Jangan terlalu percaya pada pegawai untuk mengadakan barang
Masalah semakin kompleks ketika procurement dilakukan oleh pegawai. Mereka bisa jadi kurang maksimal dalam menemukan penjual terbaik dengan berperilaku layaknya pembeli ritel, toh uangnya juga bukan milik mereka.Â
Atau, mereka justru menyeleweng (disebut purchasing fraud), baik menerima tawaran suap atau komisi, dengan sengaja meminta bagian kepada penjual terpilih, membeli barangnya terlebih dahulu melalui perusahaan cangkang milik si pegawai dan menjualnya kepada Anda, atau memenangkan penjual yang merupakan kenalannya.Â
Penyelewengan seperti ini memicu mark up dan pengeluaran yang tidak perlu. Bagaimana pun juga, pegawai kita adalah orang lain yang perlu uang juga, tidak bisa kita percaya seratus persen.
Adakan barang secara elektronik dengan cara yang mudah dan tepat
Demi efisiensi, efektivitas, transparansi, dan kemudahan pencatatan, sudah selayaknya di era Revolusi Industri 4.0 ini bisnis beralih ke e-procurement. Sistem ini tidak membutuhkan tenaga khusus untuk bisa mengadakan barang dan semuanya mudah karena berbasis teknologi.
Akan tetapi, siapa yang harus membangun infrastrukturnya? Tidak murah mempekerjakan ahli IT dan jika meminta bantuan pihak ketiga, seringkali rekan-rekan saya di dunia bisnis mengatakan bahwa mereka membutuhkan ratusan juta Rupiah untuk sistem seperti ini.Â
Kemudian, bagaimana kita menilai penjual yang tak dikenal tanpa dokumen kelengkapan? Siapa yang akan membantu kita mengurangi risiko tertipu dan menjembatani komunikasi ketika terjadi masalah?
Untuk itu, pada 22 April kemarin baru saja meluncur Mbizmarket, platform marketplace B2B (business-to-business) yang terintegrasi dengan solusi total e-procurement dan masih terafiliasi dengan Grup Lippo. Sistem ini merupakan pengembangan dari Mbiz yang telah dioperasikan sejak 2016 sehingga keandalannya tak perlu diragukan.