Tulisan ini sebelumnya diajukan di rubrik Kontributor situs Travelingyuk pada 31 Agustus 2018, tetapi saya tidak sepakat dengan administrator soal harga artikel dan saya putuskan lebih baik dibagikan secara gratis saja kepada Kompasianers di seluruh Indonesia, khususnya kepada Anda yang sangat ingin berkunjung ke negeri Laskar Pelangi. Terima kasih dan selamat membaca. Sejak ditulis pertama kali, belum pernah dilakukan editing sehingga jika ada ketidaksesuaian, saya mohon maaf.
***
Belitung menjadi salah satu destinasi wisata favorit negeri ini karena keindahan pantai-pantainya dan keaslian panorama alam yang belum banyak terjamah oleh pembangunan. Namanya semakin melejit setelah kehadiran film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata dan juga keberhasilan salah satu putra daerah yaitu Basuki Tjahaja Purnama untuk menduduki kursi Wakil Gubernur DKI Jakarta pada tahun 2012 lalu sehingga para turis lokal maupun mancanegara berlomba-lomba datang ke sini.
Kini, selain pantai dan pulau, para turis juga banyak mengunjungi Museum Kata-Kata, Danau Kaolin, dan juga Kampung Ahok. Akan tetapi, tahukah kamu bahwa Belitung juga layak dijadikan sebagai tempat wisata kuliner dengan berbagai hidangan khasnya yang sulit didapat di luar Belitung? Untuk itu, berikut kali ini saya akan membahas dua belas sajian kuliner khas Belitung yang sayang untuk dilewatkan.Â
1. Pempek menggale
Sekilas, rasanya mirip dengan pempek Palembang dan sama-sama disajikan dengan kuah yang terbuat dari cuka. Akan tetapi, sebenarnya pempek menggale asli Belitung ini memiliki bahan penyusun yang berbeda yaitu singkong dan sama sekali tidak mengandung ikan seperti pada pempek Palembang. Rumah Makan Jerry menjadi tempat yang direkomendasikan untuk mencoba pempek menggale ini dan kamu akan menyesal jika tidak mencobanya.
2.Bakmi Belitung
Rasanya merupakan perpaduan antara hangat, manis, asin, asam, dan gurih sesuai bahan penyusun kuahnya yang terdiri dari dari kaldu rebusan udang, gula aren, bumbu merica, laos, daun salam, dan sedikit cuka. Setidaknya ada tiga rumah makan yang dikenal menyajikan sajian enak.
Bakmi Atep menjadi rumah makan yang paling terkenal sekaligus berlokasi paling strategis yaitu di Jalan Sriwijaya No. 27, tak jauh dari Monumen Batu Satam dan bisa dijangkau dengan berjalan kaki dari pusat perbelanjaan Barata atau kompleks rukan KV Senang.Â
Pemiliknya menjalankan bisnis ini menggunakan resepnya sendiri selama 45 tahun dan berhasil menggoyang lidah para tokoh publik termasuk para artis terkenal. Satu porsi bakmi Belitung dijualnya sekitar Rp20 ribu.
Dua rumah makan lainnya adalah Bakmi Belitung Awan dan Bakmi Belitung Acin. Keduanya bisa ditempuh dengan melanjutkan berjalan kaki dari Bakmi Belitung Atep ke arah Hotel Maxone Belstar Belitung.Â
Secara pribadi, saya lebih menyukai Bakmi Belitung Acin karena rasa udang di kuahnya yang lebih terasa, penyajian yang unik dengan daun pisang, dan harga yang lebih murah yaitu Rp15 ribu. Itu menurut saya, pilihan kamu bisa berbeda tergantung selera masing-masing.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk memastikan sajian belitung ini enak di lidah, yaitu kuah tidak boleh dingin dan encer, udang yang digunakan haruslah segar, ukuran mie yang cukup besar, proporsi setiap komponen yang seimbang, dan tidak dibuat dalam porsi yang cukup besar.
3. Berego
Sajian khas Melayu Belitung ini terbuat dari adonan tepung beras putih yang dililit melingkar tanpa diberikan bumbu sedikitpun. Akan tetapi, rasanya tidak tawar begitu saja karena diisajikan bersama kuah santan gurih yang bercampur dengan ikan yang dihaluskan.
Kamu bisa menikmatinya seharga Rp22 ribu per porsi di Rumah Makan Belitung Timpo Duluk, baik di cabang pertamanya di Jalan Lettu Mad Daud (Kampung Parit) maupun di cabang keduanya di Jalan Pilang Desa Dukong (di samping Meirobieland). Rumah makan ini buka setiap hari dari pukul 11.30 sampai 21.30 WIB.
4.Nasi gemok dengan ikan bulus goreng
Nasi gemok sendiri memiliki rasa yang mirip dengan nasi uduk. Disajikan dengan tekstur yang empuk dalam bungkusan daun simpor, pelengkapnya adalah ikan bulus goreng dan kuah santan belimbing. Ukuran ikan yang kecil dan dominansi garam dalam bumbunya membuatnya terasa renyah dan asin. Menu ini juga bisa kamu nikmati di Rumah Makan Belitung Timpo Duluk dengan harga sekitar Rp20 ribuan sambil bernostalgia kenangan masa lalu.
5.Nasi capcay Belitung
Rumah makan yang saya rekomendasikan untuk mencicipi menu ini terletak di kawasan Kebon Jeruk, tepatnya di sebelah Restoran Nelayan. Jangan sampai kamu kehabisan karena sang pedagang hanya menjualnya dari pagi sampai siang hari.
6.Nasi ayam "ingus" Aiku
Makanan satu ini adalah makanan yang paling saya suka di Belitung. Kita akan menyusuri gang kecil sampai ke ujungnya dan menemukan sebuah rumah kecil di sebelah kanan jalan tempat makanan ini dijual. Tempatnya cukup sempit dengan meja yang hanya mampui menampung sekitar dua sampai tiga orang.Â
Penyajiannya sangat cepat karena semua komponen telah siap dan tinggal dihidangkan saja, yaitu nasi putih, irisan ayam rebus, sosis babi, acar timun, dan kuah kental dengan perpaduan rasa asin, manis, dan gurih. Karena lebih kental dari kuah pada umumnya, kuah ini diberi sebutan kuah "ingus" dan sajian ini dijuluki nasi ayam "ingus". Perlu diperhatikan bahwa hidangan ini tidak Halal sehingga kamu perlu memerhatikannya dengan seksama.
Untuk bisa merasakan sensasinya, kamu harus mendatangi sendiri Rumah Makan Nasi Ayam "Ingus" Aiku ini pada pagi hingga siang hari di Gang Kelinci, tak jauh dari kantor cabang BNI Tanjung Pandan.
7.Kwetiaw "pan phi" Ote
Meski sama-sama terbuat dari beras, kwetiaw di sini memiliki tekstur yang tebal dan kenyal cukup berbeda dengan kwetiaw pada umumnya yang berbentuk lembaran tipis. Warga setempat menyebutnya "pan phi" ketika para pendatang yang kemudian berjualan ala tektek menulisnya sebagai "pampi".
Rumah makan dengan sajian kwetiaw "pan phi" terenak di Belitung adalah Rumah Makan Ote yang terletak di sepanjang Jalan Sriwijaya, sederet dengan Galeri KUMKM yang menjual berbagai oleh-oleh dan kerajinan tangan warga setempat. Mereka yang memasak adalah pemiliknya sendiri dan keluarga dengan cita rasa yang selalu terjaga dari hari ke hari, perpaduan yang sempurna antara rasa asin dan manis. Dengan merogoh kocek sekitar Rp40 ribuan, kamu bisa mendapatkan seporsi kwetiaw "pan phi" yang disajikan bersama sayur fumak, bakso ikan, dan potongan daging babi. Tentunya, makanan ini tidak memenuhi standar Halal sehingga kamu perlu memerhatikannya dengan seksama. Jika dibungkus, kamu bisa mendapatkan porsi yang jauh lebih banyak dan kemasannya juga bukan kertas coklat beserta plastik, melainkan kertas coklat dengan daun simfor.
8.Songsui Belitung
Masih di Rumah Makan Ote, kita bisa mencicipi makanan khas Belitung lainnya yaitu songsui Belitung. Sajian ini juga termasuk sajian yang tidak Halal, terdiri dari daging babi, jeroan babi, sayur fumak, sayur asin, dan tahu yang dimasak dengan kuah angkak menghadirkan rasa asin dan manis. Jika kamu menambahkannya dengan kulit babi goreng yang biasa disebut masyarakat setempat sebagai "cu yu ca", rasanya akan semakin enak. Nikmatilah sajian ini bersama nasi putih dengan harga sekitar Rp40 ribuan saja dari sekitar jam empat sore sampai jam sepuluh atau sebelas malam. Di musim liburan, kamu harus sedikit bersabar untuk mengantre atau datang terlebih dulu sebelum terlanjur lapar.
9.Keladi cah belacan
10.Gangan ikan ketarap
11.Ketam isi
Sebagaimana kita tahu, Belitung dikelilingi oleh pantai dan laut. Sebagian penduduknya pun berprofesi sebagai nelayan sehingga hasil laut di sini tereksplorasi dengan baik dan salah satu di antaranya adalah kepiting.
Bagi kamu yang tidak kuat makan daging kepiting dalam jumlah banyak atau bosan dengan cara makan kepiting pada umumnya, saya merekomendasikan untuk mencoba kepiting rajungan alias ketam isi. Kepiting berukuran kecil (kurang lebih sebutir telur ayam kampung) dikeluarkan dagingnya, dibumbui dan digoreng, kemudian dagingnya dimasukkan kembali ke dalam tempurungnya. Rasanya sangat enak, perpaduan antara rasa asin, manis, gurih, dan sedikit pedas dari lada hitam yang digunakan untuk mengurangi rasa amis.
Kamu bisa membeli ketam isi di banyak tempat di Belitung, tetapi ketam isi terenak dan termurah bisa kamu dapatkan di Rumah Makan dan Toko Roti Happy hanya seharga Rp6.500 per buahnya untuk dimakan bersama nasi putih dan lauk lainnya yang tersedia di sini. Jika sudah datang ke ibu kota, harganya tentu melambung di kisaran belasan bahkan puluhan ribu Rupiah.
12.Martabak hoklopan asli Belitung
Meski namanya sama-sama martabak, rasa cemilan khas Belitung ini sangat berbeda dengan martabak Bangka yang umumnya kita temukan di Jakarta. Jika dulu martabak yang bernama asli hoklopan ini begitu mudah ditemukan di seluruh wilayah Belitung, kini kehadirannya sangat sulit ditemukan dan jangan sampai tertipu dengan gerobak para penjual martabak ala Bangka yang menuliskan produknya juga bernama hoklopan.
Martabak hoklopan asli Belitung memiliki ketebalan yang jauh lebih tipis dibandingkan martabak Bangka. Isiannya pun benar-benar hanya terdiri dari gula dan kacang tanah sehingga rasa manis di sini diimbangi dengan rasa asin dan gurih. Hal ini membuat kita mampu mengonsumsinya jauh lebih banyak tanpa merasa kenyang.
Saya sangat menyarankan kamu semua para pecinta martabak untuk merasakan betapa enaknya rasa martabak hoklopan asli Belitung ini. Setiap harinya, sang penjual mulai berjualan sejak jam empat sore dan bisa kamu temui di sebelah kanan jalan raya di arah Monumen Batu Satam dan melewati Jalan Sriwijaya, tak jauh dari kantor polisi yang cukup besar. Harganya sangat murah, Rp10 ribu saja untuk ukuran setengah loyang dan Rp20 ribu untuk satu loyang penuh. Satu loyangnya cukup untuk dibagi dalam delapan belas potong dan dikonsumsi oleh sekitar empat sampai lima orang.
Demikian sajian kuliner asli khas Belitung yang layak Anda coba, semuanya tersedia mulai dari makanan pembuka sampai makanan penutup. Sesuaikan waktu dan jadwal liburan, kosongkan perut, serta siapkan uang untuk bisa mencicipi semuanya dengan nikmat. Selamat berlibur!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI