Mohon tunggu...
Salsabilla Tiar Pangesti
Salsabilla Tiar Pangesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Malang

Hobi Menulis dan Belajar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyambut Maulid Nabi 4 Santri Asal Kediri Mengikuti Serangkaian Tradisi Takiran Ingkung di Masjid Al-Mutahin

29 September 2023   22:30 Diperbarui: 29 September 2023   23:03 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Kegiatan 4 Santri di Desa Tulakan, Pacitan, Jawa Timur. 

[Rabu, 27 September 2023]. Sebanyak 4 santri Pondok Pesantren Darussalam Kediri yang terdiri dari Mas Ulul, Mas Saiku, Mas Rhoziqin, dan Mas Qobir berada di Desa Tulakan, Pacitan, Jawa Timur untuk mengikuti serangkaian acara Maulid Nabi Muhammad SAW. Desa Tulakan memiliki tradisi "Takiran Ingkung" pada maulid nabi setiap tahun nya. Tradisi Takiran Ingkung ini sudah turun temurun dilakukan dengan cara setiap rumah membawa nasi uduk dan ingkung ( ayam utuh) saat melakukan pengajian malam maulid nabi, setelah pengajian selesai, ayam ingkung tersebut dibelah menjadi 2 bagian. 

Setengah bagian menjadi suguhan hidangan untuk para tamu pengajian dan setengah bagian nya dipisahkan untuk dibawa pulang. Acara maulid nabi ini dilakukan disejumlah rumah masyarakat dengan cara bergilir pada malam hari mulai pukul 19:00 ba'da isya.

Awal mula santri ini dapat antusias mengikuti tradisi takiran ingkung, karena sebelum hari-h maulid nabi sudah terlebih dulu mengajar ngaji, memimpin sholat fardhu, dan memberi ceramah pada sholat jumat di Masjid Al-Mutahin, Tulakan, Pacitan, Jawa Timur. Kedatangan 4 santri ini tentunya sudah mendapatkan izin dari ketua pimpinan masjid yaitu Bapak Tujarianto dan Ketua RT RW setempat. 4 santri yang berasal dari Kediri ini disambut dengan baik oleh masyarakat sekitar karena dapat membantu anak-anak dalam belajar ngaji, hafalan juz ama', dan belajar ilmu agama secara bersama-sama. 

Hal ini diperkuat dengan pendapat pemuda setempat "Saat santri itu datang, anak-anak disini jadi rajin ngaji dan sholat berjamaah di Masjid, anak-anak  itu merasakan kenyamanan saat belajar mengaji dan ilmu agama dengan para santri" Ujar Irma. Setelah mengikuti serangkaian acara takiran ingkung, hanya 3 santri yang kembali pulang ke Pondok Pesantren Darussalam Kediri untuk melanjutkan masa studi nya. Tersisa 1 santri yang menetap di Desa Tulakan, Pacitan, Jawa Timur untuk terus mengajarkan ngaji kepada anak-anak dan pemuda setempat di Masjid Al-Mutahin, Tulakan, Pacitan, Jawa Timur. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun