Kalau saja kalimat yang menistakan ayat suci Al-Quran itu terlontar 8 tahun yang lalu..
Mungkin sikap saya netral, tak memihak. Memilih diam, dan masa bodoh.
Jika peristiwa 411 ini terjadi 8 tahun yang lalu..
Mungkin hati saya hanya sedikit tergerak. Lalu biasa saja, seolah Tak Peduli. Dan menganggap itu hanyalah gerakan berlebihan.
Seandainya aksi 212 digelar 8 tahun yang lalu.
Akankah hati ini terketuk??
Yaaah..mungkin saya hanya bisa menyaksikan lewat televisi, media sosial, dan seolah tak peduli.
KENAPA???
Karena saya belum akrab dengan Al-Quran.
Karena saya masih belum mengenalnya lebih dekat.
Karena saya tak memilikinya secara utuh.
Karena saya jarang menyapanya.
Karena saya tak paham maknanya.
Karena saya belum mengamalkan isinya.
Apalagi menyampaikan kandungan didalamnya.
KARENA....
TAK KENAL
MAKA
TAK SAYANG
Kini..
Sentuhan rasa itu telah hadiir..
Setiap nafas adalah dzikir
Lantunan ayat suci menggema mengalir
Merindukan suara takbir
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (Q.S Al-anfal :2)
Allah menciptakan bumi dan segala isinya
Al-Quran adalah buku pedoman..
Disanalah petunjuk panduan kehidupan..
Menuju jalan kebahagiaan
Karena KuasaNya.. yang Maha menggetarkan hati manusia..
Kami disini.. Bersatu dengan saudara seiman.
Mencari RidhoMu ya Robb.
Menundukan kepala, meluruskan niat
Mengetuk pintu langit..
#aksisuperdamai212
---------------------------
Selamat pagi jakarta..
Hujan deras menyambut hari jumat pertama di bulan Desember..
Ah sudah jam 7, tampaknya saya akan membuat laporan bulanan. Sedikit malas, saya membuka mata, melihat halaman Facebook...
Lalu...
Seketika air mata saya tumpah, tak mau kalah dengan tetesan air hujan yang turun di luar sana.
Bagaimana tidak??
Melihat aksi Ribuan warga Ciamis, dengan tulus berjalan menuju jakarta.
Meninggalkan rumah, keluarga demi membela Al-Quran..
Penuh keikhlasan..
Tanpa harap pujian dan balasan.
Tua, muda.. semuanya merapatkan barisan.
Bukan hanya sekedar jarak
Tak ada bumbu politik mengarak
Merekalah contoh ketulusan dalam bingkai kesederhanaan
Inilah teladan demi membela sebuah kitab pedoman
Wajah riang membungkus lelah yang mereka simpan
Setiap langkah berpayung keimanan
Sedangkan saya???
Tinggal di jakarta.. Dan di hari yang sama, berniat meninggalkan ibu kota, bersantai bersama keluarga..
Aaahhh.. Spontan hati teregerak, semangat membuncah tak mau kalah..
Niat yang pernah ada untuk ikut aksi damai, kembali mengintai..
Sudah jam 8 pagi waktu jakarta..
Berbekal tekad, ojek pun tersedia..
Yeess Berangkaaaattt
Alhamdulillah penuh rasa syukur..
Saya menjadi bagian dari mereka..
Tak saling kenal, namun saling sapa..
Berbagi air, makanan, dan senyuman..
Berlomba berbuat kebaikan..
Tak ada perbedaan..
Karena ini tentang rasa..
Semoga Allah menancapkan iman
Memberi kenikmatan beribadah
Memberi kesenangan dalam bersedekah
Semoga pertemuan ini..
Menjadikan kita manusia lebih baik.
Menjadi umat islam yang kokoh
Selamat pagi jakarta.. ^_^
** TBC **
@nhaegerhana
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H