Lusail Iconic Stadium selamanya bakal diingat oleh masyarakat Argentina. Tempat di mana timnas Argentina meraih gelar juara Piala Dunia untuk ketiga kalinya.Â
Tempat yang membuat timnas Argentina sempat diremehkan ketika kalah lawan Arab Saudi di pertandingan pertama Piala Dunia 2022.
Duel Argentina kontra Prancis di Lusail Iconic Stadium bakal dikenang lama sebagai pertandingan final Piala Dunia terbaik sepanjang masa.Â
Emosi pendukung masing-masing finalis diaduk-aduk. Permainan kedua tim di lapangan sangat indah, dan sulit untuk dilupakan.
Angel Di Maria Malaikat Keberuntungan Argentina
Pelatih Lionel Scaloni sekali memperlihatkan kelihaiannya dalam meramu strategi permainan Argentina.
Scaloni tanpa ragu memasang Angel Di Maria sejak menit pertama final. Padahal Di Maria hanya jadi pemain pengganti di dua pertandingan sebelumnya.
Lionel Scaloni sadar bahwa Angel Di Maria adalah pemain hebat spesialis penakluk pertandingan besar. Di Maria pernah mencetak gol di tiga pertandingan final yang membawa Argentina juara.
Angel Di Maria mencetak gol penentu kemenangan Argentina di final Olimpiade Beijing tahun 2008.Â
Pemain yang kini memperkuat Juventus tersebut adalah pahlawan pencetak gol tunggal Argentina di final Copa America 2021.Â
Angel Di Maria turut mencetak gol saat Argentina memenangi duel Finallisima melawan Italia enam bulan lalu.
Keberadaan Angel Di Maria sejak awal laga di lini serang Albiceleste, membawa dampak besar bagi keberhasilan Argentina menjadi juara Piala Dunia.
Kelincahan Angel Di Maria membuat kerepotan lini pertahanan Prancis. Hingga akhirnya Di Maria dilanggar oleh Ousmane Dembele di kotak penalti Prancis pada pertengahan babak pertama.
Penalti Argentina dituntaskan dengan baik oleh Lionel Messi. Argentina unggul 1-0.
Belasan menit kemudian, pendukung Argentina bersorak gembira. Argentina membuat gol kedua lewat aksi kerjasama yang baik antar pemain.Â
Angel Di Maria sukses membobol gawang Prancis usai menerima umpan matang dari Alexis Mac Allister. Gol yang membuat Di Maria terharu hingga matanya berkaca-kaca.
Angel Di Maria sekali membuktikan dirinya sebagai pemain elit dunia yang selalu tampil gemilang di pertandingan besar.
Hingga pertandingan memasuki babak kedua, pertahanan Argentina sulit ditembus pemain Prancis. Hal ini yang membuat Scaloni kemudian menjadi gegabah.
Karena merasa Argentina sudah aman, Scaloni mengganti Angel Di Maria dengan Marcos Acuna yang cenderung defensif di menit 64.
Dan petaka pun datang menghampiri Argentina, Diluar dugaan Kylian Mbappe mampu membuat dua gol balasan hanya dalam selang puluhan detik saja.
Mbappe membuat gol pertama lewat penalti di menit 80. Argentina dihukum penalti setelah Otamendi menjatuhkan Randal Kolo Muani.Â
Tak lama berselang, Mbappe menjebol gawang Argentina usai menerima umpan dari Marcus Thuram. Pendukung Argentina lemas seketika, di pihak lain para fans timnas Prancis melonjak kegirangan.
Untuk kedua kalinya Argentina ditahan imbang 2-2 menjalang akhir babak kedua setelah sempat unggul 2-0 di Piala Dunia 2022. Kejadian pertama terjadi saat Argentina bertemu Belanda di perempat final.
Lionel Messi dalam sorotan kamera terlihat meringis melihat rekan seklubnya Mbappe bisa membuat dua gol beruntun.
Keberuntungan Memihak Messi dan ArgentinaÂ
Dalam situasi timnya tertekan, Messi sekali menjadi juru selamat Argentina. Messi membuat gol ketiga Argentina ketika laga memasuki menit 108.Â
Pendukung Argentina sudah bersorak bersiap merayakan juara. Tapi, lagi-lagi Mbappe menunjukkan kebintangannya.
Kylian Mbappe dengan tenang membuat gol dari tendangan penalti di menit 118. Penalti diberikan wasit kepada Prancis setelah bola yang disepak Mbappe mengenai lengan bek Argentina, Gonzalo Montiel.
Tak lama setelah Mbappe membuat gol ketiga, Prancis nyaris saja menang saat Kolo Muani mendapatkan peluang emas di kotak penalti.Â
Argentina beruntung punya kiper sekelas Emiliano Martinez yang dapat memblok bola tembakan jarak dekat Muani.Â
Skor 3-3 hingga berakhirnya 120 menit lebih pertandingan, menjadi bukti epiknya final Piala Dunia 2022.Â
Penentuan juara terpaksa dilakukan lewat adu penalti. Di fase ini pemain Argentina lebih siap.Â
Emeliano Martinez menepis bola yang disepak Kingsley Coman. Sepakan gelandang tengah Prancis, Aurelien Tchouameni, melenceng.
Sedangkan empat penendang penalti Argentina, Messi, Dybala, Paredes, dan Montiel, dengan tenang menaklukkan sang kapten Prancis, Hugo Lloris.
Terwujud sudah penantian panjang timnas Argentina selama 36 tahun untuk merebut kembali gelar juara Piala Dunia FIFA.
Nama Messi kini abadi sebagai juara dunia dengan jumlah main terbanyak di Piala Dunia. Messi membuat rekor 26 kali tampil di Piala Dunia, melewati rekor lama milik Lothar Matthaeus.Â
Dua pemain paling senior Argentina, Lionel Messi dan Angel Di Maria, menjadi pahlawan utama negaranya menjadi juara dunia.
Angel Di Maria dan Lionel Messi kini abadi jadi manusia dewa di Argentina setelah menang di pertandingan final Piala Dunia terbaik sepanjang masa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H