Mohon tunggu...
Yos Mo
Yos Mo Mohon Tunggu... Editor - Tourism worker until 2010; Digipreneur since 2010

you can contact me at bolafanatik(at)Gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Hubungan Erat Prancis-Kroasia, Francezarije dari Illyrian, Paris, hingga Moskow

15 Juli 2018   19:26 Diperbarui: 16 Juli 2018   01:30 781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gelaran turnamen sepak bola terakbar, Piala Dunia, akan segera berakhir. Partai puncak yang mempertemukan timnas Prancis dan Kroasia, beberapa jam mendatang dilangsungkan di Stadion Luzhniki, Moskow.

Prancis dan Kroasia sama-sama belum terkalahkan dalam perjalanan ke final Piala Dunia 2018. Kedua tim tersebut dengan rasa percaya diri tinggi bakal menjalani pertandingan pamungkas, demi bisa mengangkat trofi Piala Dunia.

Jarak Paris ibukota Prancis dengan Zagreb ibukota Kroasia sejauh 1380 kilometer lebih. Kroasia dan Prancis terpisahkan oleh negara Jerman, Austria dan Slovenia. Walau berjarak jauh, sudah sejak lama Prancis dan Kroasia memiliki hubungan erat yang unik, baik dalam perjalanan sejarah bangsa, maupun dalam pencapaian di dunia sepak bola.

Orang Prancis sudah dikenal lama sebagai bangsa penakluk yang punya banyak jajahan di berbagai benua. Napoleon Bonaparte adalah satu sosok ikon yang melambangkan kebesaran Prancis sebagai bangsa penakluk.

Orang Kroasia punya identitas sebagai petarung. Para orang Kroasia sudah teruji tahan banting, dapat bertahan dalam berbagai situasi sulit akibat peperangan. 

Banyak olahragawan Kroasia yang semula diremehkan, telah menjadi sosok legenda karena etos pantang menyerah yang mereka tampilkan di atas lapangan. Mereka antara lain adalah petenis Goran Ivanisevic, dan pemain ski wanita Janica Kostelic. Juga belasan pemain sepak bola Kroasia yang telah mencicipi berbagai gelar juara bergengsi di daratan Eropa, semisal Davor Suker, Zvonimir Boban, dan Luka Modric. 

Zvonimir Boban berjaya bersama Kroasia dan AC Milan di era 1990-an/ foto: croatiaweek.com
Zvonimir Boban berjaya bersama Kroasia dan AC Milan di era 1990-an/ foto: croatiaweek.com
Francezarije & Imperium Prancis di Provinsi Illyrian

Hubungan mula-mula antara bangsa Prancis dan Kroasia terjadi pada tahun 800-an, saat para biarawan Katolik Benediktin membangun biara-biara di wilayah Kroasia.

Hubungan diplomatik pertama antara Prancis dan Kroasia terjadi saat pembentukan konsulat di Dubrovnik. Hubungan antara kedua negara itu dikenal sebagai 'francezarije'.

Bangsa Prancis sudah melakukan penaklukkan ke berbagai benua sejak abad 17, namun Imperium Prancis pertama bisa terwujud di awal abad 19 melalui sosok penakluk Napoleon Bonaparte. Sebagian besar wilayah Kroasia pada masa itu dikuasai oleh Prancis, dengan cara Napoleon Bonaparte membentuk provinsi Illyrian.

Otonomi Prancis menegakkan peraturan penting di provinsi Illyrian, dengan cara memperkenalkan kesetaraan di depan hukum, wajib militer dan sistem pajak yang seragam, menghapuskan hak-hak istimewa pajak tertentu yang sebelumnya dimiliki para bangsawan, memisahkan kekuasaan antara negara dan gereja.

wilayah provinsi Illyrian dan lambang provinsi yang digunakan/ ilustrasi: wikipedia.org
wilayah provinsi Illyrian dan lambang provinsi yang digunakan/ ilustrasi: wikipedia.org
Masa kekuasaan Prancis di provinsi Illyrian berlangsung singkat, namun berbagai aspek budaya dan cara pandang politik ala Prancis telah mempengaruhi orang-orang Kroasia. Etos petarung yang dimiliki oleh orang Kroasia secara tidak langsung berhubungan dengan jiwa penakluk orang Prancis.

Pada tahun 1918, bangsawan kerajaan Serbia, Kroasia, dan Slovenia sepakat melakukan unifikasi. Tiga kerajaan yang pernah masuk dalam wilayah provinsi Illyrian tersebut, sepakat untuk bersatu dalam federasi Yugoslavia. Makedonia, Montenegro, Bosnia dan Herzegovina kemudian menyusul ikut masuk Yugoslavia.

Les Bleus & Vatreni Buat Prestasi Tertinggi di Paris

Prancis dan Yugoslavia berbarengan ikut serta dalam Piala Dunia edisi perdana tahun 1930 yang berlangsung di Uruguay. Timnas Prancis tersingkir cepat di fase grup. Namun, striker Prancis, Lucien Laurent, mencatatkan namanya dalam buku sejarah sepak bola sebagai pencetak gol pertama di Piala Dunia.

Lucien Laurent pencetak gol pertama di Piala Dunia/ foto: mexico.as.com
Lucien Laurent pencetak gol pertama di Piala Dunia/ foto: mexico.as.com
Prestasi Yugoslavia menjulang tinggi di Piala Dunia 1930 dengan mencapai babak semifinal. Timnas Yugoslavia saat itu diperkuat oleh sebagian besar pemain asal Serbia dan Kroasia. Ada tiga pemain Yugoslavia main di Liga Prancis, salah satunya adalah Ivan Bek yang membuat 3 gol di Piala Dunia 1930.

Timnas Yugoslavia cukup disegani dari era 1930-an hingga era 1990-an. Yugoslavia sempat kembali menembus semifinal Piala Dunia 1962, perempat final Piala Dunia 1954, 1958, 1990, serta dua kali jadi runner-up Piala Eropa di tahun 1960 dan 1968.

Negara federasi Yugoslavia terpecah-belah pada medio awal 1990-an. Kroasia mendeklarasikan kemerdekaan pada tanggal 25 Juni 1991. Pada era ini pemain-pemain terbaik Kroasia merintis karir di berbagai liga elit Eropa, paling banyak main membela klub di Liga Italia.

Prancis sempat menjadi tuan rumah Piala Dunia pada tahun 1938, namun belum mampu menjadi juara karena tersingkir di perempat final. Setelah itu prestasi terbaik Prancis sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia 1998 adalah meraih peringkat ketiga di Piala Dunia 1986.

Masa kelam dijalani oleh timnas Prancis sebelum menjadi tuan rumah Piala Dunia untuk kedua kalinya. Les Bleus tak mampu masuk putaran final Piala Dunia tahun 1990 dan 1994.

Piala Dunia 1998 jadi kenangan indah bagi Les Bleus dan Vatreni. Dalam gelaran Piala Dunia 1998 inilah Prancis dan Kroasia mencatatkan prestasi terbaik di Piala Dunia. 

Prancis meraih titel juara Piala Dunia 1998/ foto: fifa.com
Prancis meraih titel juara Piala Dunia 1998/ foto: fifa.com
Walau bertindak sebagai tuan rumah, tak begitu banyak orang yang menjagokan Les Bleus dapat menjuarai Piala Dunia 1998, mengingat Prancis tak mampu lolos dalam dua edisi Piala Dunia sebelumnya. Belum lagi pada saat itu prestasi timnas Brasil, Italia serta Jerman sedang bagus-bagusnya.

Pelatih kharismatik Aime Jacquet yang mampu mengobarkan semangat pemenang dan persatuan kepada anggota skuat Prancis yang disesaki keturunan imigran.

Les Bleus mampu merebut trofi Piala Dunia 1998 berbekal diperkuat oleh-oleh pemain bertalenta spesial macam Zidane, Thierry Henry, Lilian Thuram, Marcel Desailly, Patrick Vieira, Djorkaeff, Fabien Barthez, Trezeguet, Karembeu, Didier Deschamps, Lizarazu dan Emmanuel Petit. 

Dalam perjalanan meraih juara Piala Dunia 1998, Les Bleus terlebih dulu menaklukkan Brasil dan Italia yang merupakan finalis Piala Dunia 1994.

Timnas Kroasia hadir sebagai debutan di Piala Dunia 1998. Dua tahun sebelumnya, Vatreni membuat prestasi cukup mentereng dalam debut di Piala Eropa dengan mencapai perempat final.

Vatreni berhasil melewati fase grup Piala Dunia 1998 setelah ungguli Jamaika dan Jepang, walau kalah hadapi Argentina. Mentalitas petarung diperlihatkkan oleh para pemain Kroasia di fase knock out. 

Kroasia melewati babak 16 besar setelah menang 1-0 atas Rumania. Pada saat itu Rumania lebih dijagokan karena empat tahun sebelumnya mencapai perempat final Piala Dunia, juga masih diperkuat pemain-pemain hebat macam Gheorge Hagi, Phopescu, Lacatus, Petrescu dan Adrian Illie.

Vatreni di perempat final Piala Dunia 1998 membuat kemenangan yang mengguncang dunia. Kroasia secara luar biasa menghabisi Jerman dengan skor telak 3-0.

pertemuan Prancis dengan Kroasia di semifinal Piala Dunia 1998/ foto: fifa.com
pertemuan Prancis dengan Kroasia di semifinal Piala Dunia 1998/ foto: fifa.com
Di semifinal, kiprah ajaib sang petarung Kroasia akhirnya terhadang oleh oleh sang penakluk Prancis. Dua gol yang dibikin oleh Lilian Thuram membawa Prancis unggul 2-1 atas Kroasia.

Davor Suker dan Zvonimir Boban bintang Kroasia di Piala Dunia 1998/ foto: fifa.com
Davor Suker dan Zvonimir Boban bintang Kroasia di Piala Dunia 1998/ foto: fifa.com
Kroasia segera mengobati luka kekalahan di semifinal, dengan cara mengalahkan Belanda dalam perebutan juara ketiga Piala Dunia 1998. Prestasi hebat Vatreni semakin istimewa dengan keberhasilan Davor Suker merebut Golden Boot Piala Dunia 1998 berkat 6 gol yang dibuatnya.

Kroasia atau Prancis yang Meraih Trofi Piala Dunia di Moskow?

20 tahun berlalu sejak Prancis dan Kroasia bersamaan meraih prestasi terbaik di Piala Dunia 1998. Takdir akhirnya mempertemukan Prancis dan Kroasia dalam pertandingan puncak Piala Dunia 2018. 

Prancis hadir di Piala Dunia 2018 diiringi optimisme tinggi meraih juara. Les Bleus datang ke Rusia dengan membawa banyak pemain yang tampil cemerlang di Piala Eropa dua tahun silam.  

Hugo Lloris, Varane, Giroud, Griezmann, Matuidi dan Paul Pogba yang cemerlang di Piala Eropa 2016, masih diandalkan pelatih Didier Deschamps sebagai pemain pilar di Piala Dunia tahun ini. 

pemain inti Les Bleus di Piala Dunia 2018/ foto: fifa.com
pemain inti Les Bleus di Piala Dunia 2018/ foto: fifa.com
Dengan materi pemain yang dimiliki saat ini, Prancis jadi salah satu favorit juara di Piala Dunia 2018. Namun, perjalanan Les Bleus menuju final tidaklah mudah. 

Prancis sempat kesulitan di fase grup Piala Dunia 2018. Les Bleus hanya menang tipis atas Australia dan Peru, juga ditahan seri oleh Denmark. 

Mental pemenang diperlihatkan pemain-pemain Prancis saat menaklukkan tim-tim kuat di fase babak knock-out. Di babak 16 besar, Prancis sukses menaklukkan Argentina yang diperkuat pemain terbaik dunia, Lionel Messi. Performa luar biasa Kylian Mbappe yang mencetak sepasang gol, membantu Prancis menang 4-3 atas Argentina. 

Di perempat final, giliran Antoine Griezmann yang bermain gemilang di lini depan Prancis. Satu gol serta satu assist dari Griezmann menolong Prancis untuk kalahkan Uruguay dengan skor 2-0. 

Ujian berat berikutnya berhasil dilewati oleh Prancis saat berhadapan dengan 'generasi emas' timnas Belgia. Berkat gol sundulan Samuel Umtiti, Prancis akhirnya menang 1-0 atas Belgia, sekaligus memastikan satu tempat di final Piala Dunia 2018. 

Tak banyak orang yang menduga, Kroasia bakal mampu melaju hingga ke final. Kroasia hampir nyaris gagal lolos ke Piala Dunia 2018 yang berujung pada pemecatan pelatih Ante Cacic.


Federasi sepak bola Kroasia lantas memilih Zlatko Dadic sebagai pelatih timnas sejak awal Oktober 2017. Dadic berhasil membawa Kroasia lolos ke Piala Dunia 2018, setelah mengantarkan negaranya tak terkalahkan dalam empat pertandingan kualifikasi Zona Eropa. 

Zlatko Delic/ foto: fifa.com
Zlatko Delic/ foto: fifa.com
Tetapi, Kroasia sempat menderita dua kekalahan dalam empat laga uji coba sebelum Piala Dunia 2018, sehingga banyak yang meragukan Kroasia dapat tampil gemilang di Rusia.

Vatreni langsung perlihatkan penampilan impresif sejak fase grup Piala Dunia 2018. Kroasia menyapu bersih kemenangan di grup D, menang 2-0 atas Nigeria, menghabisi Argentina 3-0, serta mengungguli Islandia 2-1. 

Semangat pantang menyerah diperlihatkan para pemain Kroasia di babak knock out. Pemain Kroasia mampu mengabaikan rasa lelah, sehingga dapat melewati babak 16 besar, perempat final, dan semifinal yang semuanya berlangsung selama 120 menit, plus dua kali menjalani adu penalti. 

pemain timnas Kroasia tak kenal lelah/ foto: fifa.com
pemain timnas Kroasia tak kenal lelah/ foto: fifa.com
Kroasia sempat terlebih dulu tertinggal 0-1 saat tampil di 16 besar, perempat final, dan semifinal, namun akhirnya memenangkan pertandingan. Rentetan comeback manis tersebut memperlihatkan mental pemenang yang dimiliki oleh pemain-pemain Kroasia. 

Kesamaan dari Les Bleus Prancis dan Vatreni Kroasia adalah tidak hanya mengandalkan penyerang saja untuk menjebol gawang lawan. Hingga semifinal, sudah ada tiga bek Prancis yang mencetak gol di Piala Dunia 2018. Di pihak Kroasia, sudah enam gol dibuat oleh pemain tengah. 

selebrasi gol pemain Prancis/ foto: fifa.com
selebrasi gol pemain Prancis/ foto: fifa.com
Ratusan juta penggemar sepak bola di seantero dunia pasti sudah tak sabar menantikan, kesebelasan mana yang akan mencatatkan sejarah sebagai juara dalam pertandingan final Piala Dunia 2018. 

Didier Deschamps siap cetak sejarah juara Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih/ foto: fifa.com
Didier Deschamps siap cetak sejarah juara Piala Dunia sebagai pemain dan pelatih/ foto: fifa.com
Francezarije yang terjalin antara Prancis dan Kroasia sejak ratusan tahun lalu, sebentar dulu dikesampingkan dalam final Piala Dunia di Stadion Luzhniki, Moskow. Mari kita nikmati pertarungan di lapangan hijau antara sang penakluk Prancis dengan sang petarung Kroasia, dan jangan nonton bola tanpa kacang Garuda.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun