Dominasi Bahasa Melayu (Indonesia) Dalam Slang Pelaut Belanda
Pemakaian istilah/kata-kata Melayu (Indonesia) dalam Slang Pelaut Belanda (Dutch Marine Jargons) telah berlangsung semenjak masa awal dari berdirinya Batavia. Sebagai contoh di Kaapstad (Cape Town) pada paruh ke dua abad ke 17 yang merupakan pelabuhan transito antara Negeri Belanda dan Batavia; dipakai istilah “oorlam” dan “baar”. Pelaut andal yang telah banyak makan asam garam di lautan mereka namakan “oorlam” yang berasal dari kata “orang lama”, sebaliknya pelaut culun yang belum berpengalaman dan belum terbiasa dengan miras mereka sebut “baar”, yang berasal dari “orang baru”. Jadi dari dahulu Belanda banyak memakai kata-kata Bahasa Melayu dalam slang maritim mereka dan kedua kata tersebut sudah resmi terserap ke dalam Bahasa Belanda.
Yang menarik , sesudah 70 tahun Indonesia merdeka istilah-istilah yang berasal dari bahasa Indonesia yang mereka sebut sebagai Maleis (Bahasa Melayu) masih mendominasi bahasa “Slang Pelaut Belanda”, yakni jargon-jargon yang dipakai dalam dunia maritime Belanda. Sedangkan jargon-jargon tersebut bukan merupakan kata-kata serapan resmi dari Bahasa Belanda. Jargon-jargon tersebut antara lain:(Lihat Caption)
[caption caption="Dominasi Bahasa Melayu (Indonesia) Dalam Slang Pelaut Belanda"][caption caption="DomiBahasa Melayu (Indonesia) dalam Slang Pelaut Belanda"][/caption]
[caption caption="Dominasi Bahasa Melayu (Indonesia) Dalam Slang Pelaut Belanda"][/caption][/caption]
[caption caption="Dominasi Bahasa Melayu (Indonesia) dalam Slang Pelaut Belanda"][/c[caption caption="Dominasi Bahasa Melayu (Indonesia) dalam Slang Pelaut Belanda"][/ca[caption caption="DomiBahasa Melayu (Indonesia) dalam Slang Pelaut Belanda"]
[caption caption="DomiBahasa Melayu (Indonesia) dalam Slang Pelaut Belanda"]