Siapa yang tidak kenal dengan Leonardo di Caprio, aktor Asal Canada keturunan Italia. Aktingnya yang memukau di film Titanic membuat kita semua akan selalu bernostalgia dengan suasana tahun 90-an. Namun kematangan akting Leonardo di Caprio justru bukan ditemukan di film Titanic. Ada beberapa film lainnya di mana Anda bisa terpesona dengan akting beliau.
Leonardi di Caprio tidak membintangi Batman atau Superman, bahkan Spiderman. Alasannya dia tidak cocok untuk film-film seperti itu. Perutnya yang sedikit berlemak sangat tidak pas dengan tuntutan laga dalam film Mission Impossible---lain dengan Tom Cruise yang atletis. Tapi jika kemarin Anda pernah menonton film The Wolf of Walstreet pasti Anda akan tahu seperti apa buah karya aktor yang sesungguhnya. Jika dibandingkan dengan Leonardo di Caprio, Tom Cruise itu terlalu kaku: karakter kesehariannya masih terbawa ke dalam film yang diperankan.
Bagi Anda pecinta film, saya rekomendasikan beberapa film yang dibintangi oleh Leonard di Caprio yang membuat Anda semua sedikit bisa mengapresiasi kemampuan akting seorang aktor, alih-alih kilauan visual effect yang disajikan.
Di urutan pertama tentunya adalah film favorit saya, yakni The Wolf of Wallstreet. Di film ini Leonardo di Caprio memerankan kisah (nyata) seorang pialang saham asal Amerika yang bernama Jordan Belfort. Bagaimana sosok womanizer Jordan Belfort menapaki karirnya mulai dari nol hingga mencapai puncak kejayaannya sebagai CEO dari Stratton Oakmont. Jatuh bangunya perusahaannya sampai dilikuidasi oleh pemerintah (FBI) karena banyaknya skandal yang ditemukan semua dikisahkan di film ini. Juga upaya suap yang dilakukan oleh Jordan Belfort terhadap investigator FBI (yang konon pernah berupaya mendapatkan lisensi pialang saham) diperankan dengan apik oleh Leonardi di Caprio.
Sebenarnya film ini plotnya biasa aja, tidak ada yang luar biasa jika dibandingkan dengan film Edge of Tomorrow yang dibintangi oleh Tom Cruise---kalo Anda nonton film Edge Of Tomorrow akan Anda rasakan sensasinya jalanin misi-misi sulit di game GTA San Andreas. Namun yang jadi istimewa adalah kepandaian si Leonardo di Caprio yang sekaligus sebagai Produser di film ini dalam menyelami peran sebagai seorang Jordan Belfort. Di akhir film Anda akan menyaksikan si “Jordan Belfort” akan mengajarkan pada Anda bagaimana caranya menjual sebuah pulpen?
Di urutan yang kedua adalah film Inception. Bagi yang masih bertanya-tanya bagaimana sih jalan cerita dari film ini padahal udah puluhan kali ditayangkan di stasiun swasta, silakan baca di wikipedia (Inception dan Plot). Film ini banyak berurusan dengan fenomena-fenomena neurosains. Terdapat fenomena yang disebut sebagai “kick” yang dalam bahasa kedokteran dikenal sebagai Hypnic Jerk---ketika dalam mimpi kita sedang mandi dan basah, ternyata memang kita sedang mandi air liur kita di alam nyata.
Plot di film ini sangat rumit, ada mimpi di dalam mimpi. Leonardo di Caprio yang memerankan Dom Cobb ternyata harus buron dari negaranya akibat kematian istrinya yang dituduhkan dia sebagai pelakunya. Istrinya sebelum matinya melakukan beberapa pernyataan yang berkekuatan hukum bahwa dia dibunuh oleh Dom Cobb.
Dalam film ini di samping proses yang dinamakan “mimpi di dalam mimpi”, ada juga proses “berbagi mimpi” (shared dream). Cobb bersama istrinya ternyata begitu ketagihannya dengan proses berbagi mimpi---mereka melakukan berbagi mimpi sekaligus mimpi di dalam mimpi hingga sampai beberapa level---sampai efek dari “sedative” (semacam obat psikotropika yang memungkinkan mimpi di dalam mimpi terjadi) yang digunakan dalam proses tersebut menggerogoti istrinya. Akibatnya istrinya kesulitan membedakan antara alam mimpi dan alam sadar.
Jadi agar kita bangun dari mimpi tadi, maka kita harus melakukan kick, di mana salah satu bentuk kick tersebut adalah dengan mengalami mati di dalam mimpi: ketika kita mati di dalam mimpi, maka kita akan terbangun dari tidur di alam nyata---salah satu cara untuk mencapai kematian tersebut adalah dengan bunuh diri menembakkan pistol ke kepala atau cara bunuh diri lainnya. Cobb dan istrinya ternyata melakukan mimpi di dalam mimpi sudah sebegitu jauhnya bahkan hingga sampai mimpi level 4. Ketika dia mati di mimpi level 4 dia akan bangun dari tidur di mimpi level 3. Ketika dia mati di mimpi level 3, dia akan bangun dari tidur di mimpi level 2. Ketika dia mati di mimpi level 2, maka dia akan bangun dari tidur di mimpi level 1. Terakhir, ketika dia mati di mimpi level 1, dia bangun dari tidur di alam nyata.
Kemudian 1 jam di alam sadar sama dengan 10 jam di alam mimpi level 1. Satu jam di mimpi level 1 sama dengan 10 jam di mimpi level 2 dan seterusnya. Proses yang berlangsung selama 1 menit di mimpi level 1 sama dengan bertahun-tahun di mimpi level 4. Akibatnya tidur yang hanya berlangsung selama 8 jam, di mimpi level 4 ternyata berlangsung selama 80 tahun. Cobb dan istrinya jadi bosan sehingga memutuskan untuk bunuh diri dan kembali ke alam sadar.
Namun akibat dari efek sedative yang diberikan, kendatipun sudah berada di alam sadar istri Cobb masih menganggapnya berada di alam mimpi level ke sekian. Dia memutuskan untuk bunuh diri. Cobb yang dipersalahkan akhirnya jadi buron. Untuk menebus buronnya tersebut dia memutuskan untuk jadi bagian dari Corporate Inception yakni bertugas menancapkan ide ke alam bawah sadar seseorang untuk merubah pendiriannya dengan menggunakan teknik mimpi di dalam mimpi dengan bantuan ramuan sedative.
