Timnas Indonesia akan berjibaku bersaing meraih kemenangan dengan tuan rumah Singapura di pertandingan leg kedua semi final Piala AFF pada hari Natal (25/12/2021). Kedua tim bermain seri 1-1 di leg pertama.Â
Jika melihat sejarah masa lalu, Singapura lebih sering beruntung di fase ini.
Singapura hanya pernah sekali tersingkir di semi final Piala AFF pada tahun 2008, dari 5 kali tampil di babak empat besar.
Sedangkan timnas Indonesia pernah tiga kali gagal melewati babak semi final, dari 8 kali main di babak empat besar Piala AFF.
5 faktor "S" bakal menentukan nasib timnas Indonesia di semi final Piala AFF 2020, yaitu:
Faktor "S" Pertama, Shin Tae-yong
Timnas Indonesia pada masa lalu pernah punya pelatih asing berkualitas bagus, antara lain Anatoli Polosin, Antun Pogacnik, Wiel Coerver, Ivan Toplak, Alfred Riedl, Luis Milla.
Namun baru sekali ini tim Garuda mempunyai pelatih yang mempunyai pengalaman membesut kesebelasan di ajang Piala Dunia.Â
Indonesia sangat beruntung saat ini dilatih Shin Tae-yong yang pernah memimpin timnas Korea Selatan di ajang Piala Dunia 2018.
Nama Shin Tae-yong sangat disegani di kancah internasional walau Korea Selatan tak berhasil melewati fase grup Piala Dunia 2018.Â
Timnas Korsel tampil mengesankan, menang 2-0 atas Jerman yang merupakan juara bertahan Piala Dunia. Hasil itu membuat Jerman tersingkir di penyisihan grup Piala Dunia 2018.Â
Shin Tae-yong sudah terbiasa mengatasi tekanan berat di pertandingan level atas.Â
Singapura walau berstatus tuan rumah Piala AFF bukan tim raksasa yang akan membuat gentar Shin Tae-yong.
Jerman yang notabene pemegang 4 gelar juara dunia saja bisa diatasi oleh racikan strategi Shin Tae-yong.
Tuah Shin Tae-yong tentunya kita harapkan bisa membantu Indonesia menang dalam duel krusial melawan Singapura.Â
Faktor "S" Kedua, StrategiÂ
Fans timnas Indonesia sudah diberikan bukti bagaimana mantapnya strategi permainan yang diterapkan oleh Shin Tae-yong.Â
Pelatih asal Korea Selatan tersebut lihai menurunkan formasi yang pas sesuai kekuatan lawan yang akan dihadapi.Â
Shin Tae-yong sudah bisa mengajarkan kepada pemain Indonesia bagaimana caranya mencetak banyak gol ke gawang lawan saat menghadiri Kamboja, Laos, dan Malaysia.Â
Perubahan strategi yang mengejutkan dilakukan Shin Tae-yong saat menghadapi lawan yang lebih kuat, timnas Vietnam.Â
Strategi bertahan ketat dengan mencadangkan Evan Dimas membuat Vietnam 'mati kutu' sehingga skor pertandingan imbang tanpa gol.Â
Saat menghadapi Singapura di leg pertama, keputusan cepat diambil oleh Shin Tae-yong dengan mengganti Ezra Walian yang tampil kurang baik. Padahal Ezra Walian baru saja turun main di pertengahan babak kedua.Â
Pecinta timnas Indonesia pastinya sudah tidak sabar menantikan strategi mantap apa yang akan digunakan Shin Tae-yong di laga kedua semi final nanti untuk meredam agresifitas permainan timnas Singapura.Â
Faktor "S" Ketiga, Stamina
Seusia pertandingan leg pertama semi final, Shin Tae-yong mengungkapkan bahwa stamina yang menurun sangat mempengaruhi keseluruhan permainan timnas Indonesia di babak kedua.Â
Kekuatan fisik yang tidak prima untuk menjalani banyak pertandingan berat memang merupakan masalah klasik pada pemain Indonesia sejak dahulu kala.Â
Shin Tae-yong berharap besar kepada pemain Indonesia staminanya sudah bugar pada pertandingan kedua semi final nanti.Â
Tim Garuda di leg kedua semi final bakal diuntungkan dengan kehadiran "darah baru" yang staminanya masih segar, yaitu Egy Vikri yang baru datang ke Singapura usai membela klub Liga Slovakia.
Faktor "S" Keempat, Super SubÂ
Timnas Indonesia butuh pemain super sub yang bisa membantu raih kemenangan apabila nanti pemain inti kesulitan mencetak gol.Â
Sudah ada empat pemain Indonesia yang sukses menjadi super sub di Piala AFF 2020.
Pemain super sub yang pertama adalah Ramai Melvin Rumakiek.
Rumakiek mencetak gol ke gawang Kamboja setelah menggantikan Irfan Jaya di pertengahan babak.Â
Witan Sulaeman dan Ezra Walian berhasil membuat gol dengan status sebagai pemain pengganti saat melawan Laos.
Elkan Baggott juga sukses sebagai super sub saat melawan Malaysia. Baggott saat itu baru turun di pertengahan babak menggantikan Rumakiek.Â
Faktor "S" Kelima, SialÂ
Sial (unlucky). Kata itu tentunya tidak diharapkan menimpa timnas Indonesia saat berduel dengan Singapura di leg kedua semi final.Â
Namun, timnas Indonesia harus waspada dengan segala kemungkinan yang akan membuat sial di pertandingan nanti.Â
Kubu Indonesia harus bersiap sebaik-baiknya berlatih tendangan penalti. Sebagai antisipasi menghindari nasib sial kalah dalam babak adu penalti.
Timnas Indonesia juga harus siap mental tidak terprovokasi apabila ada keputusan wasit yang menguntungkan pihak tuan rumah.Â
Masih teringat jelas bagaimana keputusan kontroversial wasit di leg pertama semi final yang membuat kerugian besar bagi Indonesia.Â
Wasit tidak memberikan penalti walau Ricky Kambuaya terlihat jelas dalam tayangan ulang dijatuhkan pemain Singapura di dalam kotak penalti.Â
Semoga saja faktor sial tersebut tidak menaungi Indonesia di leg kedua semi final. Kita harapkan perjuangan Evan Dimas dan kawan-kawan bisa berlanjut hingga pertandingan final.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H