Jadi apa harapan yang lebih masuk akal? Perlu ada stimulus untuk spending. Saat ini, mayoritas pedagang adalah pedagang lokal, UMKM, hingga para survivor di atas itu. Bila biasanya kita menghabiskan uang di pusat perbelanjaan untuk membeli produk-produk impor, dana yang ada bisa digunakan untuk belanja produk lokal. Sudah pernah coba beli baju lebaran dari brand lokal di platform online? Sekarang bisa dicoba. Sudah coba ayam geprek model baru yang baru buka sebulan terakhir di dekat rumah? Sekarang bisa dicoba.
Kembali ke THR dan kenaikan gaji ASN. Dana publik adalah salah satu penggerak utama ekonomi. Dengan proyeksi pertumbuhan 2,3% di tahun 2020 ini meski dilanda Covid-19, pemerintah sendiri adalah satu-satunya harapan merealisasikan hal tersebut.Â
Prakiraan lain dari IMF menunjukkan angka yang lebih pesimis dengan menyatakan Indonesia hanya berpotensi merealisasikan pertumbuhan PDB sebesar 0,5% di tahun 2020. Bisa disyukuri karena ada negara lain yang realisasi PDB-nya diproyeksi minus sampai -6%. Namun masih ada negara di Asia Tenggara yang cukup berhasil mengatasi pandemi Covid-19 di wilayahnya dan diproyeksikan tumbuh di atas proyeksi Indonesia.
Sejarah mencatat bahwa Indonesia "selamat" dari gelombang krisis global beberapa tahun terakhir karena kekuatan UMKM. Tapi bila UMKM kita "kehilangan" pembeli karena kecenderungan penghematan pengeluaran rumah tangga dan ketiadaan stimulus belanja, pesimis bila mengharapkan UMKM bisa menyelamatkan pertumbuhan ekonomi negeri ini. Jadi, segera kucurkan THR para ASN dan naikkanlah gaji mereka. Saat ini, suka tidak suka, sadar tidak sadar, belanja rumah tangga merekalah yang bisa diharapkan menjadi penggerak ekonomi di masa pandemi ini.
NB: Artikel ini telah ditayangkan pula di Locita.co dengan judul yang sama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H