Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Menyikapi Ide Plat Custom Bebas Ganjil Genap Sampai Rp500 Juta

4 Agustus 2023   20:10 Diperbarui: 5 Agustus 2023   07:15 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pelat nomor jenis baru. (Sumber: wartakota.tribunnews.com via kompas.com) 

Plat terelit yang bisa dibuat adalah B 4 GAS seharga Rp15 juta, saat ini sudah ada yang punya. Plat tanpa huruf? Bisa secara teknis, B 4645 yang seharga Rp7,5 juta, tetapi sayang sudah ada juga yang punya. 

Jika Bagas rela huruf G nya ditulis berulang kali, saat tulisan ini dibuat ya B 466 GAS (baca: Bagggas) itu belum ada yang punya.

Lalu, apa yang terjadi soal keadilan? Ya, orang-orang seperti Bagas tidak perlu membayar plat sampai Rp500 juta hanya untuk tidak terganggu dengan kode daerah, selama tidak menginginkan privilege bebas ganjil genap. 

Sedangkan orang-orang seperti saya, iya. Saran saya sih, mengapa Polri tidak menjual plat custom dan privilege bebas ganjil genap secara terpisah? Mungkin itu bisa mendatangkan uang lebih banyak lagi.

Keempat, privasi dan manfaat. Bagi kalangan bisnis, plat custom mungkin memudahkan mereka menandai mobil dinas sekaligus menjadi identitas. 

Misalnya, PT XYZ membeli mobil mewah untuk direktur utamanya dan diberikan plat B 1 XYZ akan meningkatkan prestige perusahaan itu sendiri. Pengguna pribadi? Bisa menjadi masalah privasi karena mudah dikenali orang lain, makanya saya sih ogah.

Itu saja pandangan saya soal ide plat custom super mahal ini. Bisa ditebak di kubu mana saya berada, lebih tepatnya saya sih tidak menolak. 

Asalkan tidak mengganggu industri otomotif nasional dan mengancam rencana pengembangannya ke depan, saya oke-oke saja. Meskipun sih, saya tidak berminat juga ya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun