Kabar sedih sekaligus mengerikan kembali hadir dari kancah persepakbolaan nasional. Sungguh suatu ironi, pada saat pemain bulu tangkis Indonesia bikin bangga dengan prestasi juara di China Open dan Bangka Belitung Masters, di tempat lain suporter sepak bola lokal Indonesia malah menjadi bar-bar suka membunuh orang lain.
Seorang pemuda berbadan gempal yang kemudian diketahui bernama Haringga Sirila dibunuh oleh beberapa pendukung Persib di kawasan Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).Â
Peristiwa pengeroyokan biadab di GLBA tersebut terjadi sebelum berlangsungnya pertandingan klasik antara Persib Bandung dan Persija Jakarta yang berkesudahan 3-2 buat kemenangan kesebelasan tuan rumah.
Dari bukti video yang terpantau di lini masa media sosial, secara membabi buta para orang yang memakai atribut pendukung Persib tanpa rasa berdosa menghajar bertubi-tubi kepala dan anggota badan korban yang sudah tak berdaya, sehingga korban tewas mengenaskan di lokasi kejadian.Â
Menurut desas-desus yang beredar, korban yang berlari ketakutan sempat meminta pertolongan kepada para pedagang yang berada di sekitar tempat kejadian perkara. Namun para pedagang di sana tidak ada yang berani menolong, karena situasi yang "panas" saat itu.
Dalam penelusuran saya di akun media sosial almarhum Haringga, dia mencantumkan alamat rumahnya di Jl. H. Djairi, RT.7/RW.2, Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.Â
Direktur Utama Persija Jakarta, Gede Widiade, sudah mengkonfirmasi bahwa suporter yang tewas di GBLA adalah bagian dari suporter Persija (Jakmania) yang berasal dari Cengkareng.
Gede Widiade secara terbuka mengaku sangat geram dengan kejadian ini. Dia merasa kecewa karena Jakmania yang datang ke stadion GBLA tidak dilindungi.Â

Sudah banyak nyawa suporter melayang di tahun 2018. Sebulan silam, 2 orang suporter Persitara Jakarta Utara tewas di Pasar Rebo saat akan mendukung tim kesayangannya bertanding.Â
Bulan Juli 2018 silam, seorang pemuda juga dikabarkan tewas usai menyaksikan laga derbi DIY antara PSIS Yogyakarta melawan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul.
Pada bulan April 2018, seorang suporter Arema FC menjadi korban dari kerusuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Beberapa hari sebelumnya, seorang Bonek tewas menjadi korban bentrokan di Solo setelah menyaksikan pertandingan PS Tira melawan Persebaya di Stadion Sultan Agung, Bantul.
Entah sampai kapan mental bobrok suporter Indonesia bisa diubah? Kalau begini terus sikap mental bobrok suporter sepak bola nasional, sebaiknya liga sepak bola Indonesia untuk sementara dibekukan atau dimatikan saja daripada bertambah banyak suporter yang mati sia-sia!
Turut berduka cita sedalam-dalamnya atas peristiwa tragis yang menimpa almarhum Haringga Sirila (anggota The Jak Cengkareng) yang menjadi korban pengeroyokan di stadion GBLA, Minggu siang kemarin.
Tidak ada satu kemenangan pun sebanding dengan nyawa! Selamatkan sepak bola Indonesia dari ajang pembantaian!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI