Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tiga Tindakan Harmoko Pemicu Tumbangnya Orde Baru

4 Juli 2021   23:58 Diperbarui: 5 Juli 2021   00:15 920
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya baru saja pagi tadi menonton video YouTube yang menceritakan kegiatan pak Harmoko saat ini. Judul videonya "Hari-Hari Omong Harmoko."

Di video tersebut Harmoko menceritakan hobby-nya nonton wayang. Tokoh wayang favoritnya Gunungan. Dia juga sempat bercerita tantang tokoh Dasamuka.

Mantan Menteri Penerangan era Orde Baru itu sembari berbicara menertawakan istilah "Hari-hari Omong Kosong" yang mengejek dirinya.

Dia juga memberi jawaban alasan dirinya dulu sering berucap, 'menurut petunjuk bapak Presiden."

Harmoko salah satu menteri populer di era Orba. Hanya Moerdiono, Ali Alatas, BJ Habibie dan LB Moerdani, menteri Orba yang tingkat popularitas menyamai Harmoko di era 1980-90an.

 Harmoko terkenal karena acara Kelompencapir yang digagasnya. Serta Safari Ramadan politik untuk mendongkrak simpati rakyat kepada Partai Golkar.

Tiga tindakan Harmoko bakal dikenang sebagai pemicu tumbangnya Orba.

Pertama, saat dia membredel tiga media ternama yang terkenal keras mengkritik pemerintah Orba, yaitu Tempo, tabloid Detik, dan Editor.

Kedua, Harmoko yang posisinya sebagai ketua Golkar memaksa Soeharto untuk maju kembali sebagai Presiden RI. Padahal pak Harto sudah sempat berpikiran untuk mundur tak mau naik lagi jadi presiden, karena fisik sudah mulai menua.

Ketiga, Harmoko selaku ketua DPR/MPR meminta Soeharto mundur dari jabatan Presiden pasca kerusuhan besar di seantero Indonesia pada bulan Mei 1998.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun