2. Bisa jadi gen LGBT ini bukan cuma hadir pada laki-laki tapi juga pada wanita. Maksudnya adalah kecenderungan laki-laki menyukai laki-laki sebenarnya itu pula yang bertanggung jawab pada suka nya wanita pada laki-laki. Gen yang sama hadir pada jenis kelamin yang berbeda. Pada wanita ini menguntungkan karena memicu proses reproduksi, sementara pada laki-laki tidak menghasilkan apa-apa. Pengaju teori ini mengatakan bahwa selama kemunculan gen ini pada laki-laki cukup jarang maka secara kolektif tidak membahayakan evolusi manusia. Singkatnya gen homo tetap hadir dalam manusia karena gen “penyuka laki-laki” ini di samping hadir pada laki-laki juga hadir pada wanita.
3. Ada sebuah genetik tertentu pada wanita yang mengakibatkan wanita memiliki anak yang banyak. Jika gen ini muncul pada laki-laki akan mengakibatkan laki-laki menjadi homoseksual.
Ketiga teori di atas ke semuanya masih spekulasi. Sebuah studi tentang saudara kembar bahkan menjungkirbalikkan pandangan-pandangan tersebut. Dikatakan bahwa jika kembar identik membawa seperangkat kromosom yang sama (DNA nya sama demikian pula gen nya) maka otomatis jika satu LGBT maka yang lain juga LGBT. Sayangnya ketika dilakukan pengambilan sampel di lapangan hasil yang ditemukan cukup mengejutkan. Hanya 20 persen kembar identik yang menunjukkan kecenderungan LGBT yang sama.
Semua masih diselidiki. Dalam DNA manusia ada jutaan atom yang jadi penyusunnya, satu saja yang berubah tempatnya mengakibatkan manusia itu menjadi berbeda karakteristik. Saya dapat sebuah link di mana mutasi pada gen ini ternyata ada pada manusia-manusia dewasa ini (http://io9.gizmodo.com/10-unusual-genetic-mutations-in-humans-470843733). Salah satunya adalah Hypertrichosis yang mengakibatkan wajah manusia ditumbuhi bulu dan Trumethylaminuria yang menyebabkan bau amis pada tubuh manusia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H