Mohon tunggu...
Cermin Mysterius
Cermin Mysterius Mohon Tunggu... -

"Mengikat lidi lidi dalam nadi untuk menyapu debu debu dalam kalbu" "ketika ku melihat cermin kusadari bahwa dirimu adalah aku"

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

white flag

25 Desember 2011   17:42 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:46 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pingin sekali mengangkat bendera putih keudara. Bukan karena menyerah dengan keadaan tapi cuma ingin merasakan; benar-benar damai dalam kepasrahan tanpa bisik-bisik keinginan. Manusia antara sifat baik dan buruk. Baik mendatangkan ketenangan dan keburukan mendatangkan kegelisahan. Bersyukur apa yang terjadi, yang terasa, menikmati keadaan adalah salah satu cara membuat hati lebih nyaman.
"Bendera Putih, Jejakmu tumbuh memutih seperti uban diatas umur semakin menua. Segala angin membuatmu semakin dewasa. Entah semilir atau badai, kau tetap bertahan diatas tiang tertinggi kehidupan. Ajarkan pada kami debar-debar semangatmu menaklukkan dunia."
Malam ini ada dua jalan untuk bendera putih di tangan; erat digenggam atau di bebaskan berkibar di udara.  Setiap jalan ada konsekuensi sendiri-sendiri. Apapun yang engkau pilih semangatlah selalu wahai cerminku.
(Renungan buat diri sendiri yang mendapat kabar ada problem di pekerjaan)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun