Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Menghidupkan Ekonomi Masyarakat Daerah 3T dengan Satelit Anyar Telkom

21 Februari 2017   05:56 Diperbarui: 21 Februari 2017   06:04 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo satelit Telkom 3S yang diunduh dari www.detik.com

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah penduduk yang besar, terbanyak keempat di dunia. Sebaran penduduk terbagi dari Sabang sampai Merauke dan laut memisahkan puluhan ribu pulau-pulau yang ada. Di tengah perbedaan yang ada, Indonesia tetaplah satu kesatuan yang menghadapi permasalahan dan tantangan yang sama, sehingga persamaan informasi dan pengetahuan mutlak diperlukan. Menyebarkannya melalui kunjungan langsung bukan solusi yang tepat, mengingat dengan pesawat saja butuh waktu beberapa jam untuk bisa berpindah dari satu pulau ke pulau yang lain, belum lagi menjangkau lokasi persisnya dengan kendaraan darat atau angkutan laut.

Di sisi lain, jarak bukan lagi penghalang yang menghambat jika mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik seiring kemajuan yang ada. Meskipun hidup di daerah yang masuk kategori 3T (Terdepan, Terluar, Terpencil), mereka akan tetap bisa mendapatkan informasi dengan cepat dan singkat seperti saudara mereka di kota-kota besar hanya melalui genggaman tangan. Sebuah perangkat ponsel pintar yang kini menawarkan beragam fitur dengan kemudahan cara pemakaian dan harga terjangkau sudah cukup menjadi solusi, penggunaan di masyarakat pun sudah cukup marak.

Masalah berikutnya datang dari kualitas jaringan telekomunikasi yang digunakan ponsel tersebut. Sinyal harus kuat, stabil, dan mampu bertahan di tengah berbagai kondisi yang kita hadapi, termasuk soal petir. Jaringan ini mengandung konten dalam jumlah besar yang berlalu lalang setiap waktunya dan konten ini sedikit banyak ikut menentukan nasib bangsa Indonesia. Tak semua konten ini bisa diketahui secara bebas oleh masyarakat global dan sudah selayaknya demi menjaga konten tersebut kita harus menggunakan satelit yang kita miliki sendiri.

Satelit bukan hanya soal berkomunikasi antara warga di satu daerah dengan warga di daerah lain, bukan hanya soal memberitakan kejadian di satu daerah agar bisa diketahui dan disikapi oleh bangsa Indonesia secara keseluruhan. Lebih lagi, satelit bisa membantu masyarakat daerah terpencil membuat hidup mereka lebih baik dan lebih sejahtera dengan menunjang kreativitas mereka dalam membawanya ke dunia industri yang kompetitif. Masyarakat tak tergantung pada mata pencaharian konvensional atau uluran tangan pemerintah, mereka bisa mengurangi kesenjangan dan menyejajarkan hidup mereka dengan warga di kota besar.

Satelit terbaru Telkom
Negara tentu menaruh perhatian besar dalam memberikan pelayanan dan membangun infrastruktur untuk memajukan kehidupan bangsa. Untuk itu, PT Telekomunikasi Indonesia Tbk. (diperdagangkan dengan kode TLKM di Bursa Efek Indonesia), BUMN di bidang telekomunikasi dengan reputasi dan portofolio layanan yang tak perlu diragukan lagi, turut berperan dalam memajukan komunikasi digital melalui peningkatan layanan internet. Hal ini dilakukan dengan meluncurkan satelit terbaru Telkom 3S pada Rabu, 15 Februari 2017 pukul 04.39 WIB. Dikutip dari koran Kompas edisi Kamis, 16 Februari 2017, satelit produksi Thales Alenia Space dari Perancis ini menumpang roket Ariane-5ECA untuk meluncur dari Guyana Space Center menuju slot orbitnya di koordinat 118 derajat Bujur Timur, tepatnya di atas Pulau Kalimantan. Satelit anyar ini memiliki masa aktif selama tujuh belas tahun dan menelan investasi mencapai 300 juta dollar AS. Hal ini sangat baik untuk masyarakat Indonesia, khususnya warga Pulau Kalimantan itu sendiri. Sebagaimana kita tahu, kita berbatasan wilayah darat dengan Malaysia di Pulau Kalimantan dan kita harus terus berupaya menghadirkan koneksi internet menggunakan infrastruktur milik bangsa sendiri.

Tautan daring yang bisa diakses untuk menyaksikan siaran langsung peluncuran satelit Telkom 3S, diunduh dari www.detik.com
Tautan daring yang bisa diakses untuk menyaksikan siaran langsung peluncuran satelit Telkom 3S, diunduh dari www.detik.com
Manfaat untuk masyarakat daerah 3T
Internet adalah syarat mutlak untuk bisa mengoperasikan toko daring yang zaman sekarang mudah untuk dibuka. Jika dulu harus mendesain laman web sendiri-sendiri, sekarang sudah ada marketplace yang mengumpulkan penjual dengan berbagai barang. Asal ada kemauan, keseriusan, dan produk yang dijual, masyarakat daerah 3T juga bisa ikut bersaing dengan menjajakan produk mereka sendiri dan ini harus didukung dengan kekuatan jaringan internet yang mereka miliki.

Apa barang yang harus dijual? Dibutuhkan kreativitas lebih supaya tidak terjebak dalam pasar jenis produk yang penawarannya sudah berlebih dan masuk kategori jenuh, di sini masyarakat daerah 3T lagi-lagi menggunakan jaringan internet untuk menemukan kebutuhan pasar, mencari ide, dan memastikan produk yang akan dibuat belum marak di pasar. Produk ini bisa dibuat dari bahan-bahan yang tersedia dan terus diproduksi di daerah mereka dengan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Bagaimana cara memproduksinya? Internet lagi-lagi bisa digunakan untuk mencari metode produksi yang efektif dan efisien dengan hasil produksi yang memuaskan. Kita tidak dapat sepenuhnya mengandalkan metode produksi konvensional ketika kita juga tidak harus mengandalkan keseluruhan metode produksi modern untuk menghasilkan produk dalam jumlah memadai, harga terjangkau, kualitas memuaskan, dan keunikan yang begitu terasa. Sebagian besar konten di internet bisa diakses secara gratis, sehingga masyarakat daerah 3T bisa menjalani pendidikan dengan mudah dan murah. Bagaimana memenuhi kebutuhan bahan baku yang kurang? Internet digunakan untuk mencari pemasok dengan waktu pengiriman tercepat dan biaya terendah, bukan hanya sekadar membeli dari pemasok yang dekat tetapi harganya justru lebih mahal.

Untuk siapa barang ini dipasarkan? Ketika marketplace dengan rekbernya menjadi tempat favorit berbelanja daring, sudah seharusnya masyarakat memanfaatkannya dengan baik. Berikan harga dan promosi yang kompetitif, tuliskan bahwa produk ini asli kreativitas Indonesia untuk menambah daya tarik. Bila perlu, buat blog pribadi untuk mempromosikan produk lebih jauh lagi. Pemasaran menjadi menggeliat tanpa harus mengeluarkan modal besar untuk datang ke ibu kota dan menghabiskan waktu beberapa hari demi menampilkan produk di ajang pameran. Bukan tidak mungkin, village production goes international!

Industri kreatif tak melulu selalu menghasilkan produk berupa barang fisik, melainkan juga bisa berupa karya-karya seni digital. Para blogger, youtuber, dan seniman lokal bisa menghadirkan konten-konten yang menunjukkan keindahan daerah mereka dalam bentuk digital sehingga bisa dinikmati tanpa harus mengunjunginya terlebih dahulu. Pendapatan dari penjualan konten dan iklan dimanfaatkan untuk memajukan kehidupan mereka.

Peluncuran satelit Telkom 3S membutuhkan kerja keras yang tidak cepat dan modal yang tidak murah. Sudah selayaknya satelit ini harus bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat khususnya di daerah 3T untuk meningkatkan kualitas hidup masing-masing dan juga perekonomian bangsa Indonesia secara keseluruhan. Sekarang, apa yang harus dilakukan? Memastikan ketersediaan perangkat pintar, melatih penggunanya, dan memberdayakan mereka untuk segera merintis usahanya masing-masing!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun