Seiring semakin merakyatnya layanan perbankan dan berkembangnya teknologi, Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT) semakin dekat kepada keberhasilannya. Masyarakat kini tak bisa lepas dari uang non-tunai dengan segala kemudahan dan penghematan yang ada. Dengan demikian, peran dunia perbankan begitu penting dalam menjamin kelancaran transaksi. Ketika begitu banyak bank di negeri ini dan setiap pihak punya preferensi sendiri terkait pilihannya, bagaimana semua ini disiasati?
PT Rintis Sejahtera melalui jaringan PRIMA, yang dikenal sebagai punggawa utama ATM BCA, menawarkan kemudahan dalam bertransaksi antarbank, pengisian uang elektronik, sampai melakukan pembayaran dengan biaya yang terjangkau. Melayani sejak 1991, bank konvensional maupun bank Syariah, bank milik negara, daerah, swasta nasional, maupun pihak asing, semuanya terhubung melalui jaringan ini lengkap dengan mitra dari berbagai sektor membentuk komunitas berisi lebih dari 80 bank dengan ratusan ribu mesin ATM.
Dengan jaminan keamanan, kecepatan, dan kestabilan jaringan, transaksi akan diselesaikan secara realtime online baik melalui ATM, internet banking, mobile banking, maupun swipe di Indonesia atau negara tetangga. Semuanya diselaraskan dengan program Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) dari Bank Indonesia.
Memindahkan uang hadiah ke rekening pribadi
Sepuluh tahun lalu, ketika lebih senang dengan lomba keilmuan on-site, saya sering mendapatkan hadiah berupa rekening bank-bank "kecil" yang mesin ATM sendiri terdekatnya jauh dari domisili saya dan salah satunya adalah Bank Commonwealth Indonesia. Pergi ke sana demi menghemat biaya antarbank tidak masuk akal sehingga saya memilih memindahkan seluruh saldonya ke rekening utama saya melalui transfer di mesin ATM BCA terdekat yang berjaringan PRIMA dan beroperasi setiap saat.
Menarik uang di luar daerah
Lima belas tahun lalu, ketika masih tinggal di pinggiran ibu kota, saya tinggal di daerah yang hanya memiliki satu kantor cabang bank swasta yaitu Bank Lippo. Jika memilih bank lain, jarak terdekat mesin ATM-nya saja dari rumah bisa memakan waktu lebih dari lima belas menit dengan sepeda motor dan sangat tidak efektif ketika membutuhkan uang dengan cepat.
Masalah melanda ketika bermain ke tempat-tempat di Jakarta yang tidak memiliki mesin ATM Bank Lippo, terlebih dulu saya selalu bepergian dengan transportasi umum dan tidak aman untuk membawa segepok uang. Menarik uangnya tentu di ATM BCA, karena keduanya terhubung melalui jaringan PRIMA.
Ketika kembali sejenak ke Belitung awal tahun lalu, kami menginap di hotel yang hanya ada ATM BCA dan jarak ke mesin ATM lain yang terdekat tergolong jauh. Hari beranjak malam, dompet kehabisan uang tunai, dan saudara yang tidak memiliki rekening BCA pun tetap bisa menarik uang di ATM BCA berkat jaringan PRIMA.
Pada kenyataannya, selain transfer dan tarik tunai, kita juga bisa mengecek saldo di seluruh mesin ATM berjaringan PRIMA. Layanan ini tersedia 24 jam dengan biaya yang terjangkau sesuai kebijakan bank tempat Anda menabung, tentunya menghemat uang dan waktu dibandingkan jauh-jauh mencari mesin ATM dari bank Anda sendiri.
Dengan demikian, kita tidak perlu memiliki rekening dari banyak bank untuk bisa bertransaksi di mana-mana alias menghamburkan biaya administrasi, begitu juga dengan membawa banyak uang tunai dan meningkatkan risiko keamanan diri karena takut tak bisa menarik uang ketika dibutuhkan.
Tak ada lagi kata-kata untuk membuka rekening bank baru setiap kali merantau ke  daerah lain. Tak perlu lagi berpikir rekening mana yang akan digunakan di suatu daerah berdasarkan ketersediaan mesin ATM. Apalagi takut menjadi nasabah bank, singkirkanlah jauh-jauh rasa itu.
Melakukan pembayaran realtime online
Sekitar tiga tahun lalu, teman-teman sering mengajak saya hangout kuliner di seputar Jakarta. Tempat makan baru dengan hidangan kreatif nan kekinian hasil inovasi anak muda menjadi incaran. Jika tidak pandai mengatur strategi, tetap saja ujung-ujungnya mahal meski berpatungan.
Kami tak kehabisan akal, penjelajahan voucher makanan secara daring pun dilakukan. Diskon besar menjadi incaran, paling tidak setengah harga lah. Salah satu penyedianya, Lakupon, merupakan mitra pembayaran jaringan PRIMA sehingga kami bisa membayarnya dengan mudah di mesin ATM berbagai bank.
Tidak hanya Lakupon, terdapat lebih dari delapan puluh mitra dengan beragam lini bisnis di layanan PRIMA Payment Solution. Lunas tidaknya suatu transaksi terdeteksi secara realtime, sehingga kami tak perlu menunggu verifikasi manual dan bisa melakukan pembayaran mepet tenggat waktu tanpa perlu khawatir transaksi dibatalkan. Sampai di tempat makan baru menjual voucher diskon? Langsung beli di internet, bayar melalui ATM berjaringan PRIMA terdekat, dan kami hanya perlu menunjukkan layar ponsel berisi kode voucher tersebut.
Bagi mitra, mereka tak perlu lagi mempekerjakan banyak pegawai untuk melakukan verifikasi pembayaran melalui transfer dengan memeriksa kiriman bukti elektronik maupun fisik. Mereka tak perlu membuka banyak rekening untuk menampung pembayaran, menghadapi risiko kurang atau lebih bayar, serta bersitegang dengan pihak yang mencoba menipu.
Selama status transaksi di sistem belum lunas, pastilah pembayaran belum dilakukan. Apalagi harus menerima konter pembayaran tunai di kantor, berinvestasi mesin penghitung uang dan brankas, serta mempekerjakan pegawai khusus mondar-mandir bank, selamat tinggal.
Itulah tiga pengalaman yang saya lihat dan rasakan sendiri mengenai kemudahan bertransaksi perbankan melalui jaringan PRIMA. Masih ada lagi kemudahan lainnya sebagai berikut.
Mudah bertransaksi sekalipun di luar negeri
Di dalam negeri, Anda bisa menggunakan seluruh kartu debit berjaringan PRIMA tanpa mengharuskan penerbit EDC sama dengan penerbit kartu Anda. Anda tak perlu membawa segepok uang tunai dan tak dikenakan biaya oleh merchant. Begitu juga dengan merchant, cukup satu EDC untuk berbagai bank, biaya MDR terstandarisasi, dan menghindari risiko palsu serta pencurian.
Bagaimana dengan di luar negeri? Sampai hari ini saya masih banyak menemukan praktik menukar valas dalam jumlah besar jauh-jauh hari sebelum berangkat ke luar negeri, bahkan jauh melebihi estimasi kebutuhan dengan alasan sulit dan mahal menukar uang di luar negeri. Money changer pun diburu, segepok uang dibawa ke rumah dan masuk ke tas selama perjalanan, sampai sisanya kembali ke Indonesia dan dijual kembali di money changer.
Pernahkah kita memikirkan risiko uang kita dicuri selama dalam perjalanan mulai dari money changer, rumah, bandara, selama perjalanan, sampai sisanya ditukar kembali? Demikian pula dengan risiko uang lainnya terkait musibah selama perjalanan yang tentunya tak dikehendaki, uang palsu atau kadaluarsa akibat tidak jeli memilih money changer, sampai kerusakan uang akibat penyimpanan yang tidak baik?
Saya masih ingat betul, tiga tahun lalu saya menerima hadiah valas dari teman yang baru pulang melancong. Ternyata uang tersebut hampir kadaluarsa di negara asalnya dan mayoritas money changer menolaknya sampai saya menemukan tempat menjual dengan nilai tukar yang jauh lebih rendah.
Top-up uang elektronik
Berbeda dengan pembayaran berbasis kode QR yang mulai distandarisasi melalui program QRIS, tak sembarang mesin pembaca uang elektronik yang bisa membaca kartu dari semua bank penerbit. Kebanyakan, satu mesin hanya bisa membaca kartu dari satu bank tertentu. Saya masih ingat ketika harus membeli kartu elektronik dari beberapa bank berbeda meski tak punya rekening di sana. Satu-satunya cara mengisi, ya di minimarket atau halte TransJakarta dengan membayar sejumlah biaya tambahan.
Layanan pelanggan yang mumpuni
PT Rintis Sejahtera sendiri menyatakan bahwa masalah terkait jaringannya akan diselesaikan dengan baik paling lambat empat belas hari kerja sejak keluhan diterima. Kita bisa mengadu langsung ke PRIMA, tetapi diutamakan tetap melalui  bank kita sendiri. Jadi, tak perlu khawatir meskipun bertransaksi di bank yang berbeda dengan tempat kita menabung.
Itulah sejumput kisah dan wawasan yang menggambarkan luasnya kemudahan yang diberikan oleh pemakaian jaringan PRIMA. Bertransaksi nontunai menjadi lebih mudah tanpa harus memiliki banyak rekening bank, menghemat pengeluaran nasabah sekaligus bank tidak harus berinvestasi banyak mesin ATM, memudahkan mekanisme bertransaksi tanpa perlu banyak mencetak uang tunai, dan para bank tetap bisa saling berkolaborasi satu sama lain untuk melayani nasabah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H