Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Tunai atau Kredit? Pilih yang Terbaik dan Wujudkan Griya Idamanmu!

4 Oktober 2017   21:11 Diperbarui: 8 Oktober 2017   07:47 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Situs Maybank, (screenshoot Dokumentasi pribadi)

Memiliki hunian sendiri bukan sekadar impian, tetapi merupakan kebutuhan primer setiap individu. Hunian menjadi tempat berlindung dari panas dan hujan, tempat menikmati makanan dan hiburan, tempat berkumpul dengan keluarga, tempat belajar dan menyelesaikan pekerjaan, sampai tempat beristirahat. Karakteristik hunian yang cocok akan sangat bergantung pada kebutuhan dan kegiatan masing-masing sehingga setiap individu memiliki hunian idaman yang berbeda pula.

Usaha memiliki idaman jangan ditunda-tunda karena harganya terus meningkat seiring waktu dan peningkatannya lebih cepat dibandingkan kenaikan nilai uang selama menabung. Terlebih lagi jika Anda mengincar rumah tapak, ketersediaan di lokasi yang Anda inginkan tentunya terbatas. Dalam kondisi seperti ini, Anda akan dihadapkan pada dilema memilih cara pembayaran antara tunai atau KPR.

Berniat bayar tunai? Punya uang yang cukup? Ilustrasi diunduh dari www.vancoversun.com.
Berniat bayar tunai? Punya uang yang cukup? Ilustrasi diunduh dari www.vancoversun.com.
Pembayaran tunai

Menurut rekan-rekan yang membayar pembelian hunian secara tunai, metode ini lebih menguntungkan. Tidak ada biaya KPR, bunga, dan biaya pelepasan hak tanggungan yang harus dibayar sehingga keuntungan yang diterima atas kenaikan harga rumah bisa dirasakan secara maksimal sejak hari pertama pembelian. Begitu rumah dibayar lunas, kita bisa langsung memegang sertifikatnya dan seketika itu pula kita bisa mengagunkan atau menjual rumah tersebut.

Akan tetapi, perlu diperhatikan bahwa memiliki simpanan yang cukup untuk membeli rumah bukan berarti metode pembayaran tunai pas untuk Anda. Perhatikan pula kebutuhan lain yang penting dan mendesak serta cadangan dana darurat jika sewaktu-waktu Anda kehilangan pekerjaan atau mengalami hal lain yang tak diinginkan. Enam tahun lalu, seorang rekan saya nekat menghabiskan seluruh simpanan miliknya untuk membeli rumah baru secara tunai seharga Rp600 juta. 

Ternyata, dia memiliki setumpuk kebutuhan mendesak : membeli furnitur rumah seharga Rp130 juta, membayar biaya persalinan istri senilai Rp15 juta, dan membayar uang masuk sekolah anak pertama senilai Rp10 juta. Dengan kosongnya simpanan, dia terpaksa mengagunkan rumahnya dengan bunga yang lebih tinggi dibandingkan terhadap bunga KPR.

Tak punya uang cukup? KPR saja! Ilustrasi diunduh dari UangTeman.
Tak punya uang cukup? KPR saja! Ilustrasi diunduh dari UangTeman.
Pembayaran melalui KPR

Jika tidak memiliki uang tunai yang cukup, Anda terpaksa membayar pembelian rumah melalui KPR. Akan tetapi, jalan ini tetap baik dan menguntungkan karena memiliki sejumlah keunggulan.

Pertama, Anda tidak akan kehilangan seluruh simpanan Anda sekaligus karena Anda hanya perlu membayar sejumlah uang muka. Anda masih bisa menggunakan simpanan untuk memenuhi berbagai kebutuhan lainnya.

Kedua, bank tidak akan bersikap asal dalam menyetujui atau menolak setiap pengajuan kredit. Bank akan memeriksa dan memverifikasi setiap dokumen kepemilikan yang ada serta menilai apakah harga yang diajukan wajar atau melebihi batas kewajaran.

Ketiga, Anda masih bisa memutar sisa uang yang Anda miliki untuk diusahakan di bidang lain sehingga keuntungannya bisa menutup jumlah bunga yang harus dibayar, bahkan mungkin keseluruhan angsuran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun