Telkomsel memang terlihat tenang-tenang saja sebagai operator telekomunikasi milik negara, tetapi sebenarnya mereka tetap berusaha bersaing melalui anak usaha mereka yaitu by.U.Â
Usaha lebih keras dilakukan oleh operator telekomunikasi swasta yang tidak punya privilege setara untuk bisa meratakan kualitas jaringan ke seluruh wilayah Nusantara dengan mudah. Banting harga dengan memberikan berbagai promosi menjadi jalan agar mereka tetap bisa mendapatkan uang dari konsumen.
Sayangnya, usaha seperti ini sedikit banyak tergolong menyakitkan keuangan perusahaan yang "untungnya" sebagian sahamnya dimiliki oleh investor asing.Â
Meskipun demikian, tetap saja ini kurang baik untuk urusan penggajian dan perbonusan karyawan di sana, bukan? Belum lagi, pengguna bisa beralih dengan cepat demi mengejar harga terbaik.
Keberadaan kartu SIM fisik yang cara menggantinya tidak semudah menekan tombol di aplikasi membuat peralihan ini tidak semudah dan semulus itu.Â
Belum lagi, promosi dan paket yang seringkali hanya berlaku untuk jenis kartu perdana tertentu saja membuat konsumen harus berusaha ekstra untuk mencari keberadaannya terlebih dulu di pasar.Â
Nah, ini memberikan nafas segar bagi operator untuk mengendalikan tingkat persaingan dan ujung-ujungnya pelayanan kepada konsumen lama tetap optimal.
Sayangi nomor hape kalian dan tidak usah punya nomor banyak-banyak
Beralih kartu SIM fisik tidak semudah eSIM dan membutuhkan ponsel dimatikan terlebih dahulu, belum lagi mencarinya tidak mudah.Â
Membeli online pun tidak sekejap dalam menunggu kedatangannya, sehingga sudah seharusnya kita menyayangi nomor hape yang kita gunakan. Pastikan tidak lupa mengisi pulsa, membeli paket, atau membayar sejumlah uang untuk memperpanjang masa aktif agar tidak kadaluarsa.
Nomor yang sudah kadaluarsa antara bisa dikembalikan tetapi harus dalam program pascabayar atau tidak bisa sama sekali karena langsung dijual kepada pihak lain sebagai kartu perdana baru.Â