Ada suatu ruang gulita tanpa cahaya
Cukup sederhana yang kerap kau juluki hampa
Sekelibat kerabat sebayamu merekah tertawa
Tapi kau masih sibuk dengan luka yang menganga
Hampa tak akan menjadi hampa jika kau tak menganggapnya hampa
Bangunlah, itu hanya ego yang menyeretmu menuju duka
Kau hanya ingin selalu dianggp ada
Dengan fakta, partikel gengsimu selalu menang setiap kau berkehendak menyapa
Sudah saatnya kita sadarÂ
Menghentak segla ego yang mengaku dirinya kekar
Apa artinya kau terus menelaah kesendirian yang gusar
Bila akhirnya, ia yang bernama ego terus berkibar
Bangkitlah, buka matamu, ego adalah firasat yang patut dilawan
Bukan malah diikuti kemudian menjadi panutan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H