KAI Commuter. Suatu moda transportasi publik yang saya pertama kali tumpangi ketika menjadi mahasiswa. Rute Jakarta-Depok adalah makanan harian sampai akhirnya pandemi harus datang dan saya harus berpisah dengan kereta yang sebelumnya menjadi teman sehari-hari sampai lulus dari kampus tercinta.
Di antara berbagai transportasi publik yang pernah saya tumpangi di Tanah Air, KAI Commuter menjadi moda terfavorit. Kualitasnya terjaga sebelum dan setelah pandemi dengan menawarkan empat keunggulan bagi para penumpangnya, yaitu murah, cepat, aman, dan nyaman.Â
Tarif terendah KAI Commuter di Jabodetabek adalah Rp3.000, berlaku untuk 25 kilometer pertama dan untuk setiap 10 kilometer berikutnya cukup menambah Rp1.000. Kita tidak perlu pusing menyiapkan uang tunai ataupun membeli kartu prabayar yang hanya bisa digunakan untuk menumpangi KAI Commuter karena kartu uang elektronik dari berbagai bank didukung di sini. Dengan skema tarif ini, saya cukup mengeluarkan Rp4.000 per perjalanan alias Rp8.000 per hari untuk perjalanan dari Jakarta ke Depok. Ditambah dengan ongkos transportasi dari stasiun terdekat ke rumah dan sebaliknya pun, masih lebih terjangkau sekalipun dibandingkan terhadap membawa sepeda motor, apalagi jika memikirkan biaya kepemilikannya pula.
Semakin hari, semakin banyak stasiun KAI Commuter terhubung dengan moda transportasi publik lainnya seperti MRT Jakarta, LRT Jakarta, dan Transjakarta. Saya pun terbantu dengan jangkauan yang lebih luas selama magang dulu, juga bisa rehat sejenak ke kota-kota penyangga Jakarta atau sekadar mengunjungi pusat-pusat perbelanjaan.
Hanya butuh sekitar satu jam untuk menempuh perjalanan dari Jakarta ke Depok. Stasiun KAI Commuter di Jakarta tergolong cukup nyaman dan seiring dengan berbagai peningkatan kualitas yang dilakukan, kenyamanan tersebut semakin meningkat. Beberapa stasiun menyediakan tempat parkir dan area drop off yang cukup luas sehingga ramah baik bagi pengguna kendaraan pribadi maupun transportasi online yang hendak melanjutkan perjalanannya dengan KAI Commuter. Jika rel berada di atas, naik dan turun tersedia eskalator bagi penumpang yang sedang terburu-buru atau letih berjalan kaki, juga tangga bagi yang sedang tidak terburu-buru dan ingin berolahraga. Tenant berupa penjual makanan dan minuman serta minimarket juga tersedia ketika penumpang lapar, saya lebih sering memilih Roti O sebagai solusi cepat.
Tersedia tempat duduk untuk menunggu kereta hingga tiba. Layar penunjuk akan memberitahu kereta rute mana yang berikutnya datang ke stasiun tersebut lengkap dengan posisi di stasiun mana posisi kereta tersebut saat itu secara realtime. Ketika akhirnya kereta datang, ada notifikasi suara bahwa pintu akan dibuka dan kemudian pintu dibuka dengan durasi yang cukup manusiawi, tidak terlalu pendek dan tidak terlalu panjang, sebelum ditutup kembali untuk berangkat ke stasiun berikutnya.
Gerbong kereta terasa nyaman dan adem dengan keberadaan pendingin ruangan. Beberapa rangkaian tertentu masih menambahkannya dengan kipas angin yang dinyalakan sebagai tambahan ketika udara benar-benar panas. Kebersihan lantai dan kursi gerbong terjamin dengan keberadaan tenaga kebersihan yang akan menyapu dan mengepel lantai. Urusan keamanan, terdapat petugas KAI Commuter di dalam gerbong yang membantu penumpang memastikan dirinya aman dari tindakan kejahatan dan risiko lainnya sepanjang perjalanan. Belum lagi, tersedia pula tombol darurat yang dapat ditekan.