Batu Ruyud adalah nama yang diberikan untuk prasasti literasi yang dibuat peserta Writing Camp 2022 di Krayan. Prasasti literasi Batu Ruyud dibentuk dari kumpulan batu kecil dan batu besar, sebagai simbol tonggak kebangkitan literasi dalam membangun peradaban maju di kawasan Krayan.
Dari interaksi selama beberapa hari antara belasan pegiat literasi nasional dengan penduduk di kawasan hutan Krayan, terciptalah 12 tulisan yang mencerminkan kehidupan dan nilai-nilai masyarakat Dayak yang diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul "Menjelajahi Misteri Perbatasan". Buku "Menjelajahi Misteri Perbatasan" telah diluncurkan pada 1 Maret 2024 di Sekolah Alam, Cikeas.
Yansen TP yang memberikan kata pengantar di "Menjelajahi Misteri Perbatasan", turut menghadiri launching "Menjelajahi Misteri Perbatasan". Acara launching buku yang juga dihadiri H. Suratto Siswodihardjo selaku pemilik yayasan Sekolah Alam Cikeas.
Adapun "Menjelajahi Misteri Perbatasan" berisikan cerita dan puisi menarik sebagai berikut,
- Batu Ruyud, Tonggak Kebangkitan Literasi Nusantara (penulis, Pepih Nugraha)
- Batu Yupa dan Batu Ruyud Mengabadikan Apa yang Sementara (penulis, R. Masri Sareb Putra)
- Wa Gatum: Model Kekuatan Keluarga dan Kepemimpinan Dayak Lundayeh (penulis, Arip Senjaya)
- Manusia Sungai Krayan: Dayak Bangkit, Dayak Indonesia (penulis, Matius Mardani)
- Filosofi Alam dan Budaya Manusia Dayak Krayan lengilo' (penulis, Agustina)
- Ruyud: Nilai Kearifan dan Daya Hidup Warga Perbatasan (penulis, Arie Saptaji)
- Mirisnya Pendidikan Perbatasan Kalimantan Utara (penulis, Johan Wahyudi)
- Ekonomi Biaya Tinggi di Perbatasan (penulis, Wulan Ayudya)
- Busana Adat dan Ornamen Dayak Lundayeh (penulis, Arbain Rabey)
- Menyelam ke Alam Puisi dan Misteri Batu Ruyud (penulis, Herman Syahara)
- Aroma Rasa Peradaban Manusia Krayan, Batu Ruyud bukan Bali (kumpulan puisi karya Edrida Pulungan)
- On Earth As It is In Heaven (penulis, Eko Nugroho)
Pepih Nugraha salah satu penulis di buku  "Menjelajahi Misteri Perbatasan"menyampaikan harapan agar Batu Ruyud Writing Camp berkesinambungan, supaya minat literasi masyarakat Krayan semain tinggi. Yansen TP menyambut baik harapan tersebut, dan tercetus pemikiran untuk mengkolaborasikan literasi tradisional Sunda dengan Dayak di masa mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H