Kita beralih ke provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, di sana tinggal seorang gadis muda yang memberikan kesempatan kepada anak-anak desa untuk belajar secara gratis. Ya, Husnul, pendiri Taman Pendidikan Masyarakat Tanyoe.
Dalam bahasa Aceh, Tanyoe berarti dari kita untuk kita. Di TPM ini, anak-anak dan remaja yang sebelumnya lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain menjadi bersemangat dalam menimba ilmu.
Heru Riswan
Heru Riswan, pemuda yang lahir di Sukabumi pada dua puluh tiga tahun lalu ini menempuh pendidikan jurusan sosiologi di FISIP Universitas Terbuka, Bogor.
Pada tahun 2012 lalu, dirinya bersama Maya mendirikan perkumpulan bernama Anak Muda Peduli Indonesia (AMPI) Bogor. Awalnya komunitas ini mengamen di jalan untuk membantu sesama dan juga membagikan susu kepada para anak jalanan. Meskipun dengan anggota yang sedikit, Heru tetap bertekad bahwa organisasi ini tetap harus berjalan dan memberikan keceriaan bagi banyak orang. AMPI Bogor kemudian memberikan bantuan untuk para dhuafa, tuna wisma, dan yatim piatu.
Kini, AMPI Bogor tidak hanya turun ke jalan demi kemanusiaan saja, melainkan juga bergerak di bidang pendidikan. Beberapa anggota mengajar di sekolah. Selain itu, melalui program AMPI Goes To School, komunitas ini juga memberikan beasiswa bagi anak-anak hebat di pinggiran kota Bogor yang kekurangan dana untuk bisa bersekolah.
Alfatih Timur
Bicara kepedulian terhadap kemanusiaan dan pendidikan, tentu tak lepas dari kebutuhan akan dana yang dikeluarkan. Bagaimana jika ada sosok yang butuh dibantu dan ada yang ingin membantu namun dana terbatas? Crowdfunding dapat menjadi salah satu solusinya.
Salah satu situs pinjaman keroyokan asli Indonesia, yaitu Kitabisa.com, didirikan oleh seorang pemuda kelahiran Padang dua puluh empat tahun lalu bernama M. Alfatih Timur. Situs Kitabisa.com ini didirikan pada tahun 2013 dan berisi ajakan-ajakan untuk menyumbangkan dana kepada berbagai pihak yang memerlukan, di antaranya untuk memperbaiki rumah yang rusak, membantu dana pengobatan, dan juga memberikan dana pendidikan.
Selain nama-nama di atas, sesungguhnya masih banyak pemuda lainnya yang peduli terhadap pendidikan dan kemanusiaan.
Bagaimana dengan para pembaca? Usia tidak menghalangi seseorang untuk menjadi pahlawan bagi sesamanya jika ada kemauan. Menjadi seorang pahlawan tidak harus dengan turun dan bertarung nyawa di medan perang. Seseorang menjadi pahlawan bagi sesamanya jika kehadirannya membantu dan menginspirasi.