Aktivitas market makers perlu dipantau secara kontinu dan hal ini lebih memungkinkan di era modern dengan adanya pembelajaran mesin. Mereka yang dicurigai dan terbukti menggoreng harga saham melalui skema pump and dump harus menerima sanksi tegas termasuk dilarang bertransaksi di bursa dan memperoleh catatan khusus jika kelak memiliki perusahaan yang hendak melantai. Demikian pula dengan pemilik dan pengelola emiten yang dicurigai dan terbukti merugikan investor baik melalui transaksi atas saham maupun aset perusahaan yang hanya menguntungkan dirinya sendiri juga perlu diberikan sanksi serupa. Apalagi jika ditemukan bahwa ada manipulasi laporan keuangan, auditor publik pun patut diperiksa jika berani memberikan opini "wajar tanpa pengecualian" atas laporan keuangan yang diperiksanya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah aktivitas promosi suatu saham emiten tertentu (alias pompom saham) oleh mereka yang terafiliasi dengan emiten tersebut, juga mereka yang tidak berkompetensi terkait investasi saham. Sebaliknya, kita membutuhkan para praktisi yang tidak hanya memberikan edukasi mengenai analisis teknikal harga saham, tetapi juga analisis fundamental, tata kelola, dan risiko kebangkrutan emiten. Tujuannya, kita membentuk para investor yang benar-benar menggunakan akal sehatnya untuk memilih saham terbaik menurut prospek ke depannya dan profil risiko investor tersebut, bukan sekadar ikut-ikutan "main saham".
Selamat ulang tahun ke-69, Bursa Efek Indonesia. Ke depannya, diharapkan lebih banyak lagi anak bangsa mau menginvestasikan uangnya ke usaha-usaha rill yang menghidupi bangsa dan negara. Perusahaan Indonesia juga bisa menjual sahamnya cukup di bursa saham dalam negeri tanpa harus dual listing di luar negeri demi raihan dana yang cukup dan menjadikan bursa kita patut diperhitungkan di kancah global. Yuk menabung saham, berkontribusi terhadap kehidupan dunia usaha dalam negeri, dan menjadi Pak Aab Abdullah yang berikutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H