Jika aku boleh kembali menengok rindu
Engkaulah sasaran terdepan yang kupacu
Sekelibat embun terpagar, pecah dan acuh
Seolah haus akan pelukan dan rengkuh
Wahai engkau yang berhati baja
Berapa tingkah nakal yang kau anggukkan biasa
Tanpa beban, pelayanan tersaji bebas harga
Hanyalah do'a yang menjadi ukur timbal semua sahaja
Wahai engkau yang mulai keriput
Biarkan senyummu masih dan tak luput
Biarkan do'amu suci dalam sujud
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!