Mohon tunggu...
Certika Novianty Lubis
Certika Novianty Lubis Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Glittery pink outside, dove black inside.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Mengenal Daun Pirdot sebagai Tanaman Herbal dari Sumatera Utara

28 Mei 2023   17:15 Diperbarui: 29 Mei 2023   18:51 4151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Source: Socfindo Conservation

Tanaman daun pirdot mungkin tidak asing bagi sebagian masyarakat Sumatera Utara. Tanaman ini tumbuh liar di tempat yang lembap atau di dataran tinggi karena memiliki tekstur tanah yang subur. 

Bagi masyarakat umum, daun ini mungkin terdengar asing karena sangat sulit untuk ditemukan. Namun, pohon ini bisa kalian jumpai di daerah Tapanuli, Parsoburan, dan Girsang Sipangan Bolon. Tanaman ini merupakan famili dari Actinidaceae, genus dari Saurauia, dan spesies dari Saurauia Nudiflora DC.

Pohon pirdot memiliki ukuran yang kecil-sedang dengan tinggi mencapai 3-15 meter. Batang pohon ini memiliki warna hijau kecokelatan, daun yang berbentuk lonjong seperti telur, dan memiliki ujung yang runcing. 

Permukaan atas pada daun pirdot berwarna hijau dan bagian bawahnya berwarna kelabu dengan tekstur yang terbilang cukup unik karena terdapat bulu halus seperti beludru.

Source: Socfindo Conservation
Source: Socfindo Conservation

Daun pirdot memiliki kandungan senyawa aktif yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh, seperti senyawa eugenol dan safrol. Kedua senyawa ini memiliki sifat antimikroba, antijamur, antiinflamasi, dan analgesik yang dapat membantu mengatasi berbagai masalah kesehatan, seperti sakit gigi, radang tenggorokan, dan infeksi kulit.

Selain itu, daun pirdot juga memiliki kandungan senyawa flavonoid dan tanin yang bermanfaat sebagai antioksidan alami untuk membantu mengurangi risiko terjadinya kerusakan sel akibat radikal bebas dan dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, seperti mengobati penyakit kanker, limfoma (kanker kelenjar getah bening), diabetes, dan menurunkan kadar kolesterol.

Source: Sofindo Conservation
Source: Sofindo Conservation

Daun pirdot kayak akan nutrisi sehingga sering dimanfaatkan sebagai pengobatan tradisional. Berdasarkan penelitian, daun pirdot tidak hanya berpotensi sebagai pengobatan untuk manusia saja, tetapi bisa diaplikasikan juga pada hewan ternak, seperti luka sayatan. Berikut ini adalah manfaat lain dari daun pirdot yang bisa membantu berbagai permasalahan kesehatan manusia:

1. Mengatasi batuk.
2. Mengobati flu.
3. Menyembuhkan gatal-gatal pada kulit.
4. Menjaga kesehatan syaraf.
5. Menjaga kesehatan paru-paru.
6. Menjaga kesehatan usus.
7. Mencegah terjadinya pendarahan.
8. Mencegah darah tinggi.
9. Meningkatkan stamina.
10. Mengurang rasa tegang pada leher.

Dalam pembuatan minuman tradisional seperti bandrek, daun pirdot biasanya dicampur dengan rempah-rempah lainnya, seperti jahe, kayu manis, cengkeh, gula aren atau gula merah. Minuman ini biasanya dikonsumsi saat cuaca dingin atau saat mengalami masalah pernapasan, seperti flu atau batuk.

Cara lain yang bisa dilakukan untuk mendapatkan khasiat daun pirdot adalah dengan menyeduhnya seperti teh. Berikut adalah langkah-langkah pembuatannya:

1. Jemur sampai kering daun pirdot di bawah sinar matahari.

2. Tumbuk sampai halus daun pirdot yang sudah dikeringkan.

3. Masukkan daun pirdot yang telah dihaluskan ke dalam wadah.

4. Beri air sebanyak 3 gelas lalu rebus sampai mendidih dan lama (pastikan tersisa hanya 1 gelas).

5. Tuangkan ke dalam gelas dan tambahkan madu (opsional).

6. Minum selagi hangat.

Minuman ini bisa dikonsumsi sebanyak 2-3 kali sehari. Jika ingin mempercepat proses pemulihan, ada baiknya diminum sebelum tidur.

Itulah beberapa informasi mengenai daun pirdot yang berasal dari Sumatera Utara. Meskipun belum banyak dikenal di luar daerah asalnya, namun daun pirdot memiliki potensi yang cukup besar sebagai bahan baku minuman dan memiliki segudang manfaat kesehatan yang baik bagi tubuh manusia.

Semoga artikel ini membantu untuk membuktikan bahwa masyarakat lokal dapat menemukan obat herbal yang sama hebatnya dengan negara-negara lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun