Akun resmi Kompasiana menayangkan informasi tentang Kaleidoskop 2021 yang dipasang pada kanal khusus sehari jelang Hari Ibu.Â
Melalui kaleidoskop tersebut, semua pengguna Kompasiana dapat melihat sendiri berapa jumlah pembaca dan jumlah konten yang dibuatnya.Â
Kita juga bisa melihat siapa saja Kompasianer yang paling mentereng prestasinya selama sebelas bulan di tahun 2021.Â
Beragam respon Kompasianer mencuat setelah melihat hasil kaleidoskop 2021.Â
Ada yang berbahagia karena namanya berada di jajaran atas terpopuler, contohnya opa Tjipta. Ada pula yang senewen, contohnya engkong Felix Tani karena berada di ranking 69.
Pengelola Kompasiana sudah berbaik hati membuat kaleidoskop sehingga Kompasianer dapat mengetahui seberapa bagus kiprahnya di media warga yang telah berusia 13 tahun ini.Â
Karena itu, ada baiknya kalau kita buatkan kaleidoskop khusus buat para admin Kompasiana tercinta.Â
Supaya admin-admin kesayangan tersebut lebih termotivasi untuk menjadi lebih baik di masa mendatang.Â
Saya coba rangkumkan kaleidoskop dan juga rapor postingan di akun pribadi admin Kompasiana pada tahun 2021.Â
Nama-nama yang saya tuliskan berikut adalah mereka yang namanya masih tercantum di kolom tim Kompasiana pada bagian bawah website ini.Â
Kaleidoskop dan Rapor Tahunan NurullohÂ
Mas Nurulloh kerjaannya sekarang bukan admin yang memoderasi setiap tulisan Kompasianer. Â
Dia adalah petinggi di intern Kompasiana, dengan titel jabatan 'Chief Operation Officer'. Walau kegiatan utamanya bukan 'ngadmin", kita anggap saja beliau adalah kepala suku admin.Â
Tupoksi mas Nurulloh sebagai COO tentunya mengontrol pekerjaan anak buahnya, memajukan bisnis Kompasiana, serta memberikan laporan kepada petinggi-petinggi Kompas Media Group (KMG).Â
Karena kesibukannya itu, jadinya wajar apabila mas Nurulloh hanya sempat membuat satu artikel saja di Kompasiana sepanjang tahun 2021.Â
Artikel teranyar boss muda berkumis tipis tersebut dibuat seminggu lalu.Â
Judulnya sudah menggambarkan bagaimana model bisnis media warga ini pada masa mendatang, "Saatnya Kompasianer Perluas Jangkauan dan Wujudkan Mimpi Bergabung di KG Media."
Tulisan serius COO penyuka kopi hitam tersebut menjelaskan secara detil bagaikan perkembangan Kompasiana terkini, dan model mutakhir yang akan digunakan Kompasiana di masa depan untuk mengakomodasi Kompasianer muda bertalenta.Â
Beragam respon muncul mengomentari postingan terbaru mas Nurulloh. Sebagian merespon dengan senang, ada pula yang merasa kurang sreg.Â
Nilai rapor tahunan yang saya berikan kepada mas Nurulloh yaitu 8,5.Â
Saya kasih nilai cukup tinggi walau dia hanya sekali buat postingan panjang lima halaman di tahun 2021, dengan alasan tulisan terbarunya itu adalah contoh ideal di Kompasiana.
Kriteria artikel yang ideal di platform ini adalah terpilih sebagai 'Artikel Utama', dibaca hingga ribuan kali, mendapatkan seabreg vote dan komentar.Â
Semua hal itu terpenuhi di artikel "Saatnya Kompasianer Perluas Jangkauan dan Wujudkan Mimpi Bergabung di KG Media."
Mas Nurulloh juga memberikan contoh bagaimana menjadi blogger yang baik dengan membalas komentar yang masuk. Maka dari itu, rapor tahunan postingan mas Nurulloh layak mendapat nilai 8,5.
Kaleidoskop dan Rapor Tahunan Widha Karina
Tercantum di website ini bahwa mbak Widha Karina menjabat sebagai "Content Superintendent."Â
Dengan jabatannya itu, maka tupoksi mbak Widha adalah mengawasi semua konten yang beredar agar sesuai dengan tata aturan di Kompasiana.Â
Dara penyuka bobok siang tersebut di tengah kesibukan mengawasi ribuan konten masih sempat menerbitkan lima postingan sendiri di tahun 2021.Â
Dua postingan awal mbak Widha menceritakan pengalaman pribadinya terkena virus Corona.Â
Widha Karina dengan elegan membuat konten yang sangat berguna bagi penyintas Covid-19 di artikel berjudul "Yang Saya Lakukan Begitu Terkonfirmasi Positif Covid-19", dan "5 Hal yang Perlu Disiapkan untuk Isolasi Mandiri di RSDC Wisma Atlet."
Syukurlah, mbak Widha Karina berhasil melewati masa-masa berat terserang virus mematikan. Dia sudah bisa aktif kembali bekerja.Â
Namun, dia masih merasa sedih akan kondisi dunia akibat diterjang pandemi. Itu diungkapkannya dalam puisi berjudul "Tuhan, Kami Kehabisan Kata-kata untuk Berdoa."
Sebagai pengawas utama konten di Kompasiana, mbak Widha pastinya paham betul bagaimana dinamika yang terjadi di sini.
Gadis penyuka sejarah yang pernah meraih penghargaan akting di teater tersebut membuat dua artikel serius di bulan Oktober terkait Kompasiana dan Kompasianer.
Judul artikel serius yang diterbitkan Widha Karina adalah "Ekosistem Kompasiana dalam Kedinamisan Ruang Digital", dan "Memahami Motivasi Membuat Konten dan Ragam Implikasinya."
Nilai rapor tahunan yang saya berikan adalah 9 kepada mbak Widha. Nilai tinggi tersebut karena postingan anyar yang dibuatnya mendapatkan keterbacaan yang besar, dapat banyak vote dan komentar.Â
Dia juga rajin membalas komentar yang masuk. Selain itu, mbak Widha membuat postingan berdasar pengalaman pribadi yang sangat berguna buat khalayak umum. Contoh ideal postingan seorang blogger.
Kaleidoskop dan Rapor Tahunan Kevin Anandhika Legionardo
Di beranda akun papa muda yang menjabat sebagai "Community & Product Superintendent" di Kompasiana ini terpajang tagline "Full Time Family Man."
Jadi sangat dimaklumi kalau dua postingan yang dibuat mas Kevin di tahun 2021 topiknya mengenai keluarga.Â
"Bocil yang Sudah Bisa Diajak Nge-Vlog di Taman Safari Indonesia" dan "Lika-liku Cari ART, dari Minta Rumah Komplek Sampai Seleb Tiktok"Â adalah judul dua postingan terbaru mas Kevin.
Mungkin terbersit pertanyaan,Â
"Lah, dia kan pengawas komunitas dan produk di Kompasiana, kenapa malah akrabnya gaul sama ART?"
Tenang sob! Mas Kevin cukup rajin kok menyapa Kompasianer di akun medsos Facebook dengan kata-kata yang selalu menyimpan misteri.Â
Dia sering menyapa Kompasianer dengan kata-kata seperti ini, "Tangsel, Jogja, Toba, Mandalika, udah. Habis ini enaknya apa ya guyss..?"
Kata-kata mas Kevin walau mirip teriakan kenek bus yang sering ucapkan nama tempat, tenyata sangat digandrungi oleh Kompasianer.Â
Para Kompasianer biasanya dengan gaya manja akan merayu mas Kevin walau dia sudah bapak-bapak.. hahaha
Ooh iya, saya jadi hampir lupa kasih nilai rapor tahunan Kevin Legionardo. Nilai yang saya berikan adalah 7.
Nilai itu saya berikan karena postingan Kevin mendapatkan pengunjung dan vote yang sangat banyak. Komentar pengunjung juga dibalas ramah oleh mas Kevin.Â
Kekurangannya adalah, dia tak bahas tentang komunitas dan produk Kompasiana di akun pribadinya.
Kaleidoskop dan Rapor Tahunan Nindya Prismahita
"Buruh di balik kubikel dan penikmat pertandingan olahraga." Itulah tagline yang terpampang di akun wanita yang menjabat sebagai "Content Moderator" ini.
Mbak Nindy memang sangat menyukai olahraga, khususnya bola voli. Jadi, maklum saja kalau tiga postingannya di tahun 2021 semuanya tentang bola voli.
Nindya Prismahita dengan pengetahuan yang luas tentang bola voli, sangat detil menceritakan berbagai momen menarik di pertandingan National Volleyball League dan voli Olimpiade Tokyo.Â
Sayangnya, mbak Nindy belum sempat membuat postingan siapa saja pemain voli putri cantik seperti bidadari yang top saat ini. Atau artikel tentang pemain voli putra yang tampan menggemaskan dan jago di lapangan.
Karena itu, rapor tahunan mbak Nindy saya kasih nilai 7,5. Kalau dia nanti rajin buat profil pemain cantik, nilainya saya tambahkan 2 poin. Ha ha ha ha.
Kaleidoskop dan Rapor Tahunan Herry Rhamdani
Content Moderator yang sedang berusaha agar namanya ada di kata pengantar skrips orang ini adalah salah satu admin Kompasiana yang aktif membuat postingan.
Mas Rhamdani sudah membuat 14 postingan di tahun 2021. Topik yang diminatinya secara khusus adalah fiksi dan bola basket.Â
Konten fiksi karya mas Rhamdani tahun ini yang sangat saya sukai adalah cerita pendek berjudul "Bunny". Kisah tentang kelinci itu mengingatkan akan cerita-cerita menggemaskan yang dulu saya baca di tabloid BOBO.Â
Sedangkan artikel bola basket terfavorit saya yang dibuat mas Rhamdani  pada tahun 2021 adalah postingan tentang Kyrie Irving yang menolak untuk divaksin anti Covid-19.Â
Saya salut kepada bung Herry Rhamdani masih produktif membuat artikel di akun pribadi di tengah kesibukan memoderasi ribuan postingan Kompasianer.Â
Jumlah keterbacaan dan vote artikel mas Rhamdani juga cukup tinggi. Karena itu saya berikan nilai 8,5 untuk rapor tahunan Harry Rhamdani.Â
Seandainya dia membuat podcast tentang final NBA dengan visual, bukan hanya audio, mungkin skor rapor tahunan mas Rhamdani bisa mencapai 9,5 poin.Â
BERSAMBUNG...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H