Mohon tunggu...
Meta Maftuhah
Meta Maftuhah Mohon Tunggu... Konsultan - Konsultan UMKM dan survey sosial ekonomi yang senang menulis blog.

Visit my blog : http://www.ceumeta.com Contact : meta.maftuhah@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Segar Pilihan

Upaya Pemerintah Kota Bandung Mengurangi Sampah dengan "KANG PISMAN"

10 Mei 2019   23:14 Diperbarui: 10 Mei 2019   23:40 1119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wakil Walikota di Acara Senyum Safari Ramadan | Dok. Humas Setda Kota Bandung
Wakil Walikota di Acara Senyum Safari Ramadan | Dok. Humas Setda Kota Bandung

Kurangi Sampah Plastik Sebagai Pembiasaan
Sebagai warga Kota Bandung, sulit mulanya mengubah kebiasaan penggunaan kantong plastik. Tetapi karena setiap berbelanja, teteh kasir selalu bertanya,"Bawa tas belanja bu?" Akhirnya saya terbiasa untuk membawa tas belanja sendiri.

Selain itu saat ini di Bandung, beberapa kegiatan masyarakat dibiasakan untuk membawa tumbler (botol minum) serta kotak makanan. Bahkan dalam beberapa event, jika konsumen membawa tumbler dan kotak makanan akan mendapat diskon. Hmm, boleh juga nih model seperti ini terus dilakukan. 

Akan tetapi, sayangnya perilaku ini baru dapat diberlakukan di toko swalayan maupun event tertentu. Perilaku mengurangi kantong plastik belum diberlakukan di kalangan pedagang makanan yang menjamur di bulan Ramadan. Sehingga sampah plastik dapat dikatakan belum berkurang signifikan. Sehingga, selain komitment dengan toko swalayan serta tokoh masyarakat, para pedagang makanan dan minuman juga harus memberikan edukasi pada masyarakat.

Sebagai contoh dengan menolak penggunaan kantong keresek, atau penggunaan kantong plastik sekali pakai. Bisa juga dengan memberikan bonus bagi konsumen yang membawa kotak makan dan minum. 

Tentunya hal ini harus dilakukan tidak hanya di event tertentu atau bulan Ramadan saja. Tetapi juga di bulan lainnya. Untuk itu, perlu dilakukan edukasi yang terus menerus sehingga baik penjual maupun pembeli terbiasa untuk tidak menggunakan plastik sekali pakai.

Untuk penjual, edukasi yang dapat dilakukan adalah menggunakan kemasan alternatif, atau memperoleh insentif jika tidak menggunakan plastik sekali pakai. Dan konsumen didorong untuk membeli makanan dengan membawa wadah sendiri. 

Bisa jadi tidak mudah untuk mengubah kebiasaan masyarakat, tetapi harus dilakukan. Jika tidak, maka suatu saat bencana sampah akan terjadi lagi. karena melakukan Kang Pisman adalah pembiasaan dan kebiasaan yang sifatnya jangka panjang. Jika prinsipnya masih instant, yang penting buang sampah mimpi menjadikan Bandung sebagai Kota Kembang yang bebas sampah tidak akan terwujud. 

Semoga program yang baik ini dapat terus berjalan dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Saatnya menjadikan Kota Bandung kembali indah, kalau bukan oleh warganya, siapa lagi?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Segar Selengkapnya
Lihat Segar Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun