Tanah harus menanggung beban yang sedemikian berat, air tanah yang terus disedot, udara tercemar oleh asap kendaraan, pohon sebagai paru-paru kawasan berkurang, dan sampah yang dibuang sembarangan oleh sekelompok pengunjung menjadi masalah Puncak hari ini.
Contoh tindakan menyayangi alam
Lain halnya Puncak, lain halnya Belitung. Negeri Laskar Pelangi jarang terdengar mengalami bencana alam. Meskipun cukup banyak lahan yang rusak akibat tambang timah, lebih banyak lagi lahan yang masih dibiarkan alami apa adanya.Â
Gedung di Belitung tidak dibangun tinggi-tinggi, bungkus makanan untuk dibawa pulang menggunakan daun simfor, dan tidak banyak kendaraan bermotor digunakan. Pohon-pohon masih berdiri tegak tanpa adanya alih fungsi lahan yang masif.Â
Tak heran, udaranya masih terasa sejuk dan segar. Belitung benar-benar cocok untuk melepas penat, kondisi alam dan sosialnya berbeda dengan apa yang kita hadapi di kota besar.
Pentingnya kemampuan menanggulangi bencana
Dari dua pembahasan di atas dan contoh lainnya, bencana yang terjadi lebih disebabkan oleh tindakan manusia itu sendiri. Memang tidak semua bencana bisa kita cegah, tetapi kita dapat mencegah bencana yang seharusnya tidak terjadi dengan tidak merusak alam.Â
Sederhananya, jika kita jaga alam, alam jaga kita. Untuk bencana yang tidak bisa kita cegah, paling tidak kita bisa memetakan, mengelola, dan melakukan mitigasi risiko dengan memanfaatkan data historis, ilmu pengetahuan, dan teknologi.Â
Kenali ancamannya, siapkan strategi, siap untuk selamat, begitulah cara kita menghadapinya. Ada dua sikap yang harus dimiliki dalam menanggulangi bencana, yaitu tanggap dan tangguh.