Gedung ini dipastikan tak mangkrak karena seribu unit di antaranya ramah difabel sehingga layak digunakan kembali untuk ajang Asian Para Games yang diselenggarakan bulan Oktober ini dan selanjutnya mungkin dijadikan rumah susun untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Penampilan selengkapnya bisa dilihat di video berikut.
Bagaimana dengan para penonton yang akan meramaikan barisan pendukung Indonesia di Asian Games? Para pejalan kaki dibuat lebih nyaman dengan pelebaran trotoar di Jakarta yang meliputi kawasan Sudirman-Thamrin, Lingkar Monas, Jalan Kramat Raya, Jalan Pramuka, dan Jalan Pemuda. Jalan-jalan protokol yang dilewati oleh rombongan diperbaiki dan ditingkatkan kualitasnya sehingga waktu tempuh para atlet dari wisma ke venue yang dilaksanakan dengan armada bus hanya memakan waktu antara 26 hingga 28 menit.Â
Para pendukung yang tidak memungkinkan untuk berjalan kaki mendapatkan akses terhadap 1500 unit bus Transjakarta untuk menjangkau lokasi venue yang ada termasuk kawasan Gelora Bung Karno. Wartawan dan relawan dibebaskan biaya transportasi untuk penggunaan armada Transjakarta.
Kompleks Olahraga Jakabaring yang sebelumnya melayani SEA Games 2011 mengalami peningkatan kualitas dan kapasitas seiring naiknya skala perhelatan yang digelar. Stadion Gelora Sriwijaya yang sebelumnya hanya mampu menampung 36 ribu penonton kini menyuguhkan kursi yang nyaman bagi 60 ribu penonton. Panjang Danau Jakabaring pun diekstensi menjadi 2300 m.
Untuk transportasi cepat dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II ke sana, Pemerintah membangun LRT berbiaya sekitar Rp7 triliun sesuai standar yang ditetapkan asosiasi Asia. Jalur di bawah LRT pun diperbaiki sehingga siap digunakan selama ajang Asian Games.
Pemerintah menyediakan perangkat lunak, perangkat keras, dan operator ICT terbaik untuk penjualan tiket, informasi pertandingan, dan tampilan skor. Hal ini dilakukan supaya perputaran informasi berlangsung cepat dan akurat dengan risiko peretasan minimum. Tentunya memalukan apabila sistem kita mudah dimanipulasi dan diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, bukan?
Dukungan kita semua
Pengeluaran senilai Rp45,1 triliun sejak persiapan yang dimulai pada 2015 sampai berlangsungnya acara bukan sesuatu yang main-main. Tentunya tidak lucu dan sangat menyedihkan jika semua ini berakhir sia-sia karena kurangnya dukungan kita terhadap penyelenggara Asian Games dan kontingen Indonesia.
Pertama, terkait transportasi. Jakarta saat ini memberlakukan sistem ganjil-genap di beberapa ruas jalan yang digunakan oleh kontingen untuk memastikan mereka bisa berangkat dan pulang tepat waktu alias tidak terlambat.Â
Warga Jakarta diharapkan mematuhi hal ini sehingga polisi fokus mengamankan lokasi dan mengatur lalu lintas kontingen tanpa sibuk melakukan penindakan. Beralih ke angkutan umum dan menghindari perjalanan yang tidak diperlukan tentu lebih baik sehingga kontingen bisa merasakan lalu lintas yang lancar. Hal ini diharapkan terjadi juga selepas Asian Games usai sehingga lalu lintas lancar itu bisa terjadi seterusnya.