Mohon tunggu...
Yohanes w Petege
Yohanes w Petege Mohon Tunggu... Penulis - Ilmu perpustakaan

Yohanes w Petege adalah anak suku bangsa mee Papua Indonesia yang memiliki bakat baca tulis literasi

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta Pertama Bukan Cinta Terakhir

12 Agustus 2024   10:19 Diperbarui: 12 Agustus 2024   10:59 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta Pertama Bukan Cinta Terakhir

Penulis, Yohanes W. Petege, S.Ptk. 

Di malam yang dingin ini aku terbaring di tempat tidurku. oh ya namaku rere, ku teringat kisah lamaku, meski sekarang ku sudah bersama dengan seseorang yang begitu menyayangiku walaupun awalnya aku belum terlalu yakin padanya, namanya Minggi.

Ketika aku asyik dengan buku tiba-tiba Hendpone berdering ketika aku melihat panggilan masuk, ternyata yang menelponnya adalah mabi.

Hallo mabi, minggi jwab dengan suara lemas mabi kenapa? mabi sakit ya"? mabi jawab tidak koh saya hanya kecapean, jawab minggi baiklah mabi mandi, berdoa lalu tidur.

Mabi jawab dengan suarah yang halus kepadanya "iya kah terimakasih jngan lupa belajar dan doa.

Seketika minggi kembali membuka buku, ia teringat pada seorang yang dulu penah tak terima setiap perasan yang si lelaki dapat memberikan kepadanya. Ia begitu berbedah dengan si gadis lainnya. walupun dia ceak tak mengerti isi hatinya si lelaki dia sangat sayang kepadanya. Kalau dia lebih mengarah pada keperhatian seakan malas tahu walaupun hatinya berobek melihat si lelaki itu. Dia adalah orang pertama dimana jatuhkan menuri hatinya si lelaki dimasa-masa ia mulai masuk mengenal indahnya cinta dengan si rautnya pencuri sukma orang.

Mabi adalah perasaan pertama dari si lelaki, apa kata orang cinta pertama bukan belarti cinta telakhir kita nanti. Aku dan lelaki sempat mengaduh perasaan cinta melalui medsos walaupun tidak dengan tatapan mata kita berdua yang penuh akan indahnya dengan perasaan cinta. perjalan cinta kita berdua tidak semulus itu yang orang lain bayangkan. Kami sering kali ada cueking makanya barang kali pula seakan kami dua tak pernah penaruh harapan di dunia sukma cinta.

Banyak orang yang support hubungan kami karena kami bisa tetap menyatu, tapi ada juga yang tak suka dengan kami. Suatu hari dia juga sempatkan diri main-main ke tempatku dari kota Abepura ke kota Bayangkara, walaupun dia anak rantau dia selalu menuliskan arti dari kehidupan cinta melalui berbagai media dia adalah seorang wartawan yang kukenal tentang baik dan buruk baik.

Masalahnya bermula setelah dia pulang dari bandung. Beberap minggu di sana dia mengabariku lewat sms dan langsung marah-marah. Lalu aku lanjut meneleponnya

"hallo"kataku. "Iya hallo" katanya dengan nada ketus
"Kamu kenapa marah dan ngomong seperti itu" jawabku menahan perih
Dia langsung marah-marah "apa maksud kamu jelekin aku ke teman kamu, dan saudara kamu, kamu tu ya benar-benar parah, asal kamu tau aku nyesal percaya kata kamu" Aku kaget dengar semua tuduhannya dan semua katanya, sontak air mata langsung ke luar dan ku matiin telepon itu. Aku pun langsung nelepon temanku dan menceritakan ke temanku. Padahal aku gak pernah cerita apa-apa tentangnya ke siapa pun.

Akhirnya aku curhat dan aku terkejut mendengar cerita temanku tentang dia. Di balik kemarahannya ternyata ada seseorang yang fitnah aku karena dia tak suka dengan hubunganku. Sontak aku terkejut karena orang itu sahabatnya sendiri. Dan akhirnya aku menelepon dia lagi dan menceritakan yang kutau tapi dia semakin marah. Dia tak terima sahabatnya yang dituduh, dan dia berbalik menyalahkan temanku. Sampai akhirnya kami bertengakar hebat dan aku sangat membencinya sampai sekarang.

Beberapa bulan setelah itu aku sudah menganggap dia bukan siapa-siapaku lagi tapi aku terkejut dengan pengakuan sahabat lamaku yang bilang kalau selama ini aku belum putus dengan ari karena pengakuannya kepada temanku. Padahal aku sudah dengan arifin, langsung kutelepon temanku

"Hallo ty, kata siapa aku sama dia, kami tu sudah putus ty" jawabku
"Hallo juga, dianya yang bilang gitu, aku heran sama kalian, kenapa bisa putus gitu?

"Tanya temanku heran "karena sudah gak cocok lagi, dan aku pun sudah punya yang baru" jawabku "Iya deh, bagiku kamu bahagia aja, aku gak mau sahabatku sedih" jawab sahabatku.

Di dalam hatiku terus bertanya kenapa aris ngaku begitu tanpa pikir panjang aku beranikan diri untuk bertanya padanya. Aku langsung meneleponnya

"hallo, boleh nanya gak?" Aku langsung nanya dan to the point aja
"Iya, kamu mau nanya apa" jawab dengan tenangnya
"Kenapa kamu bilang ke teman aku kalau kita masih pacaran, pada hal kamu selama ini kita gak pernah komunikasi, dan maaf aku sudah gak bisa" jawabku dengan nada kecewa. Dan langsung matikan telepon.

Keesokan harinya dia sudah mengetahui hubungan aku dengan temannya arifin, dan langsung meneleponku dan menanyakan itu. Aku pun menjelaskannya dan bilang padanya kalau aku sudah dengan arifin saat itu juga dia kecewa dan bilang padaku dengan suara terisak menanggis "semoga kamu bahagia dan makasih atas semuanya, aku juga ingin sendiri". Aku pun menjawab "jangan salahkan aku, ini kulakukan karena aku ingin bahagia dan tak bisa bersamamu lagi, karena kamu tak pernah percaya aku dan meninggalkan aku, aku cukup bahagia dengannya sekarang"

Sejak saat itu kami tak saling mengetahui lagi, bagiku luka yang pernah terukir itu sangatlah menyakitkan hatiku, seperti luka yang diberi air laut yang asin begitu perih dan sakit, ketika dia lebih percaya orang yang salah. Sekarang aku cukup menjadikannya masa laluku, karena aku ingin bahagia dengan masa depanku yang sekarang bersama orang yang kusayang.

Saat lamunan terus terbayang aku dikagetkan dengan dering HPku ternayata arifin nelepon lagi. Kucerita kan semuanya, aku bahagia bisa milikin arifin karena dia sangat mengerti dan memahami hatiku. Aku bersyukur pada TUHAN karena menggantikan seseorang dengan orang yang begitu sayang padaku.

"AKU SAYANG KAMU Putri Cenderawasih " karena cinta pertama bukanlah cinta terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun