Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Pertambangan di Indonesia dan Perannya bagi Negeri Ini

17 Oktober 2016   05:55 Diperbarui: 17 Oktober 2016   07:16 8109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Pesona tambang Grasberg di Papua sebagai penghasil emas terbesar di dunia sebagaimana diunggah oleh Wikipedia."][/caption]

Indonesia memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang sama kayanya, di mana harta ini tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Dengan demikian, seharusnya Indonesia tidak memiliki kesulitan untuk menggarap dan mengolah semua yang dimiliki dalam usaha meningkatkan kualitas hidup nasional.

Di antara semua kekayaan alam yang tersedia, kekayaan yang paling menjanjikan untuk dikelola berada di sektor pertambangan mengingat kita hanya perlu mengambil harta yang ada dari dalam Bumi, menyerap begitu banyak tenaga kerja, menggairahkan begitu banyak sektor pendukung, dan nilai jual produk yang diambil begitu bernilai. Indonesia kaya akan wilayah tambang, meliputi : tambang batu bara di Pulau Kalimantan, tambang pasir di Kepulauan Bangka Belitung, tambang minyak dan gas alam, tambang emas di Papua, tambang batu, tambang aspal, dan tambang mineral lainnya. Pantas jika tambang kita jadikan sumber daya alam utama di Indonesia.

Pertambangan dan tenaga kerja
Kehidupan pertambangan menyerap begitu banyak tenaga kerja dengan berbagai kualifikasi kemampuan, dari yang tertinggi hingga yang terendah dalam setiap prosesnya. Suatu kegiatan pertambangan membutuhkan begitu banyak tenaga terlibat di lapangan dan melibatkan berbagai kehalian yang terkait. Untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan, kita membutuhkan ahli teknik sipil. Untuk memastikan para pegawai terhindar dari risiko kecelakaan kerja, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang K3. Untuk merawat mesin-mesin yang digunakan, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik mesin.

Untuk menentukan prosedur yang tepat, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik pertambangan dan kebumian. Untuk memperbaiki kondisi lingkungan pasca kegiatan penambangan, perusahaan membutuhkan tokoh yang memiliki kompetensi dalam bidang teknik lingkungan. Kehidupan pertambangan yang berlangsung di daerah terpencil juga membutuhkan tenaga pendukung kenyamanan pegawai selama mereka tinggal dan bekerja di sana, meliputi asisten rumah tangga, koki, dan dokter umum.

Setelah mendapatkan harta yang diharapkan, harta tersebut akan diangkut kepada pihak yang membeli. Proses transportasi ini lagi-lagi melibatkan banyak tenaga, baik dalam dunia transportasi darat, penerbangan kargo, dan perkapalan. Ke depannya, seiring keinginan Pemerintah kepada para perusahaan untuk membangun smelter, kegiatan pengolahan produk ini akan melibatkan lebih banyak tenaga lagi, termasuk di dalamnya buruh pabrik dan ahli industri di bidang fisika serta kimia.

[caption caption="Pekerjaan yang berat membutuhkan asupan gizi yang cukup dan tenaga yang andal untuk mengolahnya. Gambar diunduh dari www.obattradisionaldiabetes.co."]

[/caption]

Pertambangan dan pemenuhan kebutuhan
Bahan bakar fosil
Ketika produksi energi terbarukan belum bisa diandalkan, kita banyak bergantung pada bahan bakar fosil. Merekalah yang menghidupkan aktivitas dalam hidup kita. Tanpa bahan bakar fosil, kita tidak akan bisa menggunakan energi listrik. Tanpa bahan bakar fosil, kita tidak akan bisa menikmati kenyamanan dalam kendaraan bermotor kita. Bagaimana kita bisa memindahkan berbagai barang kebutuhan dari satu daerah ke daerah lain? Tanpa bahan bakar fosil, kita tidak bisa memasak.

[caption caption="Mobil yang kita gunakan saat ini masih mengandalkan bahan bakar fosil. Gambar diunduh dari laman Facebook Grab."]

[/caption]

Aspal
Aspal sangat dibutuhkan ketika Indonesia membangun infrastruktur jalan raya. Kita tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkannya karena kita memiliki sumbernya di Pulau Sulawesi, yaitu Buton.

Emas dan perak
Emas dan perak diolah untuk memenuhi kebutuhan prestise manusia ketika mereka menggunakan perhiasan, meliputi : cincin, gelang, giwang, anting, kalung, dan masih banyak lagi. Emas yang diolah menjadi logam mulia batangan bisa dijadikan aset investasi bersifat safe haven dengan nilai cenderung stabil dan terus meningkat mengingat posisinya sebagai cadangan devisa yang berlaku di seluruh dunia.

[caption caption="Logam mulia sebagai salah satu instrumen investasi pilihan masyarakat. Gambar diunduh dari Wikipedia."]

[/caption]

Logam lainnya
Ketika kita makan dan menggunakan sendok yang bisa digunakan berulang kali, itu berarti kita menggunakan sendok besi. Ketika kita menyimpan barang di tempat berbahan logam dan tempat tersebut tidak berkarat, kita sedang menggunakan lemari besi yang dilapis dengan krom atau aluminium. Ketika kita membeli susu dengan kemasan kaleng, kaleng tersebut sebenarnya terbuat dari besi yang dilapis dengan timah. Ketika kita menggunakan kabel kelistrikan, kita sedang memanfaatkan produk yang memanfaatkan tembaga. Ketika kita menggunakan ponsel keluaran terbaru, baterainya terbuat dari logam Lithium. Ketika kita menggunakan aki, elektrodanya terbuat dari timbal. Semua logam ini bisa kita dapatkan dari kegiatan pertambangan.

[caption caption="Produk elektronik memanfaatkan berbagai jenis logam untuk memproduksinya. Gambar diunduh dari Tribunnews , BliBli, dan BlogDetik untuk kemudian diolah kembali."]

[/caption]

Pertambangan dan perekonomian nasional
Ketika kita bisa memenuhi kebutuhan kita sendiri dengan menambang apa yang kita punya, kita tidak perlu menghabiskan cadangan devisa untuk melakukan impor dari negeri tetangga. Ketika kita punya tambang sendiri, kita bisa mendapatkan barang yang kita butuhkan dengan biaya yang lebih murah. Ketika kita punya tambang sendiri, setiap daerah punya kesempatan untuk menerima pendapatan yang besar.

Kita juga bisa menekan angka pengangguran dan menjamin kesejahteraan banyak tenaga kerja dalam dunia pertambangan dan sektor terkait. Kelebihan sumber daya yang kita butuhkan bisa diekspor ke luar negeri untuk mendapatkan keuntungan dan menambah cadangan devisa. Melihat postur pendapatan nasional sampai hari ini, dunia pertambangan masih menyumbangkan porsi yang cukup besar selain dunia industri dan pertanian.

Pertambangan dan investasi nasional
Dunia pertambangan membutuhkan modal yang begitu besar sejak proses eksplorasi hingga eksploitasi. Dibutuhkan banyak infrastruktur dan alat berat untuk memastikan kegiatan pertambangan bisa berjalan dengan baik di mana modal bermain sangat besar di dalamnya. Investor dari dalam maupun luar negeri menutupi semua kebutuhan yang ada dan membuat apa yang tidak terlihat bernilai menjadi begitu berharga.

Perusahaan pertambangan membangun jalan, mengadakan menara telekomunikasi, membangun sarana kelistrikan, menyediakan fasilitas kesehatan, juga membangun sekolah untuk anak-anak pegawai. Tidak hanya para pegawai, masyarakat di sekitarnya pun bisa ikut menikmati semua fasilitas tersebut. Bisa dibayangkan apabila tidak ada perusahaan pertambangan, Pemerintah harus membangun infrastruktur di semua wilayah dalam waktu yang sama dan anggarannya tentu tidak mencukupi.

Pertambangan dan prestise Indonesia di mata dunia
Kekayaan minyak bumi Indonesia membuat negara kita ini diperhitungkan di mata dunia dengan menjadi salah satu anggota OPEC. Dari sektor ini juga kita berhasil menempatkan salah satu BUMN kita sebagai salah satu dari lima ratus perusahaan paling bergengsi di dunia versi Fortune 500, yaitu PT Pertamina. Adanya emiten-emiten pertambangan besar di Bursa Efek Indonesia juga memberikan gairah terhadap kegiatan perdagangan yang atraktif, meliputi : PT PGN Tbk., PT Bukit Asam Tbk., PT Adaro Energy Tbk., PT Timah Tbk., PT Indika Energy Tbk., PT Harum Energy Tbk., dan masih banyak lagi.

Beberapa di antaranya tidak hanya mencatatkan diri di Indonesia, melainkan juga di luar negeri, sungguh prestisius. Belum lagi kita memiliki tambang Grasberg di Papua sebagai tambang emas terbesar di dunia dan tambang tembaga terbesar ketiga di dunia yang saat ini dikelola oleh PT Freeport Indonesia, anak usaha Freeport-McMoran.

Pertambangan dan lingkungan
Masyarakat membenci dunia pertambangan, bagi mereka kegiatan pertambangan menyebabkan kerusakan lingkungan dan penurunan kualitas kesehatan penduduk di sekitarnya. Hal ini memang benar, tetapi tidak semua perusahaan melakukannya. Perusahaan yang baik akan memperbaiki kondisi lingkungan pertambangan mereka dan memikirkan bagaimana mereka harus membuang limbah. Ketika mereka hengkang, kawasan yang mereka tinggalkan menjadi hijau dan bisa memberikan manfaat bagi masyarakat.

[caption caption="Indahnya jika kita bisa menyulap kawasan eks tambang batubara menjadi seperti yang tampak di gambar ini, sebagaimana diunggah oleh Wikipedia."]

[/caption]

Saran bagi Pemerintah
Begitu besarnya peran dan manfaat kegiatan pertambangan sehingga Pemerintah harus serius menggarapnya demi kepentingan nasional. Pengawasan harus dilakukan dengan ketat agar kegiatan eksplorasi, eksploitasi, sampai perdagangan produk berlangsung sesuai prosedur demi lingkungan yang berkelanjutan, meliputi : penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, persiapan produksi, penambangan, reklamasi, pengelolaan lingkungan, pengolahan, pemurnian, pemasaran, CSR, dan penutupan kawasan.

Kebijakan terkait tenaga kerja perlu dilaksanakan agar sebisa mungkin merekrut tenaga kerja domestik, khususnya mereka yang berasal dari daerah itu sendiri. Mereka dipekerjakan sebagai pegawai tetap, bukan pegawai kontrak dengan nasib masa depan yang kurang jelas. Kompensasi yang diberikan haruslah layak dan memperhitungkan berbagai risiko yang dimiliki pegawai. Seharusnya pegawai layak mendapatkan biaya transportasi dari dan ke kampung halaman untuk satu bulan sekali, biaya makanan dan minuman yang memadai, biaya komunikasi untuk melepas rindu dengan keluarga, proteksi kesehatan diri dan keluarga dengan kepesertaan BPJS Kesehatan, serta proteksi kecelakaan kerja dan kematian dengan kepesertaan BPJS Ketenagakerjaan.

Gaji yang diberikan haruslah di atas Upah Minimum Sektoral Wilayah dengan memperhitungkan asas kewajaran. Misalnya, Wikipedia mencatat bahwa pernah terjadi protes oleh pegawai tambang di Papua pada tahun 2011 karena hanya menerima upah sebesar USD 1.50 per jam. Apabila mereka bekerja 30 hari dalam sebulan dengan durasi delapan jam per hari, mereka bisa menerima USD 360 per bulan dan mungkin Anda menganggapnya besar. Akan tetapi, jika Anda sudah merasakan betapa kerasnya medan tempat mereka bekerja, begitu besarnya tenaga yang harus dikerahkan, begitu beratnya tekanan psikologis yang dihadapi, begitu kompleksnya risiko yang mengintai, dan begitu bernilainya harta yang mereka dapatkan, apakah Anda masih akan menganggapnya wajar dan sebanding?

[caption caption="Pegawai tambang harus diperlakukan dengan baik dan diperhatikan kesejahteraannya, jangan seperti pada gambar yang diunggah oleh Wikipedia ini."]

[/caption]

Pemberian izin pertambangan harus dilakukan dengan teliti, tetapi tetap cepat dan berbiaya rendah. Pihak swasta hanya diperbolehkan menambang bahan-bahan yang masuk dalam klasifikasi golonhan B dan C sebagaimana tertuang dalam UU No. 11 Tahun 1967 dan PP Nomor 27 Tahun 1980. Apakah perusahaan memiliki modal yang cukup untuk melakukan kegiatan pertambangan? Apakah perusahaan memiliki rekam jejak yang baik dalam melakukan usaha mereka? Apakah perusahaan memperhatikan kesejahteraan pegawai? Apakah perusahaan memperhatikan lingkungan tempat mereka berkegiatan? Jangan sampai ada lebih dari satu pihak yang memegang izin atas satu kawasan yang sama, ini bisa sangat mencoreng citra Indonesia di mata dunia.

Soal perpajakan dan bea, Pemerintah perlu memberlakukan tarif yang tidak kerendahan dan tidak ketinggian agar investasi di bidang pertambangan senantiasa menarik. Biaya ekspor perlu diperhatikan dengan baik agar kita tidak mengekspor dan mengimpor di saat yang sama. Pengusaha juga harus didorong untuk mengolah terlebih dahulu apa yang mereka eksploitasi di dalam negeri sebelum diekspor sehingga memberikan nilai tambah yang lebih besar untuk produk pertambangan asal Indonesia. Satu lagi, Pemerintah harus mengawasi dengan ketat sehingga perusahaan pertambangan tidak mengemplang pajak.

Tulisan ini dipersembahkan oleh Christian Evan Chandra.
https://www.facebook.com/christian.evan.ch
https://www.twitter.com/official_cevan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun