Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Subsidi Pajak Lebih Luas untuk Merangsang Kesadaran Persiapan Pensiun

10 Mei 2023   17:44 Diperbarui: 11 Mei 2023   07:17 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pajak, ilustrasi UU HPP (Thinkstock)

Salah satu alasan utama di baliknya terletak pada tingginya tingkat konsumsi baik untuk pendapatan bulanan maupun THR. Terlebih pada generasi muda, pengeluaran untuk jajan, pakaian, gawai, hiburan, dan liburan tergolong signifikan sehingga porsi tabungan masih minim dan biasanya ditempatkan dalam bentuk simpanan perbankan. 

Di tengah perlambatan kondisi ekonomi global dan momentum penguatan Rupiah terhadap Dolar Amerika seperti sekarang, sebenarnya konsumsi seperti ini bagus untuk menjaga perputaran ekonomi selama dilakukan di dalam negeri. Permasalahannya, tidak sedikit juga uang yang mengalir bersama kegiatan plesiran rakyat di luar negeri.

Mereka yang tertarik mempersiapkan tabungan pensiun bisa jadi tidak melirik dana pensiun karena besaran akumulasi dana yang signifikan membuatnya tidak bisa ditarik sekaligus dan harus dibelikan anuitas di perusahaan asuransi jiwa. Hal ini jelas tidak menarik bagi mereka yang bercita-cita untuk membuka usaha sendiri pascapensiun, meskipun sebenarnya pembelian anuitas ini baik untuk memastikan adanya arus kas setiap bulan. 

Belum lagi minimnya fleksibilitas untuk menentukan instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan target imbal hasil serta adanya biaya pemeliharaan dan administrasi untuk pengelolaan dana. 

Jika melihat portofolio investasi dana pensiun, mungkin sebagian orang akan memilih untuk menirunya sendiri dengan menempatkan dana di deposito perbankan karena terjamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan dan surat berharga negara karena dikenal memiliki tingkat risiko rendah.

Program asuransi jiwa tradisional seumur hidup atau dwiguna lebih tidak menarik lagi karena premi yang dinilai relatif mahal. 

Tingginya biaya akuisisi membuat nilai tunai di awal periode pertanggungan relatif kecil sehingga nasabah mengalami kerugian cukup besar jika butuh untuk menutup polis. 

Waktu pemberian manfaat seringkali juga terasa terlalu lama melewati masa pensiun dan usia yang dimaksud bahkan terasa kurang realistis bagi nasabah untuk masih bisa bertahan hidup. Padahal, peningkatan premi produk asuransi seperti ini cukup menguntungkan bagi Tanah Air karena sebagian besar premi akan diinvestasikan sebagai cadangan di surat berharga negara dan ini dapat membantu memajukan perekonomian tanpa campur tangan dana investor asing.

Pemerintah dapat mempertimbangkan pemberian subsidi pajak untuk pembelian SBN secara individu. Saat ini, beberapa seri SBN telah mendapatkan potongan pajak penghasilan atas pendapatan kupon dan Pemerintah dapat mempertimbangkan untuk turut memberikan insentif PPh DTP atas besaran investasi pokok SBN.

Tentunya SBN ini bermata uang Rupiah dan berdurasi cukup panjang sehingga jatuh tempo ditargetkan terjadi di usia pensiun, misalnya obligasi FR.

Pemegang obligasi yang menjualnya sebelum jatuh tempo dan saat masih bekerja wajib mengembalikan PPh DTP yang telah diterimanya kepada negara, serupa dengan penarikan saldo DPLK sebelum pensiun yang diperlakukan sama seperti penghasilan umum secara perpajakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun