Mohon tunggu...
Christian Evan Chandra
Christian Evan Chandra Mohon Tunggu... Penulis - Narablog

Memiliki kegemaran seputar dunia kuliner, pariwisata, teknologi, motorsport, dan kepenulisan. Saat ini menulis di Kompasiana, Mojok, dan officialcevanideas.wordpress.com. IG: @cevan_321 / Twitter: @official_cevan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Konsumen dan Produsen Listrik Pintar, Jadilah Lebih Baik

19 April 2016   12:02 Diperbarui: 19 April 2016   12:14 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah membahas pentingnya peranan energi listrik, pembangunan infrastruktur listrik, dan perilaku bijaksana dalam pemanfaatan listrik di tulisan sebelumnya, kali ini kita akan lebih memfokuskan bahasan pada implementasi program "Listrik Pintar" dan peningkatan rasio elektrisitas Indonesia. Kesuksesan dua aspek oleh PLN ini amat penting dalam memberi pelayanan kelistrikan kepada seluruh masyarakat dengan harga yang senantiasa terjangkau.

Rasio elektrifikasi Indonesia

Dalam salah satu iklan layanan masyarakat baru-baru ini yang saya saksikan di televisi swasta, ditunjukkan bahwa rasio elektrifikasi Indonesia terus meningkat. Semakin banyak masyarakat Indonesia yang mendapatkan energi listrik, meskipun sayangnya rasio ini belum mencapai level 95 persen (negara tetangga kita di Asia Tenggara seperti Singapura dan Brunei sudah mencapainya). Bahkan, jika Anda membaca tulisan saya sebelumnya di sini, Anda akan menemukan daerah yang belum pernah dialiri listrik sejak negeri ini merdeka. Mau tidak mau, kita belum boleh puas akan apa yang ada sekarang, rasio elektrisitas harus terus kita maksimalkan hingga level seratus persen. Bagaimana caranya ya? Membangun pembangkit listrik baru untuk memenuhi kebutuhan listrik yang ada sekarang dan mengantisipasi kenaikannya di masa mendatang. Sekali lagi, pembangkit listrik yang ekonomis dan ramah lingkungan jika memungkinkan. Kerja sama dengan pihak swasta juga menjadi hal yang menarik, terlebih lagi tujuh emiten pasar modal kita dikabarkan sudah tertarik mengeluarkan investasi dalam jumlah besar untuk membangun PLTU.

[caption caption="Rasio Elektrifikasi Indonesia hingga 2015 dan targetnya ke depan, sebagaimana diunggah oleh putrabunga.com."][/caption]PLN sebagai penyalur arus listrik di Indonesia dan masyarakat sebagai produsennya

Sekali lagi, PLN merupakan penyalur arus listrik di negeri ini. Produksi arus tersebut tidak hanya berasal dari pembangkit milik PLN saja, salah satunya juga berasal dari pembangkit milik swasta. Dalam rangka mengurangi ketergantungan konsumen akan pembangkit listrik baru, sel surya di gedung masing-masing menarik untuk dipasang, termasuk juga di kantor PLN dan instansi pemerintah lainnya. Listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan internal dan sisanya dijual ke PLN untuk disalurkan lagi ke masyarakat lainnya. Satu catatan penting, di mana sel surya tidak disarankan untuk harus terpasang di semua gedung, mengingat biayanya tinggi.

Kehadiran program "Listrik Pintar"

Membeli kelebihan arus listrik dari masyarakat yang sudah mengadopsi penggunaan sel surya menjadi hal menarik untuk PLN di mana biaya produksi arus dan investasinya dapat ditekan. Peralihan program listrik pascabayar ke listrik prabayar yang terus terjadi juga menurunkan kebutuhan akan tenaga kerja baru di tubuh PLN untuk mencatat penggunaan listrik masyarakat dari rumah ke rumah. Pelaksanaan program "Listrik Pintar" terus digiatkan, sosialisasi pentingnya hemat energi listrik, dan sosialisasi kelebihan program "Listrik Pintar" menurunkan konsumsi akan energi listrik, di mana sistem mengharuskan masyarakat membayar di depan dan masyarakat menjadi sadar untuk mengganti alat elektronik mereka dengan produk yang lebih hemat energi. Tenaga kerja yang sebelumnya diperuntukkan untuk pencatatan dapat dialihkan ke bidang lainnya dalam meningkatkan pelayanan PLN kepada masyarakat, sehingga kepuasan naik dan arah ke "Goodbye Byarpet Listrik" bisa lebih cepat terwujud. Biaya yang tidak perlu dikeluarkan untuk merekrut tenaga kerja baru dapat digunakan untuk memelihara pembangkit listrik yang sudah ada atau membangun yang baru. Tarif dasar listrik juga bisa diturunkan meski tidak terlalu signifikan. Catatan yang penting adalah apartemen dan gedung perkantoran dengan sistem listrik pascabayar sebaiknya tidak perlu diikutkan dalam peralihan ke listrik bayar karena alasan kesulitan proses penggantian meteran dan juga pihak pengelola gedung yang melakukan pencatatan terhadap konsumsi masing-masing unit. PLN cukup mendapatkan pembayaran tagihan dari satu pihak, yaitu pengelola gedung. Peningkatan kerja sama dengan mitra untuk membeli pulsa listrik juga perlu dilakukan terus menerus bersama dengan sosialisasi program "Listrik Pintar".

[caption caption="Foto yang diunggah oleh duitpintar.com ini mengilustrasikan penggunaan sistem listrik prabayar."]

[/caption]Listrik untuk kehidupan yang lebih baik

Ketika konsumsi listrik dapat ditekan, pengetahuan masyarakat akan pentingnya hemat listrik meluas, penggunaan produk hemat listrik naik di masyarakat, dan rasio elektrisitas Indonesia juga meningkat, maka terwujudlah kondisi di mana listrik mampu menciptakan kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik. Semakin banyak anak sekolah di pelosok Nusantara memiliki kesempatan untuk mengakses internet, belajar di malam hari dengan penerangan yang cukup, dan menggunakan peralatan laboratorium yang membutuhkan energi listrik. Kecelakaan akibat gelapnya jalan raya bisa ditekan dengan peningkatan elektrisitas di negeri ini. Aktivitas masyarakat dapat terus berjalan tanpa harus terhenti oleh matinya listrik.

[caption caption="Belajar dengan lampu teplok seperti ini tidak perlu lagi jika ada listrik, sebagaimana diunggah metrosiantar.com."]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun