Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Gambia, Kekuatan Baru Sepak Bola Afrika yang Peringkatnya Pernah Lebih Rendah dari Indonesia

24 Januari 2022   19:01 Diperbarui: 25 Januari 2022   04:29 5389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemain Gambia merayakan keberhasilan lolos ke babak 16 besar AFCON 2021/foto: BBC.com/getty images

Timnas sepak bola Gambia tampil memukau dalam debut di Piala Afrika. 

Gambia sukses menjadi runner-up Grup F AFCON 2021 dengan hasil dua kali menang dan sekali seri. Gambia akan menghadapi Guinea di babak 16 besar.

Gambia yang kini jadi kekuatan baru sepak bola Afrika, pernah berperingkat lebih rendah dari Indonesia. 

Dalam ranking FIFA per 3 Maret 2017, Gambia menempati peringkat 179, sedangkan timnas Indonesia di saat bersamaan menempati urutan 167.

Kiprah Timnas Gambia Mirip Indonesia

Gambia negara terkecil di daratan Afrika, persepak bolaannya punya kisah yang hampir sama dengan timnas Indonesia. 

Masyarakat Indonesia sudah lama merindukan timnas Indonesia juara di kompetisi terbesar kawasan Asia Tenggara, Piala AFF. Timnas Indonesia pencapaian terbaiknya sebatas 6 kali runner-up Piala AFF.

Baca Juga 

6 Negara Kandidat Kuat Juara Piala Afrika

Timnas Gambia juga berulang kali kalah di final turnamen terbesar kawasan Afrika Barat, Amilcar Cablar Cup. 

Prestasi terbaik Gambia sebatas 3 kali runner up Amilcar Cablar Cup tahun 1980, 1985 dan 2001.

Timnas Senegal yang kini jadi kekuatan utama sepak bola benua Afrika adalah pendulang gelar juara terbanyak di Amilcar Cablar Cup yang levelnya setara Piala AFF.

Indonesia pernah dihukum FIFA tak boleh mengikuti kompetisi sepak bola internasional di tahun 2015 dan 2016, karena pemerintah ikut campur dalam kisruh kepengurusan PSSI. 

Gambia pun pernah dihukum oleh FIFA pada tahun 2014. Gambia tak bisa ikut ajang resmi FIFA selama dua tahun karena pihak federasi sepak bola di sana terbukti melakukan pemalsuan umur pemain.

Ketika tim senior tak punya prestasi membanggakan, timnas junior Indonesia malah berulang kali sukses juara. Begitu pula yang terjadi di persepakbolaan Gambia.

Timnas U-23 Indonesia pernah juara Piala AFF tahun 2019.

Timnas U-23 Merayakan Juara Piala AFF 2019/Antara Foto-Nyoman Budhiarta
Timnas U-23 Merayakan Juara Piala AFF 2019/Antara Foto-Nyoman Budhiarta

Timnas U-19 Indonesia juara Piala Asia 1961, dan juara Piala AFF 2013. Prestasi terbaik timnas U-17 Indonesia adalah sebagai juara Piala AFF 2018.

Timnas U-17 Gambia pernah juara Piala Afrika tahun 2005 dan 2009 sehingga mendapatkan jatah tampil di Piala Dunia U-17.

Timnas junior Gambia juga sukses tampil di Piala Dunia U-20 tahun 2007. Gambia U-20 bahkan melaju hingga ke babak 16 besar Piala Dunia.

Perantau di Eropa Jadi Pionir Kemajuan Sepak Bola Gambia 

Keberhasilan timnas U-20 membuat prestasi bagus di Piala Dunia 2007, menjadi pembuka jalan bagi kesuksesan sepak bola Gambia.

Pemandu bakat di belahan dunia lain mulai melirik talenta-talenta muda sepak bola Gambia. 

Beberapa anggota skuat Gambia U-20 di World Cup 2007 kariernya sukses di luar negeri.

Pa Modou Jagne yang saat ini menjadi kapten timnas senior Gambia, kariernya sukses di Liga Swiss. 

Pa Modou Jagne yang pernah membela klub St.Gallen, Sion, dan FC Zurich, pernah dua kali merasakan juara Piala Swiss.

Anggota skuad Gambia U-20 di Piala Dunia 2007 lainnya yang sukses merantau di luar negeri adalah Abdoulie Mansally dan Sanna Nyassi. Keduanya pernah jadi pemain terbaik mingguan MLS (Major League Soccer).

Modou Barrow pemain sepak bola Gambia pertama yang tenar di publik sepak bola dunia.

Modou Barrow saat memperkuat Swansea City/ foto: BBC.com
Modou Barrow saat memperkuat Swansea City/ foto: BBC.com

Modou Barrow pernah tiga musim tampil di Liga Primer Inggris dari tahun 2014 hingga 2017 membela klub Swansea City.

Setelahnya, talenta-talenta muda Gambia mulai banyak yang merantau ke luar negeri. Mereka 'membanjiri" liga-liga Eropa.

Pemain Gambia paling terkenal saat ini adalah Musa Barrow yang pernah jadi bagian dari Atalanta saat naik kelas menjadi klub papan atas Liga Italia. 

Musa Barrow sekarang ujung tombak andalan klub Bologna.

Bek Gambia, Omar Colley, kini memperkuat Sampdoria. Ebrima Darboe sekarang adalah anak buah Jose Mourinho di AS Roma.

Saidy Janko yang pernah memperkuat tim junior Manchester United, sekarang tampil membela klub papan tengah La Liga Spanyol, Real Valladolid.

Sebagian besar pemain inti Gambia di AFCON 2021 masih berusia muda di bawah 26 tahun, antara lain Musa Barrow, kiper Baboucarr Gaye, Noah Sonko-Sandberg, Yusupha Bobb, James Gomez, Abdoulie Jallow.

Musa Barrow pemain Gambia paling terkenal saat ini/ foto: ilrestodelcareno.it
Musa Barrow pemain Gambia paling terkenal saat ini/ foto: ilrestodelcareno.it

Pemain-pemain muda tersebut akan menjadi tulang punggung timnas senior Gambia hingga beberapa tahun mendatang. 

Bukan tidak mungkin jika kelak Gambia menjadi kekuatan utama di sepak bola Afrika, menyusul prestasi negara tetangga Senegal. 

Timnas Gambia punya prospek cerah untuk bisa lolos ke Piala Dunia 2026.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun