Pada tanggal 4 Mei 2019, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, mengadakan seminar "MENGAZI, Munggahan Mengobrol Gizi, Menu dan Gizi Yang Tepat Saat Ramadhan." Acara yang dilaksanakan di Auditorium Rumah Sakit Pendidikan Universitas Padjadjaran Jl Prof Eyckman No 38 Bandung. Acara ini menampilkan para narasumber di bidang gizi, yaitu dr. Kunkun K. Wiramihardja, Dipl. Nur., MS, SpGK dan pakar boga Ayu Nurwitasari, S.AP., IRCA., MM.Par.
Menurut dokter Kunkun, selama puasa, maka manusia harus membatasi pola konsumsi. Jumlah energi dari asupan makanan (makanan pokok dan cemilan) jangan melampaui batas kebutuhan sehingga mengakibatkan berat badan naik. Selain itu, akan menimbulkan aneka penyakit, gerak tubuh terbatas, menopause dini dan ketidaksuburan.
Supaya tetap sehat saat menjalankan ibadah puasa, maka harus diatur pola konsumsi dan aktivitas.
Konsumsi berbuka
Rasullullah membatalkan shaum nya dengan Ruthob (Kurma basah, kurma yang baru dipanen), kalau tidak ada, dengan Thamr (Kurma kering) dan kalau keduanya tidak ada,beliau membatalkan shaumnya dengan air. Jadi, buka puasa sebaiknya diawali dengan buah, bukan dengan minum. Disampaikan dokter Kunkun dalam paparannya.
Urutan makan berbuka yang baik sebagai berikut :
- Konsumsi buah air banyak
- Minum air putih
- Shalat magrib (10-20’)
- Makan nasi lengkap denga lauk pauk nya, diikuti dengan minum air.
- Bersiap Shalat Isya dan Tarawih.
Pengaturan Makan Saat Sahur
Hadits riwayat Akhmad dari Abu Al-Khudri ra. Ia berkata:
Rasulullah pernah bersabda yang artinya: “ Makan sahur itu barokah. Maka janganlah kamu tinggalkan, walaupun seorang diantaramu hanya minum seteguk air. Karena Allah dan para Malaikat-Nya akan mengucapkan shalawat pada orang-orang yang bersahur”.
Ayu Nurwitasari, S.AP, menyampaikan bahwa untuk mengkonsumsi makan sahur dan berbuka, tetap harus mengikuti kebutuhan gizi. Jadi makanan yang dikonsumsi sebaiknya menu lengkap terdiri dari karbohidrat, protein, sayur, air putih dan buah. Konsumsi air putih selama bulan puasa dibutuhkan sebanyak 10 gelas sehari.