Komite Olimpiade Internasional (IOC) dalam konferensi pers baru-baru ini di Lausanne, Swiss, mengumumkan rekomendasi kepada berbagai federasi olahraga internasional, serta penyelenggara olahraga internasional, untuk memperbolehkan atlet yang memiliki paspor Rusia dan Belarus tampil dalam pertandingan.
IOC setahun silam membuat rekomendasi larangan bertanding kepada atlet asal Rusia dan Belarus di semua pertandingan internasional. Imbas dari invasi militer yang diperintahkan pemimpin Rusia, Vladimir Putin, ke wilayah Ukraina sejak 24 Februari 2022.Â
Rekomendasi dari IOC mengakibatkan berbagai federasi olahraga internasional ramai-ramai melarang tampil atlet dan tim dari Rusia serta Belarus.Â
Contohnya, sanksi kepada timnas Rusia di kualifikasi Piala Dunia 2022 dari federasi sepakbola internasional FIFA, atau larangan bertanding buat atlet Rusia-Belarus dari federasi atletik dan badminton dunia (IAAF dan BWF).
Namun, tidak semua organisasi olahraga internasional mengikuti rekomendasi dari IOC terkait sanksi kepada olahragawan Rusia dan Belarus.Â
Organisasi tenis profesional ATP dan WTA tetap mengijinkan petenis asal Rusia dan Belarus mengikut berbagai turnamen di seantero dunia, dengan syarat petenis tampil atas nama pribadi, tidak mengusung dan disponsori oleh negara.
Presiden IOC, Thomas Bach, dalam sesi konferensi pers di Lausanne menjelaskan, bahwa partisipasi atlet Rusia dan Belarus di kompetisi internasional semakin meningkat dalam beberapa bulan terakhir.
Tidak hanya dalam pertandingan tenis, atlet dari dua negara tersebut juga sudah aktif main kembali di kompetisi balap sepeda, hoki es, handball, dan bahkan sepakbola.Â
Timnas sepakbola Rusia sudah beberapa kali melakukan pertandingan persahabatan dengan negara lain.
Rekomendasi spesifik terbaru dari IOC kepada atlet Rusia dan Belarus, sebagai berikut,
- Atlet dengan paspor Rusia atau Belarus ikut berkompetisi hanya sebagai atlet netral perorangan.
- Atlet dari Rusia atau Belarus tidak diperbolehkan bertanding sebagai tim yang mengusung nama negara
- Atlet yang secara aktif mendukung perang, juga personel militer dari Rusia dan Belarus tidak dapat bertanding di kompetisi internasional.
- Atlet yang dikontrak oleh militer Rusia atau Belarusia atau badan keamanan nasional tidak diperbolehkan berkompetisi.Â
- Tidak ada acara olahraga internasional yang diselenggarakan di Rusia atau Belarus.
- Tidak ada bendera, lagu kebangsaan, warna, atau identifikasi lain apa pun dari Rusia dan Belarus yang ditampilkan pada acara atau pertemuan olahraga apa pun.
- Tidak ada pemerintah atau pejabat negara Rusia dan Belarusia yang dapat diundang atau diakreditasi untuk acara atau pertemuan olahraga internasional apa pun.
Rekomendasi terbaru dari IOC membuka kesempatan kepada atlet yang berasal dari Rusia dan Belarus untuk mengikuti berbagai pertandingan kualifikasi Olimpiade 2024 Paris.Â
Membuat pihak Ukraine meradang. Menteri olahraga Ukraina khawatir beberapa atlet olimpiade asal Rusia menggunakan podium untuk menunjukkan pembelaan mereka terhadap perang.
Menteri olahraga Ukraina menyebut contoh  pesenam Rusia, Ivan Kuliak, yang menerima medali perunggu di Kejuaraan Dunia di Doha (Qatar) sembari mengenakan simbol Z di dada.Â
Simbol Z yang diklaim mendukung kemajuan Rusia di Ukraina. Ivan Kuliak akhirnya menerima sanksi dilarang bertanding selama setahun.Â
Menurut otoritas pemerintah Ukraina, 45 dari 71 medali yang diraih Komite Olimpiade Rusia di Tokyo 2020 berasal dari atlet dari klub Olahraga Pusat Angkatan Darat Rusia, CSKA, yang merupakan bagian dari Kementerian Pertahanan Rusia.
Untuk diketahui, atlet Rusia di Olimpiade 2020 Tokyo bertanding sebagai atlet netral. Bendera Rusia dilarang dikibarkan, dan lagu kebangsaan Rusia tidak diperdengarkan, ketika atlet Rusia naik podium pemenang di Olimpiade Tokyo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H