Baiklah transportasi publik kelolaan pemerintah bisa mempertahankan tarif karena subsidi, apa kabar dengan jasa transportasi dan distribusi kelolaan swasta?Â
Kenaikan harga barang kebutuhan tentu tidak terhindarkan, ditambah lagi tumpukan penumpang transportasi publik yang semakin tidak terkendali ketika work from home akhirnya benar-benar usai.
Jika nantinya memang harus naik, saya meyakini bahwa empunya kewenangan sudah berpikir keras demi jalan terbaik dalam mengelola anggaran dan perekonomian secara sekaligus. Sampai sekarang pun, hal ini belum kunjung diwujudkan mengingat timing terbaik tentu diupayakan demi mengurangi imbas negatif pada kehidupan masyarakat.Â
Kita tentu mengerti dari pelajaran IPS semasa sekolah, adanya efek multiplier membuat dampak ekonomis kenaikan harga komoditas utama bisa berkali-kali lipat dari besar kenaikan harga itu sendiri.Â
Ditambah lagi, kebahagiaan masyarakat berubah wujud menjadi peningkatan tingkat stres yang jika tidak mampu dikendalikan bisa menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Solusi kreatif untuk menyelesaikan masalah yang lebih ramah terhadap kelas menengah-bawah
Akan tetapi, jika masih bisa diupayakan lagi, mohon bantuannya untuk menghadirkan solusi yang lebih kreatif dan lebih ramah terhadap kalangan menengah-bawah.Â
Ketika kalangan atas cenderung lebih stabil dengan keuangannya, kalangan menengah-bawah cenderung rentan. Biaya kebutuhan meningkat, peningkatan pendapatan tidak mengimbangi dan bahkan mungkin saja pemberi kerja tak lagi sanggup mempekerjakan karena peningkatan biaya produksi, belum lagi sekalinya dirumahkan hidup akan semakin terhimpit dengan minimnya keberadaan tabungan.Â
Di sisi rakyat, kita mulai harus mencari pos pengeluaran yang bisa ditekan, potensi pendapatan sampingan, dan cara menabung dengan lebih baik.
Ya, memang sulit juga jika kebijakan hanya memengaruhi kalangan atas. Kenaikan harga komoditas global berlaku untuk segala segmen dan kurang adil jika kalangan menengah-bawah terus diberikan zona nyaman untuk tidak merasakan dampaknya.Â
Akan tetapi, solusi yang terpikirkan oleh saya di sini bukan solusi bersifat asal gebuk, melainkan diharapkan juga bisa menangani masalah lain yaitu mengendalikan konsumsi energi itu sendiri. Jika harganya naik tetapi tingkat konsumsinya juga naik, besar subsidi tetap saja sulit ditekan.
Misalnya begini, skema pajak mobil bensin berdasarkan emisi karbon menurut saya belum efektif untuk bisa menekan konsumsi bahan bakar. Selama mobil bukan digunakan untuk transportasi barang atau orang dalam jumlah banyak, alias mobil pribadi dengan kapasitas maksimum delapan orang, kapasitas mesin 1500cc sudah memberikan tenaga yang cukup mumpuni.Â