Berdoa, itu pasti. Berusaha dengan belajar, berlatih, tak malu bertanya ketika bingung, dan mencurahkan usaha terbaik ketika ujian, iya kan? Nah, pertanyaan rill yang kami terima memang tidak sesederhana itu.
Pertama, apakah kami belajar terus? Belajar tekun setiap hari kerja, betul tetapi tidak sepenuh hari juga. Kami punya rutinitas lain, baik itu berorganisasi, bersosialisasi, menghibur diri, menjalani hobi, sampai mencari sampingan demi tambahan uang jajan.Â
Kedua, kami lebih banyak belajar dengan buku tercetak atau referensi elektronik dan mana yang menurut kami lebih efektif. Ini sih tergantung situasi dan kondisi serta tipikal diri sendiri.Â
Saya yang suka belajar on the go sambil travelling tentu akan merasa referensi elektronik lebih efektif, bisa dibaca melalui ponsel kapan saja dan di mana saja. Teman saya yang suka menggarisbawahi materi dan corat-coret di sekitarnya tentu membutuhkan buku tercetak.
Jika kalian saat ini berpikir untuk menanyakan dua pertanyaan di atas, saya menyarankan kalian untuk mengenali diri sendiri.Â
Berapa usaha yang kalian butuhkan untuk belajar tentu kalian sendiri yang paling tahu. Buku tercetak atau referensi elektronik yang lebih baik untuk kalian, kalian juga yang tahu.Â
Jika menggunakan referensi elektronik, apakah kalian akan mengincar ebook, video, atau audio? Kalian sendiri yang tahu juga, apakah kalian belajar lebih baik sebagai auditori atau visual.
Ada satu pertanyaan lagi yang cukup menggelitik. Apakah kami pernah enggan belajar setelah sebelumnya bersemangat untuk memulai dan semangat itu hilang ketika membuka buku? Ya ampun, Dik. Kehilangan semangat ketika hendak baru memulai tidak hanya terjadi untuk soal belajar, tetapi kita juga tidak boleh dikalahkan oleh mood.
4. Bagaimana prospek karir di bidang ilmu Kakak? Ada prospek karirkah di tempat Kakak bekerja?
Mentang-mentang seorang lulusan baru bisa langsung mendapatkan pekerjaan, adik kelas yang sedang menempuh perkuliahan di jurusan yang sama atau mereka yang sedang memilih jurusan langsung menanyakan pertanyaan di atas.Â
Halo, mereka baru bekerja dan di masa pandemi ini mereka yang memulai karir dengan work from home memiliki kesempatan yang lebih terbatas untuk mengetahui apa rutinitas rekan kerjanya. Mereka belum merasakan bagaimana bekerja di tempat yang berbeda-beda dan rasanya naik jabatan.