Jika kita cocok dengan profil risiko investasi saham, pertanyaan berikutnya adalah seberapa besar modal yang kita miliki. Jika modal kita besar, tentu akan lebih mudah untuk membangun portofolio terdiversifikasi yang berkualitas.Â
Sederhananya, kita membagi dana tersebut untuk membeli beberapa saham berbeda sehingga tidak menaruh semua senjata dalam satu keranjang.Â
Tidak masalah juga jika kita meyakini betul bahwa suatu saham tertentu memiliki prospek yang sangat cemerlang dan kita mendapatkan momentum yang tepat untuk menempatkan seluruh dana kita ke sana.
Sebaliknya, ketika uang terbatas, bahkan mungkin kita kesulitan untuk membeli satu lot saham berkualitas. Jika kita tetap menginginkan portofolio terdiversifikasi, mau tidak mau reksadana menjadi pilihan.Â
Jika kita meyakini betul bahwa suatu saham memiliki prospek yang sangat bagus, fokus nabung saham tersebut bisa dilakukan secara berkala dan misalnya dengan menerapkan metode dollar cost averaging. Jangan sampai berutang ya demi berinvestasi saham.
Potensi cuan investasi saham banyak sumbernya, mulai dari capital gain atas selisih harga beli dan harga jual, dividen, sampai penjualan rights atau waran yang tidak dieksekusi sendiri. Akan tetapi, kita juga harus siap menghadapi potensi kerugiannya sebagai instrumen investasi high risk high return.Â
Hal ini penting agar kita tidak menjadi gila sampai melupakan kehidupan sehari-hari akibat investasi saham tidak berjalan sesuai harapan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H