannya adalah  disebabkan oleh kondisi sungai yang dipenuhi oleh tumpukan sampah yang berasal dari limbah  sampah perumahan-perumahan lain yang mengalir hingga sungai tersebut meluap dan terjadi  banjir. Akhirnya, mereka melakukan pergerakan dalam membersihkan kondisi sungai dari limbah  sampah tersebut, sehingga memberikan dampak positif di lingkungan sekitar. Aksi pergerakan  yang dilakukan diunggah di akun media sosial mereka di Tiktok dan Instagram bernama, @pandawaragroup. 

Pandawara Group dapat dikatakan sebagai content creator karena mereka mengunggah aksi  gerakan sosial dalam bentuk video singkat yang kreatif, informatif, dan edukatif pada platform media sosial, yaitu Tiktok dan Instagram. Saat ini, Tiktok dan Instagram merupakan platform yang  paling populer digunakan oleh semua kalangan terutama pemuda. Hal ini membuktikan bahwa Pandawara Group memanfaatkan perkembangan teknologi untuk membagikan aksi kegiatan sosial  dalam menangani isu lingkungan dan berinteraksi pada masyarakat luas, sehingga Pandawara  Group berharap aksi gerakan sosial yang dilakukannya dapat menyadarkan masyarakat untuk  bertanggung jawab dan berperan aktif terhadap isu lingkungan. 

Jika, semakin sering masyarakat  menonton konten Pandawara Group, maka semakin besar kemungkinan terbentuknya sikap dan  keinginan untuk melakukan hal-hal yang terdapat dalam konten tersebut, sehingga keberhasilan mereka akan diterima dan mendapatkan dampak nilai-nilai positif oleh masyarakat. Pandawara  Group menunjukan konsistensi konten-konten yang dilakukan sesuai dengan informasi profil di  akun media sosial mereka, yaitu "not cleaning but reducing" yang memiliki arti bahwa mereka  tidak bisa membersihkan 100%, tetapi setidaknya dapat mengurangi permasalahan isu lingkungan  terutama sampah di lingkungan masyarakat. Sudah dijelaskan dalam UU No. 18 Tahun 2008 mengenai Pengelolaan Sampah menjelaskan bahwa setiap individu atau warga negara memiliki  hak dan kewajiban dalam pengelolaan sampah. Oleh karena itu, Pandawara Group berhasil  menyampaikan informasi dan edukasi yang dapat memotivasi masyarakat khususnya pemuda  dalam ikut serta bergabung dalam aksi gerakan sosial. 

Melihat Pandawara Group memanfaatkan peluang di media sosial memberikan motivasi  untuk para pemuda bahkan influencer pemuda ikut mendukung dan berkontribusi bahkan  berkolaborasi, sehingga meningkatkan kampanye mengenai isu lingkungan. Masyarakat dan pemerintah ikut turut andil dalam melakukan kolaborasi yang kuat antara semua pihak bukan  hanya memperluas informasi mengenai permasalahan isu lingkungan, tetapi juga memberikan  inspirasi untuk berpartisipasi dalam menangani permasalahan ini. 

Pemerintah tidak lagi bisa  menutup mata menangani permasalahan isu lingkungan yang tidak pernah diselesaikan karena Pandawara Group sudah membuka jalan untuk pemerintah lebih siap dan serius menangani  permasalahan ini. Pesan-pesan dari konten Pandawara Group mengenai kampanye permasalahan  isu lingkungan tidak hanya sekadar memberikan informasi, tetapi juga membangun kesadaran dan  merangsang tindakan nyata menuju perubahan yang lebih baik. Pandawara Group sudah berhasil  membersihkan lingkungan di beberapa tempat di Indonesia, antara lain Pantai Loji di Sukabumi,  Pantai Labuan di Banten, Pantai Sukaraja di Bandar Lampung, Pemukiman Terapung Kampung  Nelayan di Makassar, dan lain-lain. 

Keseriusan Pandawara Group tidak hanya memberikan konten yang informatif dan edukatif  kepada masyarakat, tetapi juga mereka masih mau menerima dan mempelajari informasi yang  beredukasi untuk pengetahuan dan wawasan mereka. Pandawara Group mengunjungi negara yang  melakukan proses pengelolaan sampah terbaik di dunia, yaitu di Denmark. Copenhill atau Amager Bakke adalah tempat pengelolaan sampah yang memiliki fasilitas untuk menangani emisi karbon  yang meningkat di dunia dengan mengkonversi 440.000t limbah sampah menjadi tenaga listrik  untuk 150.000 rumah yang ada di Copenhagen, Denmark. 

Tindakan Pandawara Group membentuk  identitas mereka sebagai respons terhadap nilai dan norma sosial yang akan mengalami terjadinya perubahan sosial, ketidakpuasan terhadap sistem yang ada, dan keinginan untuk mengekspresikan  kebebasan pemuda. Fenomena ini dapat dilihat dari Teori Subkultur menurut Talcott Parsons  dalam Teori Fungsionalisme yang menjelaskan bahwa pemuda dalam tahap transisi dari anak-anak  menuju dewasa memiliki ketegangan, akibat, dan dampak yang memiliki potensi untuk  melemahkan konsensus nilai, integrasi sosial, dan tatanan sosial yang berlaku di masyarakat. Sebenarnya, fenomena ini dapat dipertahankan dan dipandang sebagai bagian dari sistem sosial  dalam subkultur pemuda yang bertujuan untuk meminimalisir gangguan sosial dengan mendorong  integrasi sosial dan memperkuat konsensus mengenai nilai dan norma untuk tetap dalam tatanan  sosial yang ada, serta memberikan ruang publik untuk berekspresi. 

Hal ini berhubungan dengan  aksi gerakan sosial oleh Pandawara Group sebagai cara untuk mengatasi ketidakseimbangan atau  ketidakadilan yang terjadi dalam permasalahan isu lingkungan, sehingga mereka memberikan  informasi tersirat dalam meminimalkan dampak negatif dari permasalahan tersebut terhadap  masyarakat. Dalam teori ini, Pandawara Group dapat dianggap sebagai agent of change yang  berperan dalam menciptakan keseimbangan, stabilitas, dan membuka peluang untuk menyadarkan  masyarakat dalam permasalahan isu lingkungan yang ada di lingkungan masyarakat. Pandawara  Group memperlihatkan bahwa pemuda merupakan agent of change yang diharapkan terus membawa perubahan positif dalam masyarakat.

Kesimpulan 

Pandawara Group sebagai kelompok pemuda yang aktif menangani permasalahan isu  lingkungan dan membersihkan sampah di berbagai lokasi di Indonesia. Hal ini dapat  diinterpretasikan dalam Teori Subkultur menurut Talcott Parsons dalam Teori Fungsionalisme.  Pandawara Group secara tidak langsung memberikan mekanisme adaptasi terhadap  ketidakseimbangan dan tantangan lingkungan dalam masyarakat. Saat ini, kemajuan teknologi  sudah berkembang sangat pesat, sehingga Pandawara Group menjadikan teknologi untuk peluang  dalam menggunakan platform media sosial, yaitu Tiktok dan Instagram. 

Pandawara Group menunjukan sebagai kelompok pemuda yang tidak hanya memberikan informasi dan edukasi  kepada masyarakat, tetapi juga memanfaatkan peluang untuk memotivasi pemuda dan  membangun kesadaran akan permasalahan isu lingkungan. Selain itu, Pandawara Group masih  mau menerima dan mempelajari informasi yang beredukasi untuk pengetahuan dan wawasan  mereka dalam melakukan perjalanan ke Denmark untuk mempelajari sistem pengelolaan sampah  terbaik di dunia. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun