Mohon tunggu...
Tarmizi Bustamam
Tarmizi Bustamam Mohon Tunggu... Insurance Loss Adjuster -

Anggota alumni IKESMA Payakumbuh dan IKANED (Ikatan Alumni Nederland). Bekerja sebagai Insurance Loss Adjuster.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Kata Serapan Inggris dalam Bahasa Minang

6 Februari 2017   12:58 Diperbarui: 10 Maret 2017   22:01 3164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kabaik yang diserap dari bahasa Inggris, “cupboard”, yakni lemari, tempat cangkir dan piring di dapur, Istilah ini juga terserap ke dalam bahasa Lembak di Bengkulu menjadi “kabat”. Namun bagi generasi baru Minang pada saat ini istilah tersebut sudah tidak dikenal dan pada awal dasawarsa 1960-an istilah “kabaik” ini hanya kakek dan nenek yang masih suka memakai kata tersebut.

Sebagai penutup ada satu lagi istilah yang terindikasi asing dan yang suka dipakai oleh sebagian masyarakat Minang, terutama yang berasal dari daerah Kabupaten Agam/Bukittinggi yakni “pucuak parancih/pucuk perancis" atau daun perancis yang biasanya disebut daun ubi kayu (daun singkong). Sepintas terlihat ada kaitannya dengan negara Perancis, namun istilah daun/pucuak parancih (daun/pucuk perancis sama sekali tidak ada kaitannya. Istilah ini diambil dari nama seorang Residen Pemerintah Kolonial Belanda, Edward Francis yang berkebangsaan Inggris, yang sewaktu masa jabatannya, pada penghujung Perang Padri tahun 1834 sampai dengan tahun 1837 memperkenalkan/menganjurkan agar penduduk Sumatera Barat menanam singkong di kebun-kebun mereka. Itulah sebabnya sebagian orang Minang menamakan daun/pucuk ubi kayu, ubi dengan daun/pucuk parancih.

Demikainlah sekelumit cerita saya mengenai Kata Serapan Dalam Bahasa Minang yang bisa saya indikasikan berasal dari Inggris.

Tangerang Selatan, 3 Februari 2017.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun