Mohon tunggu...
Meta Maftuhah
Meta Maftuhah Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan UMKM dan survey sosial ekonomi yang senang menulis blog.

Visit my blog : http://www.ceumeta.com Contact : meta.maftuhah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Upaya Pemerintah Kota Bandung Mengurangi Sampah dengan "KANG PISMAN"

10 Mei 2019   23:14 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:40 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wakil Walikota di Acara Senyum Safari Ramadan | Dok. Humas Setda Kota Bandung

Setiap bulan Ramadan. produksi sampah di Kota Bandung selalu meningkat. Menurut PD Kebersihan yang ditulis PRFM, volume sampah di kota Bandung meningkat 10 %. Kondisi ini terjadi akibat meningkatnya kegiatan masyarakat dalam mengolah makanan, baik saat buka maupun sahur.

Tentunya masih ingat lautan sampah yang terjadi di Bandung tahun 2015. Duh, saya sebagai warga Bandung sangat sedih. Bayangkan, Bandung yang terkenal indah, dengan julukan Kota Kembang, berubah jadi lautan sampah. Sudah bau, becyek lagi.  Pokoknya tidak ada indah-indahnya. Masih ingat, saat musim hujan, semeliwir angin membawa aroma sampah sepanjang jalan. 

Solusi Pemerintah Kota Bandung Atasi Sampah
Situasi ini membuat Walikota Bandung, sejak Desember 2018 membuat program untuk pengolahan sampah. Konon program ini merupakan salah satu program unggulan Pemerintah Kota Bandung. Program tersebut diberi nama  KANG PISMAN. Kang Pisman bukan nama orang,  akang pisman, tapi program yang merupakan akronim dari  Kurangi, Pisahkan dan Manfaatkan. 

Program yang menjadi unggulan walikota Bapak Oded M Danial ini telah dilaksanakan melalui berbagai cara. Diantaranya adalah mengurangi pembelanjaan menggunakan kantong plastik, melakukan edukasi di sekolah-sekolah, aneka lomba,  hingga membuat wilayah percontohan di 8 kelurahan.  Semua program ini tentunya dilakukan supaya musibah Bandung Lautan Sampah tidak terjadi lagi.

Tentang KANG PISMAN
Program Kang Pisman saat ini terus berjalan di Bandung, melalui berbagai cara. Diantaranya adalah kawasan bebas sampah di kelurahan. Ada 8  kelurahan yang menjadi sasaran lokasi Kang Pisman, diantaranya adalah : Sukamiskin, Sukaluyu, Gempolsari, Cihaur Geulis, Kujangsari, Neglasari, Babakan sari dan Kebon Pisang.

Kegiatan yang dilakukan diantaranya adalah sosialisasi kepada masyarakat di Kelurahan tentang program Kang Pisman. Dengan harapan, bahwa akan terjadi perubahan perilaku dalam menggunakan produk dan pengeloaan sampah. 

Di toko swalayan di Bandung pun, saat ini diberlakukan kembali kantong plastik berbayar. Selain itu, konsumen juga dianjurkan untuk membawa tas belanja. Sehingga mengurangi jumlah kantong  plastik (kresek). Hal ini tentunya tidak mudah. Akan tetapi, kasir selalu menanyakan, apakah kita membawa tas belanja, atau akan menggunakan kardus. Atau untuk pembelanjaan sedikit, ya tidak menggunakan kantong maupun tas. 

Saat ini, ada sekitar 3000 orang yang sudah mendapat sosialisasi mengenai Kang Pisman. Bahkan sebanyak 1.300 orang yang masuk menjadi anggota grup wa. Bahkan, sosialisasi tentang Kang Pisman dilakukan melalui media digital, selain web, juga facebook dan instagram. Sehingga banyak masyarakat yang tertarik untuk mengikuti program Kang Pisman.

Apindo Dok. Pemkot Bandung
Apindo Dok. Pemkot Bandung

Kang Pisman di Bulan Ramadan
Di bulan Ramadan, sosialisasi Kang Pisman tidak berhenti, tetapi justru semakin gencar dilakukan. Diantaranya melalui program Senyum Safari Ramadan yang dilaksanakan oleh Forum Kota Bandung Sehat bersama Tim Penggerak PKK. Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 8 Mei 2019 di Gedung Al Ihsan Darul Hikam Jl Ir. H Juanda Bandung. Pada kegiatan yang dihadiri oleh aparat pemerintah, kader PKK hingga anggota masyarakat ini dapat menjadi media untuk menyebarkan tentang pengelolaan sampah. 

Program Kang Pisman mendorong masyarakat untuk mengelola sampah mulai dari diri sendiri dan mulai dari rumah. Sehingga diharapkan warga Kota Bandung dapat menjadikan kebersihan menjadi kebiasaan. Sehingga masyarakat dapat membiasakan diri dalam mengelola sampah dan mengurangi penggunaan kantong plastik.

Wakil Walikota di Acara Senyum Safari Ramadan | Dok. Humas Setda Kota Bandung
Wakil Walikota di Acara Senyum Safari Ramadan | Dok. Humas Setda Kota Bandung

Kurangi Sampah Plastik Sebagai Pembiasaan
Sebagai warga Kota Bandung, sulit mulanya mengubah kebiasaan penggunaan kantong plastik. Tetapi karena setiap berbelanja, teteh kasir selalu bertanya,"Bawa tas belanja bu?" Akhirnya saya terbiasa untuk membawa tas belanja sendiri.

Selain itu saat ini di Bandung, beberapa kegiatan masyarakat dibiasakan untuk membawa tumbler (botol minum) serta kotak makanan. Bahkan dalam beberapa event, jika konsumen membawa tumbler dan kotak makanan akan mendapat diskon. Hmm, boleh juga nih model seperti ini terus dilakukan. 

Akan tetapi, sayangnya perilaku ini baru dapat diberlakukan di toko swalayan maupun event tertentu. Perilaku mengurangi kantong plastik belum diberlakukan di kalangan pedagang makanan yang menjamur di bulan Ramadan. Sehingga sampah plastik dapat dikatakan belum berkurang signifikan. Sehingga, selain komitment dengan toko swalayan serta tokoh masyarakat, para pedagang makanan dan minuman juga harus memberikan edukasi pada masyarakat.

Sebagai contoh dengan menolak penggunaan kantong keresek, atau penggunaan kantong plastik sekali pakai. Bisa juga dengan memberikan bonus bagi konsumen yang membawa kotak makan dan minum. 

Tentunya hal ini harus dilakukan tidak hanya di event tertentu atau bulan Ramadan saja. Tetapi juga di bulan lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan edukasi yang terus menerus sehingga baik penjual maupun pembeli terbiasa untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai.

Untuk penjual, edukasi yang dapat dilakukan adalah menggunakan kemasan alternatif, atau memperoleh insentif jika tidak menggunakan plastik sekali pakai. Dan konsumen didorong untuk membeli makanan dengan membawa wadah sendiri. 

Bisa jadi tidak mudah untuk mengubah kebiasaan masyarakat, tetapi harus dilakukan. Jika tidak, maka suatu saat bencana sampah akan terjadi lagi. karena melakukan Kang Pisman adalah pembiasaan dan kebiasaan yang sifatnya jangka panjang. Jika prinsipnya masih instant, yang penting buang sampah mimpi menjadikan Bandung sebagai Kota Kembang yang bebas sampah tidak akan terwujud. 

Semoga program yang baik ini dapat terus berjalan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Saatnya menjadikan Kota Bandung kembali indah, kalau bukan oleh warganya, siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun