Mohon tunggu...
Chabibul Wahab
Chabibul Wahab Mohon Tunggu... Mahasiswa - alhamdulillah sehat

mantab

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Peran Kyai dan Santri dalam Revolusi Indonesia

30 November 2021   21:45 Diperbarui: 30 November 2021   22:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Banyak orang yang tidak tahu bahwa santri berperan penting dalam revolusi di indonesia ini dikarenakan orang-orang lebih banyak melihat pahlawan atau orang-orang yang penting yang sudah ada atau banyak dibuku sejarah oleh karena itu peran santri dalam revolusi di indonesia ini kurang disorot oleh orang-orang. Disini saya akan menjelaskan bagaimana pentingnya peransatri pada masa revolusi di indonesia.

PERAN KYAI DAN SANTRI DI DALAM POLITIK

Perilaku buruk yang dilakukan oleh penjajah dinegri memancing banyak amarah rakyat indonesia yang membuat munculnya perlawan oleh rakyat kepada penjajah indonesia, termasuk juga santri yang utus langsung oleh kyai dan para ulama yang terpandang di indonesia seperti K.H Hasyim Asy'ari. Beliau adalah ulama yang membuat para santri muda yang mempunya semangat juang yang tinnggi terhadap negri ini beliau juga yang membuat para santri yang akan berjuang untuk nigri ini mendapatkan pelatiahan militer, maka terbentuklah Laskar Hizbullah didirikan oleh Masyumi pada 4 Desember 1944. Kedudukan KH Hasyim Asyari serta Nahdlatul Ulama dalam menggelorakan resolusi jihad via Hizbullah sangat vital, Laskar ini juga di sebut sebagi pasukan berani mati.

K.H Hasyim Asy'ari memiliki watak yang keras bagi penjajah negri ini beliau juga melarang para kaum muslim bekerjasam maupun menerima bantuuan dari segi apapun itu. Ketika itu belanda ingin bekerjasama dengan beliau yaitu dengan menganugrahkan bintang jasa kepada beliau pada tahun 1937 hal tersebut ditolak mentah-mentah oleh beliau. Sikap belaiu ini seolah-olah mengajarkan bahwa kemerdekaan itu tidak  bisa di beli dengan apapun.

Ulama yang berperan besar bagi indonesia lainya adalah K.H Wahab Hasbullah. Beliau adalah orang yang mempertahankan kemerdekaan di era revolusi indonesia. Bahkan K.H Wahab Hasbullah juga menyumbangkan hartanya untuk keperluan militer yang ada. Ketika agresi meliter pecah diaman mana beliau ikut terjunlangsung dan bergabung dalam perang gerilya mengkondisikan unit-unit dan merekrut para santri yang ada untuk di jadikan para pejuang.

Atas kecakapan beliau di medan pertempuran akhirnya para pemerintah kolonial merasa khawatir dan berpikir 2X untuk meredam amarah K.H Wahab Hasbullah. Hubbul wathon minal iman adalah suatu yang di tanamkan kepada hati para santri yang ada, sehingga para santri memiliki semangat yang membakar dan bergejolak pada diri santri tersebut untuk mengusir para penjajah fatwa yang banyak dikenal adalah resolusi jihad pada bulan okteber 1945. 

Akhirnya para penjajah barhasil di usir perjuangan yang luar biasa dari para ulama dan santri. Sewaktu  BPKI  yang  dipimpin  oleh  Bung  Karno membentuk  tim  9,  KH.  Wahid  Hasyim  ditunjuk  sebagai  salah  satu anggotanya.17  Dalam  BPKI,  pengaruh  Wahid  Hasyim  terlihat menonjol lantaran luasnya wawasan yang dimilikinya, kemampuan di atas  rata-rata  itu  membuat  KH.  Wahid  Hasyim  mampu  menjadi penengah yang cerdas antara kaum agamawan dan kaum nasionalis.Ide-ide yang bagus muncul dari K.H Wahaid Hasyim menjadikan beliau sebagai tokoh yang mewakili para satri.

Selaku wujud support terhadap proses demokrasi di Indonesia, kyai serta santri yang terhimpun dalam organisasi Nahdlatul Ulama pula membentuk partai politik di pemilu awal tahun 1955. Perolehan suara yang diraih Partai NU menyejukkan spesialnya para pemimpin partai, semacam KH. 23Capaian yang diraih Partai NU selaku 3 besar berikan fakta kalau NU dapat lepas dari bayang- bayang nama besar Masyumi, sebab tadinya NU memutuskan keluar dari Masyumi pada muktamar NU Palembang tahun 1952. Kejadian tersebut meyakinkan kejelasan perilaku NU yang tidak cuma pengekor, serta ketegasan yang dicontohkan oleh KH. Wahab Hasbullah memperlihatkan kesiapan menerima efek yang wajib dipertanggungjawabkan. Sokongan yang begitu besar dari rakyat Indonesia membuat Partai NU banyak mengirim kyai serta santri buat duduk jadi anggota legislator serta anggota konstituante. Salah satu langkah konkrit yang dicoba PBNU dalam merespon pemberontakan PKI merupakan membentuk Tubuh KoordinasiKeamanan Jam' iyah Nahdlatul Ulama. Tujuan utama didirikannya BKKJNU merupakan buat merancang serta mengkoordinasikan kampanye anti- PKI yang hendak dilaksanakan NU di segala daerah Indonesia.

Secara politik, NU merupakan kelompok awal yang memohon secara terbuka menuntut PKI dibubarkan. Apalagi PBNU membuat suatu resolusi yang ditayangkan oleh RRI ke segala Indonesia yang berisi supaya Presiden membubarkan sesegera bisa jadi PKI serta organisasi pendukung yang lain semacam Pemuda Rakyat, Gerwani dan Sobsi. Pengorbanan itu ialah bentuk gerakan politik kebangsaan yang bertujuan buat melepaskan Indonesia dari pemerintah kolonial serta bahaya komunis. Ribuan santri serta Kyai yang tersebar di segala Indonesia rela mempertaruhkan nyawa buat menebusnya. Langkah berani yang diambil kyai ialah fakta nyata atas kecintaan terhadap Negeri Kesatuan Republik Indonesia.

PERAN KYAI DAN SANTRI PADA MASA ORDE BARU

Pada pemilu 1971, soeharto membuat keputusan yang kontroversial dengan memaksa diadakanya pennggabungan partai-partai politik. Partau NU yang diidentifikasikan untuk partai islam terpaksa harus ikut bergabung dalam partai persatuan pembangunan (PPP) bersama parmusi, partai serikat indonesia, dan perti. Selaku langkah fundamental dari pemerintah yang wajib dilaksanakan, fusi itu senantiasa berjalan dengan partisipan pemilu cuma berjumlah 3 partai. PPP selaku penggabungan partai- partai berbasis Islam, Partai Demokrasi Indonesia selaku penggabungan partai- partai nasionalis serta Kalangan Karya selaku representasi pemerintah. Pertarungan Golkar, PDI serta PPP diawali pada pemilu 1977, serta bersinambung di pemilu 1982, 1987, 1992 hingga 1997.

NU selaku partai politik Islam terbanyak pada waktu itu yang menempati urutan kedua dalam perolehan suara pemilu 1971 di dasar Golkar sangat dirugikan dengan kebijakan fusi. 29 Hingga kesimpulannya, kebersamaan NU dengan unsur- unsur lain dalam PPP kerap terjalin perbandingan pemikiran yang berujung pada perilaku silih curiga serta konflik berkelanjutan. NU yang sesungguhnya jadi penyumbang suara terbanyak dalam PPP tidak tidak sering memperoleh perlakuan yang tidak layak serta diskriminatif, sehigga kyai memutuskan buat keluar dari PPP. Awal, NU mau kembali mengurus garapan sosial- keagamaan yang terlantar kala NU ikut serta politik instan semenjak tahun 1952.

Kedua, keberadaan NU selaku salah satu faktor dalam PPP sudah membuat dakwah NU cuma terbatas pada kalangan tertentu, serta tidak dapat menembus ke area yang lebih luas. 32 Sementara itu bila ditinjau dari kerja keras yang dicoba, NU- lah yang sangat berkeringat serta yang sangat banyak menyumbangkan massanya terhadap partai politik yang diikutinya. Ada perbandingan yang tajam antara rezim Soekarno dengan Soeharto, paling utama dalam komunikasi antara pemerintah dengan kyai serta santri. 33Pilihan oposisi diambil NU sebab dipicu oleh serangkaian aksi pemerintah yang ditatap kerap merugikan kepentingan Islam pada biasanya serta NU pada spesialnya.

Tindakan pemerintah yang sering merugikan Islam dan NU di antaranya adalah penolakan pemerintah untuk mencantumkan kembali Piagam Jakarta, menolak memperluas kewenangan pengadilan agama, diskriminasi sistematis terhadap kaum santri di lingkungan militer dan pegawai negeri. Abdurrahman Wahid yang waktu itu menjadi Ketua Tanfidziah PBNU di rentang waktu 1984-1997. Abdurrahman Wahid dengan Soeharto dipicu sikap pemerintah yang sering bersikap semena-mena, otoriter dan anti-kritik. Perlakuan ini sangat berbeda manakala Soeharto menghadapi sesama organisasi kemasyarakatan lain seperti Muhammadiyah yang diperlakukan dengan baik.

Setiap ada orang yang ditindas KH.  Wahid  Hasyim dan NU selalu ada dan memberi perlawan meskikupun yang dihadapi adalah orang kuat atau penting waktu itu. Disini dapat disimpulkan bahwa rezim soeharto yang otoritatarian NU adalah elemen utama walaupun seba terbatas tapi dapat mengontrol penyalahgunan pemerintahaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun