Mohon tunggu...
Ichaaa
Ichaaa Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar di MTsN Padang Panjang

Hanya berisi tulisan-tulisan sebagai pelampiasan hobi ketika gabut melanda.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Senja yang Kehilangan Fajarnya

12 November 2022   19:25 Diperbarui: 13 November 2022   15:45 375
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja tak pernah menangis

Begitupun dengan fajar

Mereka tak pernah bertemu,

Namun...

Mereka mendoakan satu sama lain

Di sunyinya malam

Sebelum malam berganti menjadi fajar.

Ini lah aku. Bukan, aku bukan fajar namum aku senja yang tak memiliki fajar. Tak tahu harus mendoakan siapa di sunyinya malam.

Jika saja aku memiliki seorang fajar di hidupku dan mendoakanku di malam hari, aku akan sangat bersyukur. Namun, nyatanya itu hanyalah sebatas harapanku.

Dulu, aku punya fajar, 5 tahun lalu. Fajar yang mugkin, tak pernah berhenti mendoakan ku di setiap malamnya. Tapi, mentari merebutnya dan selepas kejadian itu, aku tak memiliki fajar lagi.

Ini bukan cerita romance seperti novel yang biasa kalian baca. Cerpen singkat ini, menggambarkan

Aku, anak yang selalu di tinggal orang tua yang sibuk dengan dunia mereka sendiri.

Aku, anak yang harus akan kasih sayang.

Aku, anak yang mencoba mencari perhatian orang orang tua dengan sifat trempamen ku.

Kehidupan ku di 5 tahun lalu, sangat teramat indah. Diriku yang sekarang, tentu iri dengan aku yang dulu. Lahir dari keluarga konglomerat, orang tua yang tak pernah absen menanyai bagaimana hari-hari ku, serta teman yang selalu ada di saat aku membutuhkan.

Namun kini..... aku hanya selalu berpikir, bagaimana mengembalikan keluarga ku yang hangat seperti dulu.

*****

Gema adzan mulai membentang di berbagai langit belahan bumi. Serin, remaja 18 tahun itu mulai sadar dari mimpi lelapnya. Mata belonya mulai terbuka sedikit demi sedikit saat mendengar kumandangan adzan subuh.

Menyadari kewajibannya, Serin langsung bangun, dan segera mengambil wudhu. Langkah kaki terdengar saat ia melangkah dari rumah mewahnya menuju masjid. Selesai menunaikan sholat, Serin berencana akan mampir ke taman selagi menunggu fajar terbit.

Sesampainya di taman, Serin memilih duduk di ayunan seraya meratapi nasib sialnya. Ia berandai-andai jika nanti keluarganya kembali seperti dulu. Namun sekali lagi, itu hanya harapannya semata.

Sesaat sedang asik melamun, tiba-tiba datang seorang perempuan sebaya Serin yang tak sengaja menumpahkan minumannya sehingga mengenai baju Serin.

Bukannya meminta maaf, gadis itu malah pergi begitu saja. Serin dengan kesal lantas berteriak "Heh lo kalo tau salah, seenggaknya minta maaf dong!!" Ucap Serin lantang.

"Lebay banget, ketumpahan dikit doang," Gumam gadis itu.

Serin dengan kesabaran setipis sehelai tisu, langsung tersulut emosi. Udah salah, gamau minta maaf, ngeremehin lagi.

"Minta maaf ga?" Ancam Serin seraya menceal tangan gadis itu.

Tampak, gadis tersebut menahan sakit di pergelagan tangannya. Namun ia tahan.

"Gamau!! Ogah... le-lepas  tangan gue!" Ucapnya menahan sakit.

"Gabakal, sampe lu mau minta maaf,"

Tak terima, gadis itu lantas menjambak rambut Serin dan terjadilah aksi jambak-menjambak di pagi buta ini. Tak hanya itu, suara tamparan juga terdengar.

Plakk

Srett

Plakk

Oh..ayolah masa pagi ku harus berakhir dengan kondisi mengenaskan seperti ini, batin Serin.

Tak berselang lama, datanglah satpol PP melerai.

 "Set dah, ini satpol PP ngapain pagi-pagi udah patroli ae," Pikir Serin.

Om-om satpol tersebut mulai memisahkan perkelahian sengit mereka. Lihatlah kondisi mengenaskan 2 gadis ini. Rambut acak-acakan, pipi merah, serta baju Serin yang basah.

Belum sempat Serin menjelaskan, satpol PP sudah lebih dulu mengiring mereka ke kantor polisi.

Sesampainya di kantor polisi, petugas langsung meminta mereka untuk melpon orang tua masing-masing.

"Duh pak, orang tua saya mana mau dateng ke sini pak, rumah saya jauh. Mending bapak denger dulu penjelasan saya, pasti bapak langsung tau kalo dia yang salah," Ucap Serin memohon

"Sebentar ya adek, harus nelpon orang tuanya dulu. Supaya kasus ini jelas tuntasnya,"

"Duh, ngapain pake panggil orang tua segala si, mana mau bokap nyokap kesini. Dahal di sini jelas-jelas gua yang bener," gumam Serin kesal. "Ahh coba telpon dulu deh,".

Setelah beberapa saat, akhirnya para orang tua datang. Serin tak menyangka orangtua super sibuknya mau datang karna masalah sepele ini.

Barulah Serin dan gadis tadi di mintai keterangan. Setelah mereka mendengar pengakuan dari dua pihak, poisi meutuskan untuk menuntaskan masalah ini secara kekeluargaan.

Terdengar pertengkaran sebelum polisi menyudahi keputusannya,

"Salah kamu si mas, sibuk kerja mulu. Anaknya ga pernah di perhatiin. Serin jadi bandel, tempramen bangetkan,". Ucap mama Serin menyalahkan suaminya.

"Lah kok aku, harusnya kamu dong, kamu sebagai ibu harusnya lebih tau tentang anakmu!" Balas papa Serin tak terima di salahkan.

Mereka terus berdebat tak sadar sedang di kantor polisi.

"Udah Pa...Ma..." Tegur  Serin kesal.

"Di sini yang salah aku. Aku yang terlalu emosian, bukan mama papa yang kurang mendidik aku! Aku sengaja mau di bawa kesini juga karna mau mama papa perhatian ke aku. Aku butuh kasih sayang ma, pa. aku ga butuh uang banyak kalian. Aku butuh kasih sayang kalian." Ucap Serin tak sadar mengeluarkan semua uneg-uneg yang tadi ia pikirkan di taman.

Orang tua Serin langsung tersadar. Ya, seharusnya memang mereka yang salah. Mereka jarang memberi kasih sayang kepada anaknya sehingga Serin tumbuh dengan mental seperti ini. Mereka sadar bahwa mereka memang tak pernah memperhatikan Serin. Mereka terlalu sibuk dengan dunia sendiri sehingga melupakan anak tunggal mereka yang ternyata sangat kesepian.

Meihat Serin mengeluarkan uneg-unegnya dengan penuh emosi, para polisitersebut mengerti. Anak ini hanya haus kasih sayang dari orang tuanya, meski disini Serin tak sepenuhnya salah

Polisi yang juga berusaha mengerti, akhirnya mengajak damai. Orang tua gadis tadi meminta maaf, juga si gadis tadi. Selesai acara maaf-maaf an. Lain hal dengan orang tua Serin yang tampak masi diam

Setelah selesai. Di mobil, orang tua Sering mencoba meminta maaf. Mereka menyesali atas kurangnya kasih sayang pada Serin. Mereka berjanji akan selalu ada untuk anaknya, dan mulai menanm kembali kehangan keluarga kecil itu.

Serin tersenyum haru. 'Ada untungnya juga gua tadi emosi terus di seret ke kantor polisi hehe. Walau tampang gua jadi gembel gini si. Inilah yang di tunggu-tunggu Serin, keluarga hangat penuh kasih sayang lagi seperti 5tahun yang lalu.

Kadang kalanya, sifat seseorang yang kita anggap buruk, itu mungkin tak selalu ia inginkan pada dirinya. Namun kondisi lingkunganlah mungkin yang menjadi penyebabnya. Jangan berprasangka buruk kepada orang terlebih dahulu, pahami bahwa kondisi setiap orang berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun