Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Wujudkan Cita-cita Anak dari Hari Ini!

11 September 2016   05:52 Diperbarui: 11 September 2016   12:40 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita juga harus menentukan dengan jelas tujuan akhir dari anak kita kelak. Jika anak kita ingin menempuh perguruan tinggi dan kemudian bekerja di luar negeri, kita harus menyekolahkan mereka di sekolah dengan pendidikan bahasa asing yang baik. Jika anak kita ingin menempuh perguruan tinggi dan kemudian bekerja di dalam negeri, kita harus menyekolahkan mereka di sekolah dengan pendidikan Bahasa Indonesia sebagai bahasa utama.

Harus Anda perhatikan pula bahwa Anda tidak boleh menghambat sama sekali cita-cita anak Anda selama cita-cita tersebut adalah cita-cita yang baik dan tidak melanggar norma mana pun. Meskipun orang banyak menganggap cita-cita tersebut kurang bergengsi, sudah terlalu mainstream, tidak bisa membuat anak menjadi sukses dan kaya, atau sebaliknya merupakan cita-cita yang terlalu tinggi dan mahal, Anda tetap harus mendukung anak mewujudkannya selama anak itu memiliki kemampuan. Misalnya, anak Anda bercita-cita menjadi guru alias pahlawan tanpa tanda jasa. Bagi banyak orang, menjadi guru tidak memberikan penghasilan yang besar dan justru banyak guru dengan kehidupan yang miris. Akan tetapi, bukan berarti seorang guru tidak akan pernah bisa sukses dan hidup makmur selama dia bekerja dengan rajin dan disiplin. Selain itu, guru adalah pekerjaan yang begitu mulia dan besar kontribusinya terhadap kemajuan bangsa.

Menjadi sangat berbahaya jika Anda hanya mendengarkan apa kata orang lain dalam merencanakan pendidikan anak. Misalnya, orang-orang berkata bahwa jurusan A dan kemudian menjadi B adalah pilihan yang terbaik karena gajinya besar. Kemudian banyak anak berbondong-bondong mengikuti pilihan tersebut dan terjadilah kelebihan penawaran tenaga kerja di sana sehingga nilai gaji yang ditawarkan pun turun. Menjadi lebih buruk lagi jika ternyata anak Anda sebenarnya tidak suka mempelajari A dan bekerja sebagai B. Jika dia sukses pun, dia belum tentu bisa hidup bahagia dengan posisi tersebut karena sesungguhnya dia tidak mewujudkan cita-cita pribadinya, melainkan mewujudkan cita-cita orang lain.

Setelah ditelisik lagi, orang banyak merekomendasikan anak Anda untuk menempuh pendidikan tersebut di sekolah atau perguruan tinggi C. Perguruan tinggi tersebut jauh dari kota tempat Anda tinggal dan membebankan biaya yang cukup tinggi. Tentu, bisa menjadi masalah yang semakin luas ketika anak Anda tidak betah berada di sana, Anda merasa selalu khawatir dengan anak Anda, dan Anda harus bersusah payah untuk bisa membayar biaya pendidikan anak.

Saya sering mendengar banyak kasus terjadi karena kejadian seperti ini. Misalnya, seorang dokter yang cukup berkompeten di bidangnya justru kemudian melanjutkan hidup dengan membuka toko roti dan aktif di dalamnya karena ternyata menjadi dokter adalah paksaan dari orang tuanya, seorang lulusan luar negeri kemudian hanya bekerja di perusahaan orang tuanya karena sebenarnya kuliah tersebut hanya ditujukan untuk gengsi, seorang anak yang tidak mau pergi ke sekolah karena sekolahnya tidak sesuai dengan keinginannya, dan masih banyak lagi. Mereka merasa terpaksa untuk mewujudkan cita-cita orang tua, mereka harus meninggalkan harapan untuk mewujudkan cita-cita diri mereka sendiri, mereka tidak mampu menikmati kondisi yang dihadapkan kepadanya, dan mereka memilih untuk menyerah.

Intinya, selalu sesuaikan rencana Anda dengan kondisi keluarga Anda, kemampuan anak Anda, dan cita-cita anak Anda. Kesuksesan bisa diraih melalui jalur mana saja asalkan ada kerja keras dan kebahagiaan di bidangnya.

Menabung dan mengembangkan uang
Setelah Anda memiliki rencana pendidikan anak Anda dan mengetahui berapa kisaran biaya yang diperlukan, saatnya untuk mempersiapkan uang tersebut. Bagaimana caranya? Tentu dengan menabung secara teratur dan kemudian mengembangkan uang tersebut. Melalui produk perbankan? Suku bunga yang diberikan tidak terlalu besar sehingga Anda tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk melawan inflasi dan mempertahankan nilai rill uang Anda di masa depan. Apakah instrumen lain membutuhkan peran aktif Anda untuk mengelolanya? Anda tidak perlu melakukannya dan memecah fokus Anda dalam bekerja dengan Asuransi Jiwa Bumiputera.

Dengan pengalaman selama lebih dari satu abad di Nusantara (tepatnya 1912), Asuransi Jiwa Bumiputera memberikan kesempatan untuk Anda dalam menabung dan mengembangkan uang dengan imbal hasil yang lebih memadai. Proteksi asuransi pun melindungi masa depan Anda dari hal-hal yang tidak terduga berkaitan dengan orang tuanya. Meskipun kelak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan (kematian atau kecacatan tetap orang tuanya), pendidikan anak tetap terjamin karena pencairan uang pertanggungan asuransi. Anda dapat menyisihkan uang Anda dalam jumlah yang tidak terlalu besar setiap bulannya untuk memenuhi kebutuhan yang sangat besar di masa depan.

Berdoa
Manusia boleh berencana, manusia boleh berusaha, tetapi Allah yang menentukan. Oleh karena itu, jangan lupakan berdoa kepada Sang Pencipta agar jalan untuk mewujudkan cita-cita dimudahkanNya. Ingat, bagi Sang Pencipta, tidak ada yang mustahil.

Jadi, bagaimana? Sudah siapkah Anda dengan perencanaan pendidikan anak? Sudahkah Anda melibatkan anak di dalamnya untuk mewujudkan cita-cita anak? Kalau belum, yuk lakukan sekarang juga!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun