3. Dakwah dengan Kentongan
Entah ulah siapa, lembaga tempat Habib Novel bernaung, FPI, identik dengan kata “fentung!” Mengerikan sekali ? Ya, Ho oh. Seolah mengesankan kebringasan, barbar, apapun yang gak sejalan pasti dihabisi. Serem. Citra ini gak hanya melekat pada lembaga FPI namun juga anggota-anggotanya, tak terkecuali Habib Novel. Tentu ini tidak baik. He’em. Mangkanya, saya sarankan belio mengganti stigma “fentung!” dengan kentongan. Kenapa kentongan ? Bukan saja lebih merakyat, kentongan sudah lama jadi simbol persatuan dan kearifan masyarakat desa. Apa ya FPI dan Habib Novel mampu dan mau menerapkan kearifan kentongan ini ? Ya, semogaaaaa... Kita do’akan saja.
Entah metode apa yang nanti akan dipilih Habib Novel, apakah akan berhasil ? Saya dan panjenengan tidak ada yang tahu pasti. Tapi, yang pasti, perang meme-memean dan pizza-pizzaan akan terus berjalan. Itulah luarbiasanya negara netizen kita. Emejiiing. Warbiasaah...