Bagaimana dengan di luar negeri? Sampai hari ini saya masih banyak menemukan praktik menukar valas dalam jumlah besar jauh-jauh hari sebelum berangkat ke luar negeri, bahkan jauh melebihi estimasi kebutuhan dengan alasan sulit dan mahal menukar uang di luar negeri. Money changer pun diburu, segepok uang dibawa ke rumah dan masuk ke tas selama perjalanan, sampai sisanya kembali ke Indonesia dan dijual kembali di money changer.
Pernahkah kita memikirkan risiko uang kita dicuri selama dalam perjalanan mulai dari money changer, rumah, bandara, selama perjalanan, sampai sisanya ditukar kembali? Demikian pula dengan risiko uang lainnya terkait musibah selama perjalanan yang tentunya tak dikehendaki, uang palsu atau kadaluarsa akibat tidak jeli memilih money changer, sampai kerusakan uang akibat penyimpanan yang tidak baik?
Saya masih ingat betul, tiga tahun lalu saya menerima hadiah valas dari teman yang baru pulang melancong. Ternyata uang tersebut hampir kadaluarsa di negara asalnya dan mayoritas money changer menolaknya sampai saya menemukan tempat menjual dengan nilai tukar yang jauh lebih rendah.
Top-up uang elektronik
Berbeda dengan pembayaran berbasis kode QR yang mulai distandarisasi melalui program QRIS, tak sembarang mesin pembaca uang elektronik yang bisa membaca kartu dari semua bank penerbit. Kebanyakan, satu mesin hanya bisa membaca kartu dari satu bank tertentu. Saya masih ingat ketika harus membeli kartu elektronik dari beberapa bank berbeda meski tak punya rekening di sana. Satu-satunya cara mengisi, ya di minimarket atau halte TransJakarta dengan membayar sejumlah biaya tambahan.
Layanan pelanggan yang mumpuni
PT Rintis Sejahtera sendiri menyatakan bahwa masalah terkait jaringannya akan diselesaikan dengan baik paling lambat empat belas hari kerja sejak keluhan diterima. Kita bisa mengadu langsung ke PRIMA, tetapi diutamakan tetap melalui  bank kita sendiri. Jadi, tak perlu khawatir meskipun bertransaksi di bank yang berbeda dengan tempat kita menabung.
Itulah sejumput kisah dan wawasan yang menggambarkan luasnya kemudahan yang diberikan oleh pemakaian jaringan PRIMA. Bertransaksi nontunai menjadi lebih mudah tanpa harus memiliki banyak rekening bank, menghemat pengeluaran nasabah sekaligus bank tidak harus berinvestasi banyak mesin ATM, memudahkan mekanisme bertransaksi tanpa perlu banyak mencetak uang tunai, dan para bank tetap bisa saling berkolaborasi satu sama lain untuk melayani nasabah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H